AS Umumkan Strategi Indo-Pasifiknya, Bersumpah Melawan Beijing dan Menjaga Perdamaian di Selat Taiwan

Liu Minghuan

Belum lama ini Gedung Putih merilis dokumen tinjauan strategis berjudul “Strategi Indo-Pasifik AS”, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat akan fokus di seluruh pelosok kawasan Indo-Pasifik, dari Asia Selatan hingga Kepulauan Pasifik. Tujuannya untuk memperkuat kehadiran dan komitmen jangka panjang Amerika Serikat di kawasan.

“Upaya kolektif kami selama dekade berikutnya akan menentukan apakah Tiongkok dapat  mengubah aturan Indo-Pasifik dan dunia yang telah menguntungkannya di masa lalu,” kata dokumen itu.

Dalam dokumen juga disebutkan bahwa Amerika Serikat berjanji untuk memodernisasi aliansi, memperkuat kemitraan yang muncul dan berinvestasi dalam organisasi regional.

Dokumen tersebut secara khusus menyoroti peran penting “One Strong India” sebagai mitra dalam visi regional yang positif.

Dokumen itu mengatakan Amerika Serikat akan berusaha untuk membentuk “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka” “melalui jaringan aliansi yang kuat dan saling memperkuat.”

Di bawah rencana aksi untuk 12 hingga 24 bulan ke depan, Washington  “secara signifikan memperluas” kehadiran diplomatiknya di Asia Tenggara dan pulau-pulau Pasifik, dan memprioritaskan negosiasi kunci dengan negara-negara kepulauan Pasifik, kata dokumen itu. Pembicaraan  melibatkan akses militer AS, tampaknya terhenti selama setahun terakhir.

“Kami akan fokus pada bantuan keamanan Indo-Pasifik, termasuk membangun kemampuan maritim dan kesadaran maritim,” kata dokumen itu.

Mengenai masalah Taiwan, isi dokumen  mengatakan bahwa Washington akan bekerja dengan mitra di dalam dan di luar Indo-Pasifik untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Dokumen tersebut menegaskan kembali rencana AS untuk meluncurkan “Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik” pada awal 2022, sebuah inisiatif yang diharapkan akan mengisi sebagian kesenjangan yang ditinggalkan oleh penarikan Presiden Donald Trump dari kerangka perdagangan multilateral kawasan itu pada 2017.

Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa dokumen itu tidak berisi strategi Tiongkok yang lebih luas dari pemerintahan Biden.

“Strategi Tiongkok kami dalam lingkup global. Amerika Serikat mengakui Indo-Pasifik adalah kawasan yang sangat kompetitif,” katanya.

Sementara Amerika Serikat merilis dokumen strategi Indo-Pasifik, Menteri Luar Negeri AS Blinken sedang mengunjungi kawasan Indo-Pasifik.

Dunia percaya bahwa di bawah situasi dua krisis besar di Ukraina dan Taiwan muncul pada saat yang sama, langkah AS menunjukkan pentingnya Amerika Serikat untuk kawasan Indo-Pasifik.

Para pemimpin Partai Komunis Tiongkok dan Rusia bertemu di Beijing pada 4 Februari lalu. Mereka mengumumkan bahwa hubungan antara kedua pihak melampaui model perang dingin aliansi militer-politik.

“Tidak ada akhir dari persahabatan antara kedua negara, dan tidak ada area terlarang untuk kerjasama,” kata kedua pihak dalam sebuah pernyataan bersama.

Pernyataan para pemimpin Tiongkok dan Rusia tersebut, dipandang sebagai upaya untuk bersama-sama menentang Amerika Serikat dan membangun tatanan internasional baru. Yang mana, berdasarkan interpretasi mereka sendiri tentang hak asasi manusia dan demokrasi.

Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, dan masih terus bertambah. Menlu AS Blinken memperingatkan pada tanggal 11 Februari lalu, bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai kapan saja, termasuk selama Olimpiade Musim Dingin Beijing. (hui)