Meditasi: Pencarian untuk Ketenangan dan Niat Batin

CONAN MILNER

Luangkan waktu sejenak untuk menjernihkan pikiran. Lepaskan obrolan keraguan dan obsesi, dan diam saja.

Meditasi adalah sebuah gagasan yang sederhana, namun menantang dalam praktiknya. Dalam dunia yang penuh dengan gangguan, mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan sebuah pikiran yang jernih untuk setiap rentang waktu membutuhkan upaya khusus. Tetapi, orang-orang yang berlatih disiplin misterius ini mengatakan upaya khusus tersebut adalah sepadan dengan usaha yang dilakukannya.

Pencerahan telah lama menjadi tujuan meditasi, tetapi standarnya tidak biasanya mulai begitu tinggi. Saat ini, meditasi sering dipromosikan sebagai sebuah cara yang bebas-obat untuk bersantai, mengurangi stres, dan meningkatkan fokus mental. Sejumlah penelitian mensahkan manfaat kesehatan dari meditasi. Beberapa dokter menganjurkannya.

Tetapi dorongan untuk bermeditasi jauh melampaui lingkup ilmu pengetahuan modern. bagi Nicole Fiene, seorang perwakilan penjualan dari Massapequa, New York, mengatakan meditasi mampu mengisi sebuah kekosongan jiwanya yang sangat mendalam yang belum pernah dialaminya.

“Saya berada dalam sebuah siklus perasaan yang tidak pernah puas yang konstan dengan semua yang saya lakukan,” kata Nicole Fiene. 

“Saya menjalani sebuah kehidupan yang indah penuh dengan petualangan-petualangan yang menyenangkan dan menjalin persahabatan-persahabatan khusus—–selalu bepergian ke tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru, dan mengupayakan berbagai hal. Tetapi di dalam jiwa ini, semua itu tidak pernah cukup; saya selalu menginginkan lebih.”

Nicole Fiene mengatakan bahwa bukannya merasa terinspirasi, malahan pencariannya yang terus-menerus untuk rangsangan membuat perasaannya terkuras. Ia sangat bergantung pada banyak zat demi melewati hari.

Tetapi ketika COVID-19 melanda tahun lalu, Nicole Fiene terpaksa mengubah rutinitasnya. Di bawah karantina, semua aktivitas dan gangguan yang dia terbiasa ia hadapi tidak ada lagi. Akibatnya, ia tidak dapat lagi menyembunyikan perasaan menyakitkan yang ia tekan sebelumnya.

Praktisi Falun Gong di Union Square di New York pada 12 Mei 2016. (Benjamin Chasteen/Epoch Times)

“Sebagian diri saya tahu bahwa alasan saya mengalami rasa sakit seperti itu adalah karena apa yang akan terjadi selanjutnya bagi saya akan sangat luar biasa,” kata Nicole Fiene. 

“Saya tahu bahwa jika saya ingin memperbaiki ini semua, saya harus sampai ke akar-akarnya, dan saya tahu apa pun yang saya alami adalah spiritual,” ujarnya.

Nicole Fiene tidak tahu harus mulai dari mana, tetapi arahan datang sekitar satu hari kemudian. Berbicara dengan seorang rekan bisnis yang akrab melalui telepon, Nicole Fiene mengakui kebobrokan emosional dan spiritual yang dialaminya selama karantina, dan ia mencari sesuatu untuk mengatasinya. 

Rekannya tersebut menganjurkan agar Nicole Fiene mencoba sebuah latihan meditasi yang disebut Falun Gong. Nicole Fiene menemukan instruksi untuk latihan Falun Gong di internet. Ia mencoba latihan tersebut dan segera merasa lebih baik.

“Saya merasakan suatu sirkulasi energi di seluruh lengan saya, dan untuk pertama kalinya di untuk sekian lama, saya merasakan kedamaian dan keamanan yang luar biasa ini,” kata Nicole Fiene. 

“Saya tidak tahu apa-apa mengenai latihan ini, tetapi dalam hati saya, saya tahu inilah yang akan menarik saya keluar dari kegelapan mental yang sedang saya alami.”

Akar-Akar di Tiongkok

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan meditasi tradisi aliran Buddha. Selain meditasi dalam posisi duduk yang klasik, latihan juga mencakup empat latihan meditasi dalam posisi berdiri dengan gerakan yang lambat. Latihan tersebut adalah sederhana untuk dipelajari, tetapi orang-orang yang mempraktikkannya mengatakan bahwa latihan itu membawa perasaan damai yang mendalam.

“Terkadang setelah bermeditasi, saya merasakan dengungan energi yang menenangkan ini di semua bagian tubuh dan pikiran saya, dan hal itu ditambah dengan kebaikan dan ketenangan,” kata Nicole Fiene.

Praktisi Falun Dafa dalam sesi latihan kelompok di Kota Shenyang, Tiongkok, pada tahun 1998. (Minghui)

Saat ini, Falun Gong dipraktekkan di lebih dari 80 negara, tetapi Falun Gong dimulai di Tiongkok—–sebuah tempat dengan tradisi panjang dari latihan meditasi yang gerakan yang lambat yang dikenal sebagai qigong (latihan energi).

Baik di taman dalam kelompok besar atau pun di rumah, orang-orang Tiongkok telah berlatih berbagai jenis qigong selama berabad-abad. Tai chi mungkin adalah yang paling dikenal. Falun Gong hampir tidak dikenal sampai awal tahun 1990-an, tetapi dikatakan sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut pendiri Falun Gong, Mr Li Hongzhi, sebelum ia memodifikasi sedikit Falun Gong dan memperkenalkannya ke masyarakat di Tiongkok, Falun Gong adalah sebuah praktik tipe yang diturunkan dari guru ke murid.

Mr Li Hongzhi memberikan ceramah-ceramah mengenai Falun Gong di beberapa kota di Tiongkok selama beberapa waktu tahun, dan minat terhadap Falun Gong sebagian besar disebar dari mulut ke mulut.

Bahkan, Falun Gong berkembang menjadi sangat populer dengan sangat cepat. Pada tahun 1999, Falun Gong telah berkembang menjadi latihan qigong terbesar dan tercepat berkembang di Tiongkok. Rezim Tiongkok memperkirakan bahwa 70 juta orang berlatih Falun Gong, termasuk beberapa pejabat tinggi rezim Tiongkok. Kontras sekali : Kelas-kelas adalah gratis dan terbuka untuk siapa saja, dan testimoni-testimoni dari pengalaman-pengalaman positif meningkatkan minat orang-orang. Banyak orang yang melaporkan peningkatan yang signifikan dari kesehatan dan kondisi pikiran mereka dari berlatih Falun Gong.

Jane Pang ingat pertama kali belajar Falun Gong di Tiongkok 25 tahun yang lalu. Saat ini, ia adalah kepala sekolah berusia 45 tahun yang tinggal di Toronto. Dahulu, ia kuliah di sebuah universitas Tiongkok, di mana kadang ia berlatih qigong dengan sekelompok rekan-rekan mahasiswa di waktu senggang. Ketika salah satu rekan qigongnya memperkenalkannya pada Falun Gong pada tahun 1996, Jane Pang tahu ia telah menemukan sesuatu yang istimewa.

Sekitar 5.200 praktisi Falun Gong dari Taiwan melakukan latihan di Liberty Square di Aula Peringatan Chiang Kai-shek di Taiwan pada tanggal 1 Mei. (Sun Xiangyi / The Epoch Times)

“Saya pernah berlatih qigong, tetapi tidak merasa seperti waktu saya berlatih Falun Dafa, [Dafa] memberi saya banyak kedamaian batin dengan segera,” kata Jane Pang. 

Perubahan terbesar yang pertama kali diperhatikan Jane Pang dari Falun Gong yaitu Falun Gong menenangkannya. Jane Pang adalah seorang mahasiswa yang sangat berdedikasi, tetapi merasa sangat stres dari semua tekanan yang dialaminya, dan penuh kecemasan. Meditasi Falun Gong membantunya mengendalikan kecemasannya.

“Meditasi membantu saya secara fisik, Saya semakin mampu mengendalikan tubuh fisik saya. Saya dapat memberi rasa aman pada diri saya dan menenangkan diri saya. Saya tidak khawatir dengan hasil-hasil tersebut. Saya pikir itu adalah sebuah perubahan yang besar bagi saya,” ” kata Jane Pang.

Pada awalnya, rezim Tiongkok senang dengan hasil yang bermanfaat bagi orang-orang seperti Jane Pang pernah berpengalaman dengan Falun Gong. Beberapa pejabat bahkan mencatat bagaimana Falun Gong dapat menghemat uang untuk biaya perawatan kesehatan. Seorang pejabat dari Komisi Olahraga Nasional Tiongkok mengatakan kepada US News and World Report bahwa pengaruh Falun Gong dapat menghemat biaya pengobatan sebesar 1.000 yuan untuk setiap penduduk per tahun, dan manfaat-manfaat tersebut bertambah.

“Jika 100 juta orang mempraktikkan Falun Gong, itu berarti penghematan biaya pengobatan sebesar 100 miliar yuan per tahun,” kata pejabat tersebut.

Tetapi pada tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok mengubah kebijakannya. Pejabat-pejabat top tiba-tiba menjadi khawatir bahwa Falun Gong menjadi terlalu populer, dan takut akan pengaruh suatu segmen yang begitu besar dari penduduk yang terlibat dalam sebuah kegiatan di luar kendali komunis. Mungkin kekhawatiran yang paling serius, Falun Gong berakar kuat pada kebudayaan tradisi Tiongkok, sesuatu yang telah dihancurkan oleh Partai Komunis Tiongkok sejak rezim Tiongkok didirikan pada tahun 1949. Sosialisme dan ateisme secara efektif menjadi agama negara.

Buku-buku Falun Gong diperintahkan untuk dibakar, latihan-latihan Falun Gong dilarang, dan sebuah kampanye propaganda yang besar untuk menjelek-jelekkan Falun Gong  dilakukan oleh hampir setiap outlet media di Tiongkok–—semuanya beroperasi di bawah kendali negara yang ketat.

Ribuan praktisi Falun Gong pergi ke ibukota Tiongkok untuk mengajukan banding atas apa yang mereka yakini sebagai sebuah keputusan sesat oleh Partai Komunis Tiongkok. 

Di tahun 1999, Jane Pang pergi ke Beijing untuk meyakinkan pihak-pihak berwenang bahwa Falun Gong adalah baik, Falun Gong tidak berpolitik atau Falun Gong bukanlah ancaman apapun terhadap rezim Tiongkok. 

Falun Gong adalah sesuatu yang harus diselenggarakan. Seperti banyak praktisi Falun Gong lainnya di Tiongkok pada saat itu, Jane Pang berpikir bahwa jika orang-orang yang berkuasa dapat mendengar pengalaman positif yang dialaminya, yang akan mengubah pikiran orang-orang yang berkuasa itu.

“Kami ingin mereka tahu bahwa seharusnya tidak ada kekhawatiran,  Saya pikir jika saya pergi ke sana dan membagikan cerita saya, maka akan membantu mereka untuk memahami apa itu Falun Gong,”  kata Jane Pang.

Jeanne Mitchell berlatih Falun Dafa ke-5

Namun, seruan semacam ini tampaknya mengintensifkan tekad Tiongkok untuk membasmi Falun Gong. Setelah mereka tiba di Beijing untuk banding, Jane Pang dan praktisi Falun Gong lainnya dipenjara.

Jane Pang mengatakan ia diculik di jalan, dimasukkan ke dalam bus, dan dibawa ke beberapa pusat penahanan selama beberapa hari ke depan. Ia disiksa, kelaparan, dan ditolak akses ke kamar kecil. Ia juga tidak punya ide di mana ia berada.

“Saya sangat, sangat takut, Aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada anggota keluarga saya. Saya merasa bahwa setiap saat, saya dapat mati. Dan jika mereka membunuh saya, keluarga saya tidak akan pernah tahu bagaimana saya mati,” kata Jane Pang.

Setelah diproses di lima atau enam pusat penahanan yang berbeda, Jane Pang akhirnya dibawa ke sebuah kamp kerja paksa di mana ia menghabiskan waktu selama dua tahun.

Pengalaman itu dirancang untuk menghancurkan tahanan-tahanan seperti Jane Pang dari kepatuhan mereka terhadap Falun Gong. Ironisnya, hal tersebut memperdalam dedikasi Jane Pang.

“Bahkan jika saya hanya punya satu atau dua menit untuk diri sendiri, saya akan menutup kedua mata saya dan  melakukan meditasi. Saya berupaya mendapatkan kedamaian secara internal,” kata Jane Pang. 

“Tubuh fisik saya memburuk akibat siksaan, tetapi secara mental saya tidak runtuh. Meditasi banyak membantu saya dalam situasi yang begitu sulit,” tegasnya. 

Kesehatan Lebih Baik, Pandangan Lebih Cerah

Falun Gong memiliki unsur-unsur yang mirip dengan Buddhisme dan Taoisme, tetapi Falun Gong juga memiliki karakteristik-karakteristik yang unik. Selain menyediakan metode-metode untuk menjernihkan pikiran dan menggerakkan energi melalui tubuh, Falun Gong juga mengajarkan praktisi-praktisi untuk meningkatkan karakter mereka. Ini berarti melakukan yang terbaik untuk menjadi seseorang yang baik dalam setiap situasi kehidupan. Tiga prinsip panduan dari Falun Gong adalah Sejati, Baik, dan Sabar.

Orang-orang yang hidup dengan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar ini mengatakan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengatasi hampir semua hal. Jane Pang mengatakan bahwa bahkan saat ini ia merasa rasa perlindungan yang mendalam.

“Apa pun yang terjadi dalam hidup anda, hati anda tidak dapat disentuh. Bisa jadi dalam situasi yang ekstrem,  anda merasa tenang karena merasa terlindungi, Saya sudah mampu melalui begitu banyak situasi sulit karena latihan meditasi Falun Gong. Saya mendapat manfaat sejak hari pertama latihan meditasi Falun Gong,” kata Jane Pang. 

Falun Gong berasal dari Tiongkok, tetapi orang-orang yang berlatih Falun Gong saat ini memuji dari seluruh dunia. Salah satunya adalah Tabitha Smile yang berusia 45 tahun. Pada tahun 2014, Tabitha Smile adalah seorang orangtua tunggal dari dua remaja dan bekerja di perusahaan ketika ia memutuskan ingin mencari sebuah latihan meditasi.

Tabitha Smile memiliki beberapa pengetahuan sebelumnya mengenai praktik meditasi yang ditemukan di Asia karena waktu yang dihabiskan di Timur Jauh. Banyak waktu masa kecilnya dihabiskan di Jepang, dan ia juga mengunjungi Korea dan Taiwan.

Tetapi ia menemukan Falun Gong di sebuah ruangan di atas toko Whole Foods di Portland, Oregon, di mana ia bertemu dengan satu kelompok kecil setempat untuk mempelajari latihan-latihan. Ia mengatakan itu adalah suasana santai di mana ia merasa nyaman untuk pergi dengan langkahnya sendiri. Tetapi ia segera melihat manfaat yang sangat besar.

“Pertama kali saya melakukan latihan Falun Dafa di kelompok tersebut, saya merasakan kehangatan dan getaran lembut di seluruh tubuh saya. Saya merasa sangat ringan dan luar biasa, dan saya tahu saya telah menemukan latihan yang benar,” ujarnya.

“Selama berminggu-minggu setelah latihan, saya merasakan jenis getaran rotasi di mana-mana di seluruh tubuh saya,” katanya.

Dalam beberapa bulan, sakit punggung kronis yang diderita Tabitha Smile hilang, dan masalah kulit yang mengganggunya selama bertahun-tahun akhirnya hilang.

“Saya juga merasakan peningkatan energi,” katanya.

Jika anda baru saja mengenal kebudayaan Tiongkok, banyak filosofi Falun Gong mungkin tampak aneh pada awalnya. Pembicaraan mistik mengenai saluran energi, kekuatan

keheningan batin, dan akumulasi kebajikan sebagai sebuah substansi fisik yang nyata yang adalah bagian kebudayaan tradisional Asia. Tetapi orang-orang Barat yang tertarik dapat menemukan hubungan dengan ide-ide ini.

Para praktisi Falun Gong sering mengatakan menemukan Falun Gong adalah sebuah titik yang sangat penting dalam hidup mereka. Joseph Gigliotti, seorang ahli chiropraktik berusia 29 tahun, pertama kali diperkenalkan kepada Falun Gong hampir tujuh tahun yang lalu saat menimba ilmu di perguruan tinggi chiropraktik.

“Saat situ aya mulai melihat bahwa saya memiliki beberapa masalah karakter saya yang serius. Saya mencari sebuah disiplin spiritual yang otentik yang dapat membantu saya menjadi dewasa dan menjadi orang yang lebih baik,” kata Joseph Gigliotti. 

“Ketika seorang teman memberitahu saya mengenai Falun Gong, saya dengan segera langsung tahu bahwa Falun Gong adalah unik, otentik, dan sangat kuat,” tambahnya. 

Joseph Gigliotti mengatakan sebelumnya ia berjuang dengan kecemasan dan depresi, tetapi dengan berlatih Falun Gong, masalah ini hilang begitu saja.

“Saya tidak pernah membayangkan perubahan yang akan terjadi dalam diri saya,” kata Joseph Gigliotti.

“Falun Dafa telah meninggalkan bekas permanen pada siapa saya, dan Falun Dafa telah mengubah semua hubungan saya.”

Saat ini, Joseph Gigliotti mengatakan meditasi telah menjadi bagian integral hidupnya. Meditasi telah mengajarinya untuk memikirkan orang lain terlebih dahulu, dan untuk melihat ke dalam diri sendiri kapan pun saat ia menghadapi cobaan seberat apa pun.

“Dalam banyak hal, Falun Gong menyelamatkan hidup saya,Saya tidak akan menjadi saya sekarang ini tanpa Falun Gong. Adalah sangat menyenangkan dapat duduk dan menenangkan pikiran saya,” ” kata Joseph Gigliotti. 

“Saat bermeditasi, rasanya seperti membersihkan pikiran dan tubuh saya. Benar-benar menyenangkan. Kadang meditasi juga menantang dan membantu saya untuk melunakkan diri sendiri.”

Sebuah Penemuan yang Berharga

Banyak praktisi Falun Gong mengatakan mereka menghargai Falun Gong karena perjalanan–—pencarian yang mereka lakukan untuk menemukan Falun Gong. Tetapi kadang Falun Gong yang menemukan mereka.

Itulah yang terjadi pada seorang guru musik sekaligus fotografer yang berusia 63 tahun, Syl Lebar. Tahun 2004, Syl Lebar sedang mencari informasi mengenai sebuah gaya tai chi dikenal sebagai “wu,” tetapi untuk beberapa alasan, hasil pencarian itu tetap membawa Syl Lebar ke Falun Gong.

“Setiap kali saya mencari, Google hanya menunjukkan halaman dan halaman Falun Dafa. Saya pernah mendengar Falun Dafa sebelumnya, tetapi bukan Falun Dafa yang saya cari pada saat itu. Saya mencoba untuk kedua kalinya, dan hal yang sama terjadi. Ketiga kalinya, dan hasilnya tetap sama,” kata Syl Lebar.

Awalnya Syl Lebar merasa kesal, tetapi ia memutuskan untuk melihat apa itu Falun Dafa. Ia menemukan buku teks utama Falun Dafa, “Zhuan Falun,” online. Setelah membaca hanya beberapa halaman, ia merasa ketagihan.

“Sebelum saya menyadarinya, saya sudah berada di bab ketiga. Saya tidak dapat berhenti membacanya,” kata Syl Lebar.

 “Ketika saya pergi tidur, tiba-tiba terpikir oleh saya—–bahwa tidak ada yang kebetulan dengan hasil-hasil ketika saya mencari tai chi gaya wu. Seseorang membimbing saya ke Falun Dafa. Saya tersenyum ketika menyadari apa yang telah terjadi. Dafa adalah apa yang saya cari sepanjang hidup saya.”

Seiring waktu, Syl Lebar melihat manfaat-manfaat yang ia hubungkan langsung dengan latihan Falun Gong. Kesehatannya membaik. Pandangannya menjadi lebih positif, dan ia merasa lebih mudah untuk menangani semua tantangan kecil dalam hidupnya.

“Segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari saya tampaknya mengambil sebuah arah yang tidak diketahui untuk lebih baik. Meditasi yang sejalan dengan ajaran Falun Gong menempatkan saya dalam kedamaian internal yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, bahkan dibandingkan dengan sistem-sistem kultivasi lainnya,” kata Syl Lebar. 

“Hubungan dengan saya dengan keluarga dekat dan keluarga jauh juga membaik,” imbuhnya.

Syl Lebar mengatakan ia mendapatkan banyak dari sistem meditasi lain yang telah ia coba di masa lalu, tetapi sistem-sistem meditasi lain itu tidak sebanding dengan apa yang ia peroleh dari Falun Gong.

“Saya tidak dapat membayangkan hidup tanpa Falun Gong,” kata Syl Lebar. (Vv)