Semakin Banyak Pria Terkena Uremia, Dokter : Sayangi Ginjal dengan Mengendalikan 3 Hal

Aboluowang, 10 Februari 2022

Makan, minum dan ekskresi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makan dan minum yang normal dapat menambah nutrisi tubuh, menjaga agar operasional dari setiap fungsi berjalan normal, dan membuat tubuh sehat. Ekskresi yang normal dapat mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan kelebihan air dalam tubuh, yang juga bermanfaat untuk memperbaiki lingkungan dalam tubuh, menjaga keseimbangan air dan pH, serta mengurangi rangsangan dan kerusakan pada tubuh. Untuk itu kita perlu untuk berfokus pada fungsi ginjal yang bertanggung jawab dalam memproduksi urin

Fungsi dasar ginjal adalah menyaring dan menyerap air yang dicerna oleh tubuh manusia untuk menghasilkan urin. Dengan cara ini, membantu tubuh manusia membuang metabolit dan racun, dan menjaga keseimbangan air, elektrolit dan pH tubuh. Setelah ginjal bermasalah, hal pertama yang mempengaruhi adalah buang air kecil. Jika ginjal seseorang tidak lagi dapat memproduksi urin dengan lancar, maka akan semakin banyak racun dan sisa metabolisme di dalam tubuh. Ujung-ujungnya, urin tidak bisa lagi diproduksi sama sekali, dan uremia akan terjadi.

Sekali menderita uremia, pasien harus menjalani cuci darah terus menerus untuk mempertahankan hidupnya, kecuali mengganti ginjal melalui transplantasi. Menurut data, ada sebanyak 2,9 juta orang pasien uremia di daratan Tiongkok, dan kebanyakan dari mereka (70% hingga 80%) adalah kaum pria. Mengapa semakin banyak pria yang menderita uremia ? Alasan utamanya adalah sebagian besar pria ini telah mengembangkan tiga kebiasaan berikut :

1. Merokok dan minum minuman keras. Dalam kehidupan sehari-hari, merokok dan minum-minuman keras sepertinya sudah menjadi hal yang dipatenkan sebagian besar pria, terutama pria dengan penyakit ginjal yang masih mempertahankan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, yang akan berujung pada percepatan perkembangan penyakit ginjal. Karena nikotin dalam rokok masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan mempercepat pengerasan pembuluh darah. Jika suplai darah ke ginjal tidak mencukupi, maka rawan terjadi fibrosis ginjal, dan risiko gagal ginjal juga akan meningkat. Setelah alkohol masuk ke dalam tubuh manusia, tidak hanya perlu dimetabolisme oleh hati, tetapi juga disaring oleh ginjal. Selama penyaringan, sel-sel ginjal juga akan mengalami kerusakan, membuat ginjal semakin dekat dengan uremia.

Kedua, waktu kerja dan istirahat yang tidak teratur. Sebagai tulang punggung keluarga, banyak pria yang mengalami banyak tekanan dari pekerjaan dan kehidupan, terkadang mereka harus begadang, bekerja lembur untuk waktu yang lama, dan bangun pagi keesokan harinya untuk bekerja kembali. Dalam jangka waktu yang lama jam biologis akan menjadi tidak teratur, endokrin tubuh akan terganggu, dan fungsi ginjal juga akan memburuk, terutama bagi penderita nefritis (peradangan dan pembengkakan ginjal). Pria harus tahu bahwa menjaga kualitas tidur dan waktu tidur yang cukup dapat memperbaiki sel-sel ginjal demi mencegah timbulnya gangguan pada ginjal. Bagaimana pun juga demi kesehatan tubuh, menjaga kecukupan jam tidur dan kualitasnya adalah penting. Untuk itu,  atur waktu untuk tidur sebelum jam 12 malam.

Ketiga, kurang memperhatikan gangguan kesehatan diri sendiri. Secara klinis, setelah seseorang menderita penyakit diabetes, hipertensi, asam urat, nefritis dan penyakit lainnya, jika penyakit ini tidak dikontrol secara ketat, maka perkembangan lebih jauh dari penyakit akan mudah menyebabkan kerusakan ginjal atau berbagai penyakit yang berkaitan dengan ginjal, yang kemudian berkembang menjadi penyakit uremia. Khususnya, pasien pria biasanya lebih ceroboh, setelah menderita penyakit yang mendasarinya, mereka juga masih saja makan dan minum sembarangan, tidak mengikuti perintah dokter untuk menerima pengobatan yang akan menyebabkan kondisi uremia semakin parah.

Ketiga faktor di atas adalah penyebab terjadinya uremia pada kaum pria. Yang perlu lebih diperhatikan adalah, karena penyakit ginjal kronis relatif tersembunyi pada stadium 1 hingga 3, sehingga pasien jarang memperhatikannya, baru setelah memasuki stadium 4 dan 5, tubuh memunculkan gejala ketidaknyamanan yang jelas. Jika seseorang mengalami edema (penumpukan cairan dalam jaringan tubuh) pada mata, wajah, tungkai dan kaki, dada terasa sesak, sesak napas, kelemahan fisik, pusing dll. Sebaiknya segera berobat dan melakukan pemeriksaan USG ginjal untuk mengetahui fungsi ginjal, agar gangguan tidak berkembang lebih jauh menuju uremia. (sin)