Warga Shenzhen Marah Karena Bertahan Hidup Setelah Lockdown Terus Menerus Merengut Nyawa

Gu Xiaohua dan Qiao An

Shenzhen telah ditutup selama sebulan, menyebabkan beberapa orang tewas kelaparan. Sebagai akibat parahnya epidemi. baru-baru ini, jurnalis Epoch Times mewawancarai tetangga mendiang untuk mengetahui lebih banyak tentang kebenaran yang terjadi.

Lin Nan, seorang penduduk Distrik Nanshan, Shenzhen, mengatakan: “Orang yang meninggal bersebelahan dengan kami. Dia masih sangat muda. Dia berusia 30-an. Banyak orang mengatakan dia berusia 37 tahun.”

Lin Nan, seorang penduduk Distrik Nanshan, Shenzhen mengatakan “banyak orang mengatakan bahwa dia diisolasi sampai mati, tetapi pejabat tidak memberitahukan kami dengan jelas bagaimana cara dia mati.”

Mendiang tinggal di No 17, Siheng Lane, Nantouguankou, Distrik Nanshan, Shenzhen. Masyarakat setempat mengatakan bahwa keluarga mendiang tidak dapat menghubunginya. Setelah mencari bantuan dari management komplek, manajemen mengetuk pintunya untuk memeriksa dan menemukan bahwa dia sudah tak bernyawa

Tapi tetangga tidak puas dengan jawaban pihak manajemen.

Lin Nan, warga Distrik Nanshan, Shenzhen mengungkapkan: “Orang yang tinggal di sebelah dia (mendiang) mengatakan bahwa mereka melaporkannya ke manajemen komplek, karena mayatnya hingga rumahnya sudah mengeluarkan bau, karena dia tinggal di lantai pertama.”

Lin Nan, seorang penduduk Distrik Nanshan, Shenzhen, mengatakan, “Orang-orang di sini tidak tahu bagaimana dia meninggal dunia. Beberapa orang mengatakan bahwa, dia meninggal dunia karena kelaparan. Beberapa orang mengatakan bahwa, dia mungkin meninggal dunia karena terlalu banyak bermain ponsel, dan beberapa orang mengatakan bahwa dia meninggal karena bunuh diri.”

Selain mendiang, banyak warga lainnya di komunitas itu juga berada di ambang kehancuran emosional.

Lin Nan juga mengatakan, “ada yang tinggal di sebelah kami, dan seorang ingin melompat dari gedung, tetapi diseret kembali oleh orang-orang.”

Warga itu juga menambahkan, “Ada seorang semalamnya. Dia telah diisolasi terlalu lama. Dia memiliki tekanan darah tinggi. Dia memukuli putranya. Sedangkan Putranya masih seorang remaja.”

Bahkan, pihak berwenang hanya mengirim makanan lima kali sejak komunitas ditutup selama sebulan.

“Dibagi sekaligus. Satu kali itu mie instan, setelah diisolasi selama sebulan. Hanya dibagikan makanan 5 kali, hanya 5 kali,” ujarnya. 

Adapun dalam hal sayuran, karena  tidak memiliki hal positif di sini, warga pergi ke gerbang besi untuk memprotes, dan kemudian sekretaris manajemen datang, dan dia hanya memberi sayuran sekali dan tanpa daging. 

Anak berusia setahun di keluarga Lin Nan awalnya memiliki berat lebih dari 20 kilogram. Setelah disegel selama hampir sebulan, beratnya turun menjadi 17 kilogram. Karena dia hanya bisa makan mie, nutrisi anak yang sedang tumbuh benar-benar tidak dapat dipenuhi.  Dia telah berulang kali meminta bantuan dari manajemen, akan tetapi  ditolak. (hui)