Jenderal AU AS : Pesawat Tempur AS dan Tiongkok Sudah Saling Berhadapan di Laut China Timur

 Andrew Thornebrooke

Pesawat tempur canggih dari Amerika Serikat dan Partai Komunis Tiongkok sudah saling berhadapan baru-baru ini, menurut komandan kehadiran udara Amerika Serikat di Indo-Pasifik.

“Kami baru-baru ini, saya tidak akan menyebutnya janjian, tetapi kami relatif dekat dengan J-20 dengan F-35 milik kami di Laut China Timur dan secara relatif terkesan dengan perintah dan kendali yang terkait dengan J-20-an,” kata Jenderal Kenneth Wilsbach, Komandan Angkatan Udara Pasifik, mengatakan selama sebuah wawancara 14 Maret dengan Mitchell Institute for Aerospace Studies.

F-35 adalah pesawat tempur tercanggih di gudang senjata Amerika Serikat dan J-20 adalah pesawat tempur tercanggih di gudang senjata Tiongkok. Insiden tersebut menandai salah satu pertemuan pertama yang diungkapkan di depan umum antara kedua negara, dan Jenderal Kenneth Wilsbach mencatat bahwa militer Tiongkok terbukti mampu dengan teknologi itu.

“Apa yang kami perhatikan adalah militer Tiongkok menerbangkannya dengan cukup baik,” kata Jenderal Kenneth Wilsbach mengenai kinerja pilot Tiongkok selama pertemuan itu. Jenderal Kenneth Wilsbach tidak menyediakan rincian yang tepat mengenai waktu pertemuan itu.

Jenderal Kenneth Wilsbach mengatakan, ada pesawat Tiongkok lainnya di kawasan tersebut yang juga menunjukkan sejumlah keterampilan yang baik dalam komando dan kendali.

Relatif sedikit yang diketahui mengenai J-20, yang secara populer disebut sebagai “Naga Perkasa.” 

J-20 mulai beroperasi pada tahun 2017, dan J-20 adalah sebuah pesawat tempur siluman, seperti F-35, tetapi tidak jelas apakah militer Tiongkok akan berusaha menggunakan pesawat itu sebagai pesawat serba guna, multi-misi atau jika J-20 akan berspesialisasi dalam satu domain tertentu, seperti superioritas udara.

“Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat apa yang ingin militer Tiongkok lakukan dengan J-20,.Yang benar-benar kami lihat apa yang dilakukan J-20 adalah superioritas udara,”  kata Jenderal Kenneth Wilsbach

“Kami sedang melihat penerbangan yang relatif profesional. Masih terlalu dini untuk mengatakan secara persis apa yang ingin militer Tiongkok lakukan dengan J-20. ”

F-35 memenuhi semua jenis peran, tetapi Amerika Serikat juga menggunakan pesawat lainnya untuk jenis-jenis misi yang lebih spesifik. Misalnya, Jenderal Kenneth Wilsbach mencatat bahwa F-22 secara khusus dirancang untuk misi superioritas udara, tetapi juga memiliki kemampuan untuk terlibat dalam serangan udara-ke-darat yang terbatas.

Pertemuan itu terjadi di tengah titik terendah dalam hubungan Tiongkok-Amerika Serikat. Para pejabat Amerika Serikat menuduh rezim komunis Tiongkok mempertimbangkan memberikan dukungan militer untuk invasi Rusia ke Ukraina, serta mempersiapkan sebuah invasi Taiwan di tahun-tahun mendatang.

Untuk itu, Jenderal Kenneth Wilsbach mencatat bahwa memahami kemampuan udara militer Tiongkok adalah  sangat penting untuk memastikan kesiapan yang memadai di antara pasukan Amerika Serikat dan sekutu.

Jenderal Kenneth Wilsbach mengatakan, segmen besar dari kemampuan militer Tiongkok untuk terlibat dalam tembakan jarak-jauh, bergantung pada kekuatan udara militer Tiongkok dan khususnya kemampuan militer Tiongkok, untuk mempertahankan pesawat peringatan dini seperti KJ-500.

Dengan demikian, kemampuan Amerika Serikat untuk bertemu dan secara efektif melibatkan pesawat Tiongkok di udara, akan menjadi sebuah faktor penentu dalam konflik di masa depan.

“Mampu memutus rantai pembunuhan itu adalah sesuatu yang sangat menarik minatku,” kata Jenderal Kenneth Wilsbach. (Vv)