Khawatir AS Menggulingkan Rezim Komunis, Beijing Percepat Pengembangan Senjata Nuklir

 oleh Zhang Ting

Wall Street Journal (WSJ) mengutip informasi dari sumber yang mengetahui masalah melaporkan bahwa militer Tiongkok sedang mempercepat pembangunan senjata nuklir dengan salah satu alasannya adalah setelah meninjau bahwa kebijakan Tiongkok dari pemerintahan AS sekarang lebih bersifat predator (war hawk) daripada pemerintahan sebelumnya. Karena itu Beijing khawatir dengan kemungkinan Washington menggulingkan rezim komunis.

Pada 9 April, Wall Street Journal (WSJ) mengutip ungkapan dari seorang sumber yang akrab dengan pemikiran para pemimpin puncak Tiongkok memberitakan, bahwa saat ini Beijing telah mempercepat pengembangan senjata nuklirnya karena adanya perubahan penilaiannya terhadap ancaman AS terhadap rezim Tiongkok.

Beberapa dari mereka mengatakan bahwa upaya percepatan pengembangan senjata nuklir Tiongkok sudah dimulai jauh sebelum invasi Rusia ke Ukraina, tetapi fakta bahwa AS tidak secara langsung bergabung dalam perang dalam perang Rusia – Ukraina kali ini justru  memperkuat keputusan Beijing untuk lebih berfokus terhadap pengembangan senjata nuklir. 

Pemimpin Tiongkok percaya bahwa memperkuat pengembangan senjata nuklir Tiongkok, merupakan cara untuk mencegah Amerika Serikat terlibat langsung dalam potensi konfliknya dengan Taiwan.

Menurut para analis yang mempelajari citra satelit untuk wilayah tersebut, bahwa dalam pemantauan mereka menemukan kegiatan pada 100 lebih proyek yang berada di wilayah barat terpencil Tiongkok, yang dicurigai merupakan sumur untuk peluncuran rudal dan penyimpanan hulu ledak nuklir yang mampu mencapai daratan Amerika, pekerjaan pembangunannya semakin gencar akhir-akhir ini. 

Sumber : Militer Tiongkok menganggap senjata nuklir mereka sudah usang

Pejabat militer dan analis keamanan AS khawatir bahwa percepatan pengembangan senjata nuklir Tiongkok dapat berarti mereka mungkin dapat melakukan serangan nuklir secara tiba-tiba. Tetapi sumber yang dekat dengan kepemimpinan Tiongkok mengatakan kepada WSJ, Beijing berjanji untuk tidak menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir, sementara itu militer Tiongkok berpendapat bahwa dengan senjata nuklir mereka yang sudah usang, akan membuat perlawanan terhadap potensi serangan nuklir AS menjadi tidak efektif.

“Kemampuan nuklir Tiongkok yang lebih rendah hanya akan membuat Amerika Serikat semakin tertekan”, kata seorang sumber yang dekat dengan pimpinan partai.

Pengembangan senjata nuklir Tiongkok menyulut kewaspadaan militer AS

Ambisi Tiongkok untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir telah menimbulkan kekhawatiran pihak militer AS. Charles Richard, Komandan Komando Strategis AS dalam sebuah sidang dengar pendapat di Kongres AS pada 5 April mengatakan, senjata hipersonik dan persenjataan nuklir Tiongkok berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan dan meningkatkan ancaman terhadap Amerika Serikat.

Dia juga mengatakan bahwa setiap rencana aksi Pentagon dan setiap kemampuan lainnya dibangun di atas asumsi untuk menekan ancaman terhadap strategis, terutama ancaman pada penggunaan senjata nuklir.

Charles Richard menambahkan : “Militer AS sudah tidak lagi memiliki kemewahan untuk mengasumsikan bahwa risiko masih dapat dianggap rendah, terutama selama masa krisis”.

Pihak berwenang Tiongkok, juga sedang gencar membangun ladang rudal nuklir yang masing-masing memiliki sekitar 120 buah sumur peluncuran di wilayah barat mereka. Kata Richard.

Sebuah citra satelit yang diperoleh tahun lalu mengungkapkan bahwa militer Tiongkok juga melatih pasukannya untuk melawan pasukan AS.

Pada bulan November 2021, citra satelit yang disediakan oleh ‘Maxar Technologies’ menunjukkan, bahwa di lapangan tembak tempat latihan militer yang baru dibangun di Gurun Taklimakan, Xinjiang, muncul target tiruan berskala penuh dan proporsional dari kapal induk Angkatan Laut AS dan setidaknya 2 buah kapal perusak peluru kendali kelas Burke. Pada saat itu, Reuters melaporkan bahwa hal itu mencerminkan keinginan militer Tiongkok untuk meningkatkan kemampuannya dalam melawan kapal induk dan kapal besar AS lainnya, di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara atas konfrontasi di Selat Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan. 

Juru bicara Pentagon John Kirby pada saat itu menanggapinya dengan mengatakan : “Kami berfokus pada pengembangan kemampuan dan konsep operasi untuk memastikan bahwa kami memiliki sumber daya dan strategi yang tepat, sehingga kami dapat meletakkan komunis Tiongkok sebagai tantangan terbesar untuk dihadapi”.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan anggarannya untuk tahun fiskal 2023 pada 28 Maret tahun ini. Diantaranya USD. 773 miliar telah dianggarkan untuk Kementerian Pertahanan. Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengeluarkan pernyataan yang isinya merinci penggunaan anggaran tersebut antara lain untuk membeli berbagai senjata canggih untuk memodernisasi kekuatan nuklir, angkatan udara, angkatan laut dan angkatan darat Amerika Serikat.

Lloyd Austin mengatakan anggaran Fiskal 2023 memungkinkan Kementerian Pertahanan AS untuk mengembangkan, mendapatkan dan memodernisasi kemampuan militer demi memastikan efektivitas tempur di semua lini untuk memenuhi tantangan yang terus meningkat dari komunis Tiongkok, juga untuk mengatasi ancaman serius dari Rusia.

Apakah Amerika Serikat mampu melindungi Taiwan ? Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS menyatakan keyakinannya terhadap kekuatan militer AS saat berbicara dalam Forum Keamanan Aspen pada 3 November 2021. Dia menegaskan bahwa AS benar-benar mampu melindungi Taiwan dari invasi militer Tiongkok jika diminta.

Dia juga mengatakan bahwa AS mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis” (strategi abu-abu) dalam pendiriannya untuk melindungi Taiwan, dan jika Tiongkok mencoba untuk menguasai Taiwan, maka itu akan menjadi hak bagi presiden untuk memutuskan apakah AS terlibat atau tidak.

“Yang jelas kami mampu melakukan segala macam hal di seluruh dunia, termasuk di Taiwan jika memang itu diperlukan. Kami sama sekali tidak meragukan hal itu”, kata Mark Milley. (sin)