Apa Tujuan Xi Jinping Adakan Survei Opini Publik Secara Online Buat Kongres Nasional ke-20 ?

NTD

Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 rencananya akan diadakan pada musim gugur 2022, dan Xi Jinping menginstruksikan agar diadakan survei opini publik secara online. Namun demikian, masyarakat luas cenderung menganggap Xi Jinping akan sulit untuk menerima opini publik yang sebenarnya, karena lingkungan politik saat ini. Para netizen daratan Tiongkok pasti tidak ada yang berani mengkritik pihak berwenang

Untuk mengimplementasikan instruksi Xi Jinping, Media corong Partai Komunis Tiongkok ‘Xinhua’ baru-baru ini melaporkan bahwa selama 1 bulan mulai 15 April hingga 16 Mei, pihak berwenang akan mengkoleksi opini publik secara online tentang hal-hal yang terkait dengan Kongres Nasional ke-20.

Media tersebut mengklaim bahwa ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Partai Komunis Tiongkok, untuk mencari saran dan pendapat dari seluruh masyarakat Tiongkok tentang kerja kongres partai melalui platform online.

Dalam hal ini, sebagian besar netizen tidak terlalu berharap. Beberapa netizen berkomentar seperti, ini jangan-jangan merupakan upaya rezim untuk memancing ular keluar dari sarangnya. Bagaimana tidak curiga, karena netizen yang ingin menyampaikan saran dan pendapat wajib mengisi informasi pribadi mereka secara rinci, yang berarti identitas pengirim bisa dilacak. Jadi bagi netizen yang benar-benar berani memberikan saran dan pendapat atau pun mengkritik pihak berwenang akan kesulitan untuk menjaga diri mereka tetap aman.

Ada juga warga sipil yang menduga bahwa ini adalah bentuk formalisme lain yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok untuk menciptakan suasana opini publik menjelang Kongres Nasional ke-20, karena Xi Jinping yang berada dalam “kepungan” bawahannya sulit bisa mendengar suara kritikan.

Radio Free Asia mengutip ucapan Chen Kuide, ketua eksekutif dari Princeton China Society Amerika Serikat memberitakan bahwa andaikata para netizen Tiongkok memberikan sejumlah besar saran dan pendapat, tidak mungkin itu disampaikan langsung kepada Xi Jinping tanpa disortir terlebih dahulu. Jadi pada akhirnya Xi Jinping tidak juga bisa mendengar keberatan atas isu-isu besar.

“Paling-paling pihak berwenang hanya dapat mentolerir pendapat tentang beberapa masalah marginal, pekerjaan sehari-hari, yang tidak membahayakan, tetapi pada masalah-masalah yang menyangkut garis hidup politik Xi Jinping, seperti kebijakan pencegahan epidemi, hubungan Tiongkok-Rusia, hubungan Tiongkok-AS, masalah Taiwan, tidak mungkin dapat mentolerir pendapat yang sepenuhnya bertentangan dengan kebijakan rezim komunis Tiongkok dan sikap Xi Jinping”, kata Chen Kuide

Sesungguhnya sudah ada sejumlah opini dari dalam dan luar negeri yang menyarankan Xi Jinping pada 2012 tahun awal ia berkuasa untuk mengikuti jejak Chiang Ching-kuo (putra Chiang Kai-sek), memimpin Tiongkok menuju pemerintahan yang konstitusional dan demokrasi.

Pada tahun 2013, Xi Jinping pernah mengutip paro dari kalimat yang menjadi motto Chiang Ching-kuo dalam sebuah pidato publiknya yang artinya : Ketika menghitung kepentingan, seseorang harus menghitung kepentingan bagi orang banyak, ketika mencari ketenaran, seseorang harus mencari ketenaran yang tidak lekang dimakan waktu. Tak lama kemudian, ‘Biografi Chiang Ching-kuo’ diterbitkan ulang di daratan Tiongkok. Pada saat itu, dunia luar beranggapan bahwa ini adalah sinyal bahwa Xi Jinping bersedia meniru kepemimpinan Chiang Ching-kuo.

Namun demikian, banyak komentar di Internet berpendapat bahwa setelah Kongres Nasional ke-19, Xi Jinping justru menambah kecepatan berbelok ke “kiri” demi menyelamatkan Partai Komunis Tiongkok, bahkan ingin tragedi Revolusi Kebudayaan ala Mao Zedong itu terulang kembali. Dalam hal ini, Wang Huning, anggota Komite Tetap faksi Jiang dari Partai Komunis Tiongkok memainkan peran penting di dalamnya.

Pada 16 Desember 2021, Hugh Hewitt, seorang tokoh media Amerika Serikat yang cukup terkenal menerbitkan sebuah artikel di ‘Washington Post’ yang menyebutkan bahwa Wang Huning, salah satu dari tujuh anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok, memiliki pengaruh luar biasa terhadap Xi Jinping secara ideologis. Ia berpendapat bahwa Wang Huning adalah orang paling berbahaya di dunia.

Penulis percaya bahwa setelah Wang Huning menjadi anggota Komite Tetap Politbiro yang bertanggung jawab atas ideologi pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19, ia mulai membuat Xi Jinping terpesona dengan Marxisme. Jika Marx diizinkan mengambil tubuh Wang Huning untuk menghidupkan kembali jiwanya, niscaya seluruh dunia tidak lagi bergulir menuju jalan perbudakan, tetapi jalan menuju pemusnahan. (sin)