Risiko Lockdown Ketat Terus Meningkat, 11 Distrik di Beijing Menggelar Tes Asam Nukleat 3,0 Hingga Makanan Ludes Diborong Warga

Hingga malam-malam juga pihak berwenang Beijing mengumumkan instruksi kepada seluruh warga dan personil tanpa kecuali di 11 distrik dalam wilayah Beijing untuk menjalani tes asam nukleat. Sebelumnya, tes asam nukleat telah berlangsung di Distrik Chaoyang yang memicu spekulasi masyarakat tentang penutupan kota, karena itu sejumlah besar warga mulai berbondong-bondong memborong bahan-bahan kebutuhan dari supermarket dan toko-toko terdekat

NTDTV.com

Pada Senin 25 April malam waktu setempat, pejabat Beijing dalam konferensi pers tentang pencegahan dan pengendalian epidemi memberitakan bahwa pihaknya berencana memperluas wilayah untuk menjalani tes asam nukleat 3,0, bagi warga dan personil yang tinggal di 11 distrik di wilayah Beijing mulai 26 hingga 30 April. 

Adapun kesebelas distrik tersebut adalah Distrik Dongcheng, Xicheng, Haidian, Fengtai, Shijingshan, Fangshan, Tongzhou, Shunyi, Changping, Daxing, dan Area Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Beijing (Beijing Economic-Technological Development Area or Yizhuang Development Area).

Ibu kota Beijing memiliki total 16 distrik administratif.

Pihak berwenang Beijing mengumumkan pada hari Minggu bahwa Distrik Chaoyang akan memulai pengujian asam nukleat bagi seluruh warga dan personil yang berada di wilayah tersebut mulai Senin 25 April, dan meminta warga masyarakat untuk mengurangi kegiatan sosial.

Banyak penduduk Beijing yang telah mendengar atau melihat sendiri kenyataan yang dialami warga Shanghai sangat khawatir jika lockdown ketat Beijing juga diberlakukan di Beijing, sehingga berbondong-bondong pergi ke supermarket atau toko-toko terdekat untuk memborong barang-barang kebutuhan.

Menurut media Central News Agency, pada Minggu malam, supermarket di Kota Beijing, khususnya di seputaran Distrik Chaoyang, tampak masih banyak kerumunan pembeli meskipun hari sudah malam. Telur, sayuran dan buah-buahan segar, produk daging semuanya diborong warga sehingga banyak rak yang tampak kosong melompong. Bahkan di platform belanja online supermarket juga menunjukkan bahwa sebagian ‘barang sedang habis’ atau ‘barang belum dikirim’.

Beberapa pemasok produk makanan yang menerima pemberitahuan dari operator platform e-commerce mengungkapkan bahwa pedagang Beijing perlu meningkatkan jumlah stok pengaman mereka paling tidak untuk kebutuhan 1 bulan. Dan, berharap produsen dapat memberikan prioritas untuk memastikan pasokannya ke toko-toko penjual di Kota Beijing.

Beberapa hari yang lalu, pejabat Beijing tiba-tiba melaporkan tentang lusinan kasus infeksi terjadi di Kota Beijing, juga mengklaim bahwa jangan-jangan virus komunis Tiongkok (COVID-19) itu telah menyebar secara diam-diam selama seminggu. 

Pernyataan mengejutkan mengenai kegagalan dalam mengendalikan penyebaran epidemi dari pemerintah Tiongkok yang selama ini terkenal karena menyembunyikan fakta terkait epidemi, telah dicurigai oleh banyak pihak sebagai alasan untuk menaikkan status pengendalian terhadap kegiatan masyarakat.

Apakah Beijing juga akan menerapkan lockdown ketat terhadap kegiatan masyarakat ? Apakah fenomena Shanghai akan muncul kembali di Beijing ? Mari kita pantau bersama ! (sin)