Wanita Hamil Shanghai Alami Pendarahan Hebat Tewas Bersama Janinnya Akibat Penyelamatan yang Terlambat 12 Jam

NTDTV.com

Kebijakan politis “Nol kasus infeksi” yang menimbulkan sejumlah besar bencana kemanusiaan di Kota Shanghai masih belum juga mau dihentikan. Kabar yang beredar di media sosial baru-baru ini menyebutkan bahwa kembali terjadi 2 nyawa manusia terenggut secara sia-sia karena keterlambatan penyelamatannya di Kota Shanghai yang dijuluki sebagai kota medis daratan Tiongkok

Pada 24 April beredar secara online sebuah berita yang menyebutkan bahwa seorang wanita  hamil 8 bulan yang tinggal di Distrik Puxi, Shanghai mengalami pendarahan hebat dan pingsan pada sekitar pukul 10 pagi.

Sejak keluar dari komunitas yang sedang diblokir ketat sampai tiba di rumah sakit, lalu menunggu kedatangan dokter yang menolong, seluruhnya menghabiskan waktu 12 jam untuk melewat “ribuan” kendala yang dibuat pihak berwenang. Sehingga baik wanita tersebut maupun janin dalam kandungannya tidak berhasil diselamatkan.  

Selain itu, sebuah postingan dari anggota keluarga menyebutkan bahwa ayahnya tiba-tiba sakit di tengah malam, dan ibunya memanggil ambulans pada sekitar pukul 3 dini hari. Penerima telepon di rumah sakit yang menjawab telepon meminta agar ibu bersabar karena ada lebih dari 200 orang pasien yang sedang mengantri giliran penjemputan mobil ambulans. Pada saat ambulans tiba pada pukul 8 pagi, mulut ayah sudah berbusa. Padahal sebelum ayah meninggal, ia masih sempat 3 kali bertanya kepada ibu : Kapan 120 (nomor telepon darurat medis di daratan Tiongkok / minta dikirim mobil ambulans) akan tiba ?

Kebijakan politis “Nol kasus infeksi” yang diterapkan secara paksa di Kota Shanghai pada dasarnya telah membuat sistem medis di kota itu menjadi lumpuh total.

Pasien yang terpaksa harus keluar rumah untuk berobat juga akan menemui “ribuan” kendala dari berbagai upaya petugas dalam melaksanakan “pencegahan epidemi”. Sehingga banyak pasien menemui ajal karena terlambat dalam penyelamatannya. (sin)