Jelang Lockdown Kota Zhengzhou, Tiongkok, Lalu Lintas Macet Akibat Warga Sibuk Borong Makanan dan Kabur Keluar Kota

oleh Li Jing, Hong Ning dan Yi Ru – Epochtimes.com

  • Di bawah kebijakan pencegahan epidemi ekstrem pemerintah komunis Tiongkok, kota besar Zhengzhou yang berpopulasi 10 juta jiwa juga sedang menuju lockdown.
  • Beberapa hari lalu, pihak berwenang mengeluarkan Perintah No. 73 yang isinya mengharuskan para pekerja bekerja dari rumah, menunda mulainya sekolah, rencana menerapkan kontrol lalu lintas, dan meminta warga untuk tidak meninggalkan Kota Zhengzhou kecuali diperlukan.
  • Jelang lockdown diberlakukan, warga sipil Zhengzhou berbondong-bondong mendatangi tempat perbelanjaan untuk memborong makanan. Bahkan sejumlah besar warga memilih lari keluar kota, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas yang serius.

Menurut laporan media ‘Dahe’, akibat terjadi infeksi kelompok di stasiun kereta api berkecepatan tinggi Zhengzhou. Pihak berwenang Kota Zhengzhou mengumumkan penerapan penutupan yang berlaku mulai 4 Mei pukul 00:00 hingga 10 mei pukul 24:00.

Dalam pemberitahuan itu disebutkan bahwa uji asam nukleat akan dilakukan sekali sehari pada 4, 5 dan 6 Mei. Kode kuning akan diberikan kepada mereka yang tidak menjalani pengujian asam nukleat dalam waktu 24 jam. Jika ‘kode kesehatan’ memiliki kode kuning, berarti orang bersangkutan dilarang keluar rumah, dan akan dimasukkan ke dalam lingkup pengawasan pihak berwenang.

Selain itu, pihak berwenang mengharuskan semua pihak termasuk organ pemerintah, lembaga publik, dan staf perusahaan untuk bekerja dari rumah. Warga tidak diperkenankan untuk keluar rumah, menghentikan kegiatan sekolah. Menangguhkan seluruh kegiatan berkumpul. Dan mengharuskan lembaga pemasyarakatan, panti jompo, yayasan sosial dan lain-lain menerapkan manajemen tertutup.

Dalam hal pengendalian lalu lintas, pihak berwenang mengharuskan bus kota dan kereta bawah tanah untuk mengurangi jumlah shift, dan taksi online beroperasi dengan angka ganjil dan genap. Penumpang harus secara ketat menerapkan pemindaian kode, pengukuran suhu, mengenakan masker, dan lain-lain, dan pada saat yang sama perlu bukti uji asam nukleat negatif yang berlaku dalam waktu 24 jam, area bandara tetap menerapkan tindakan pencegahan dan pengendalian epidemi yang ada.

Pihak berwenang juga telah memperkuat manajemen personel yang masuk dan keluar Kota Zhengzhou, mewajibkan warga sipil tidak meninggalkan Zhengzhou kecuali diperlukan, juga tidak keluar kota kecuali diperlukan. Langkah-langkah di atas akan diterapkan mulai 4 Mei hingga 10 Mei.

Meskipun pihak berwenang menghimbau masyarakat untuk tidak menimbun persediaan dan tidak perlu panik, tetapi karena terpengaruh oleh kejadian buruk dari penutupan Kota Shanghai, warga sipil tidak peduli dengan himbauan dan tetap mendatangi tempat perbelanjaan seperti supermarket untuk memborong persediaan.

Baru awal bulan lalu, kota Shanghai yang berpenduduk lebih dari 24 juta jiwa terkena lockdown ketat yang memicu bencana sekunder serius, dan kemarahan masyarakat.

Pada 3 Mei, seorang warga Zhengzhou mengatakan kepada reporter ‘Epoch Times’ : “Setelah Pemerintah Kota Zhengzhou mengeluarkan Perintah No. 73 hari ini, semua orang yang mendengar langsung bergerak. Banyak pusat perbelanjaan dan supermarket penuh sesak, banyak rak-rak telah kosong. Beberapa orang berkata bahwa daerah perkotaan utama Zhengzhou akan ditutup pagi ini. Sekarang masyarakat panik, mereka semua keluar rumah untuk membeli barang-barang persediaan pangan”.

Warga pria Zhengzhou bermarga Li mengatakan : “Sore ini, nyaris seluruh warga Zhengzhou bergegas untuk berbelanja. Banyak barang-barang di supermarket telah ludes diborong orang. Saya juga perlu membeli  beberapa keperluan jika kota akan ditutup. Saya khawatir sampai kejadian di Shanghai terulang di sini. Hampir semua supermarket sudah kehabisan barang”.

“Pos-pos pencegahan epidemi ada di mana-mana sekarang. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap bukti tes asam nukleat, memindai QR bagi orang yang lewat. Sekarang tindakan penutupan terutama masih terkonsentrasi di daerah perkotaan, belum sampai mempengaruhi daerah tingkat di bawah Kota Zhengzhou, tetapi beberapa kabupaten telah melakukan hal yang sama”, kata Mr. Li.

Video yang diposting oleh warga setempat menunjukkan bahwa warga sipil memborong persediaan makanan dari supermarket, berharap dapat mempertahankan hidup selama putaran pengendalian epidemi ini.

Selain itu, sejumlah besar warga Zhengzhou bersama keluarga mereka memilih meninggalkan kota, sehingga banyak kendaraan berkumpul di jalur utama kota yang menyebabkan parahnya kemacetan lalu lintas.

Sebelum Zhengzhou mengeluarkan Perintah No. 73 dan menerapkan lockdown kota, otoritas Zhengzhou pada 30 April tahun ini telah mengadakan pertemuan yang membahas pembangunan rumah sakit penampungan darurat, yang berkapasitas 4.000 hingga 5.000 tempat tidur di area bandara untuk bersiap diri menghadapi lonjakan kasus epidemi di Kota Zhengzhou.

(foto Internet)

Pabrik Foxconn di Zhengzhou dipaksa menghentikan produksi

Sejak Maret hingga April, Zhengzhou telah mengalami dua kali gelombang naiknya epidemi. Gelombang epidemi baru kembali muncul pada liburan Mei yang belum sepenuhnya dilewati. Dengan pemberlakukan lockdown Kota Zhengzhou mulai 4 Mei pukul 00:00 maka pabrik Foxconn yang merupakan pabrik pengecoran Apple terpaksa menghentikan produksi.

Taman Sains dan Teknologi Zhengzhou, tempat pabrik Foxconn berada, terletak di Area Bandara Zhengzhou. Dari sebuah video di NetEase dapat terlihat, bahwa banyak pekerja membawa barang bawaan untuk naik kendaraan bus yang jumlahnya sampai belasan buah.

Menurut data, grup bisnis iDPBG Foxconn terutama bertanggung jawab untuk perakitan ponsel Apple. Pabrik Zhengzhou milik Foxconn adalah tempat perakitan terbesar untuk iPhone Apple dan pabrik utama bagi Foxconn untuk merakit produk Apple. (sin)