Jalan Ditutup dengan Lembaran Seng, Warga Panik Belanja Kebutuhan Akibat Lockdown Kota Jiangyin, Jiangsu

  • Kota Jiangyin, Provinsi Jiangsu yang berpenduduk permanen sekitar 1,77 juta sejak 4 Mei memberlakukan penutupan kota dengan kontrol yang ketat. Sehingga setiap rumah tangga hanya mengizinkan seorang saja yang keluar rumah selama 2 jam untuk berbelanja barang kebutuhan.
  • Untuk mempermudah pengontrolan, pihak berwenang bahkan menutup mati sejumlah jalan utama dengan lembaran seng.
  • Akibat khawatir kejadian seperti di Shanghai terulang kembali di Kota Jiangyin, warga berbondong-bondong menyerbu supermarket untuk memborong barang-barang kebutuhan.

Markas Pencegahan Epidemi Kota Jiangyin melaporkan pada 4 Mei, bahwa akibat banyak penemuan kasus hasil uji asam nukleat yang abnormal di Kota Zhouzhuang pada 3 Mei. Otoritas memutuskan untuk melakukan “pembatasan kegiatan masyarakat” termasuk melarang warga sipil keluar rumah, tidak meninggalkan kota jika tidak berkepentingan, perlu membawa sertifikat uji asam nukleat negatif dalam waktu 24 jam bila bepergian.

Pihak berwenang menentukan bahwa, pada prinsipnya hanya satu orang per rumah tangga yang dapat keluar rumah setiap hari, kecuali untuk perawatan medis yang urgan, warga yang keluar rumah pun tidak boleh melebihi 2 jam untuk membeli bahan hidup yang diperlukan.

https://www.youtube.com/watch?v=6_uyEQad3KY

Kecuali untuk perusahaan layanan publik yang penting, semua perusahaan wajib menerapkan manajemen tertutup. Gedung-gedung komersial dan perkantoran semuanya wajib ditutup, dan karyawan bekerja dari rumah. Semua siswa tidak belajar di sekolah, kecuali kelas 3 SMA.

Kecuali supermarket, pasar hasil produk pertanian, institusi medis, apotek, dan perusahaan katering (hanya menyediakan makanan take away) yang diperlukan untuk kehidupan warga, tempat usaha dan toko lainnya wajib ditutup. Transportasi penumpang bus, taksi, dan taksi online semuanya ditangguhkan pengoperasiannya.

Pemberitahuan tersebut juga mendorong semua pihak untuk terus melakukan pengujian asam nukleat.

Rekaman video yang diposting di Internet pada hari itu menunjukkan bahwa banyak bagian kota diblokir oleh pihak berwenang dengan lembaran besi, sehingga tidak mungkin bisa dilewati orang. 

Banyak warga yang memanjat bahkan merusak pagar ditangkap petugas. Selain itu, banyak warga yang khawatir tragedi penutupan kota Shanghai akan terulang kembali, dan mereka berbondong-bondong ke pasar untuk membeli perbekalan. (sin)