Prancis dan Jerman Desak Para Pemimpin Rusia dan Ukraina Bernegosiasi, Gereja Ortodoks Ukraina Memutuskan Hubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu (29/5) mengunjungi wilayah Kharkiv.Ini adalah pertama kalinya dia meninggalkan Kyiv sejak perang meletus. Sementara itu, para pemimpin Jerman dan Prancis berbicara kepada Putin, mendesaknya untuk bernegosiasi langsung dengan Zelensky

Jinshi – NTD

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi wilayah Kharkiv pada Minggu (29/5) yang merupakan pertama kalinya sejak invasi Rusia. Zelensky meninggalkan ibukota Kyiv untuk kunjungan lapangan ke wilayah Ukraina. Zelensky mengenakan rompi antipeluru memeriksa bangunan dan kendaraan yang hancur di sepanjang jalan. Menurut pihak Ukraina, lebih dari 2.000 rumah di wilayah Kharkiv hancur. Zelensky membahas upaya rekonstruksi dengan pejabat lokal.

Sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina, Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, telah dibom hampir setiap hari, dan baru beberapa minggu yang lalu tentara Rusia bergerak ke tenggara Kharkiv memiliki kesempatan untuk bernafas.

Pada hari yang sama, Zelensky juga bertemu dengan para prajurit yang ditempatkan di sana dan memberi mereka Medal of Honor.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata :  “Terima kasih telah membela kemerdekaan negara ini. Jaga dirimu. Kemuliaan bagi Ukraina.”

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama 80 menit, mendesak Putin untuk mengadakan “negosiasi langsung dan serius” dengan Zelensky.

Kremlin mengatakan Moskow terbuka untuk melanjutkan pembicaraan dengan Kyiv. 

Selain itu, Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrei Kling, mengatakan kepada BBC beberapa hari lalu bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir taktis dalam perang melawan Ukraina. Dia mengatakan Rusia memiliki aturan yang sangat ketat tentang penggunaan senjata nuklir, terutama ketika kelangsungan hidup negara dipertaruhkan.

Sementara itu, Gereja Ortodoks Ukraina mengumumkan pada 27 Mei, bahwa karena invasi Rusia ke Ukraina, gereja dan Gereja Ortodoks Rusia telah sepenuhnya putus dengan Gereja Rusia dan sejak itu berpisah.

Andriy Dudchenko, vikaris Gereja Ortodoks Ukraina berkata: “Gereja Ukraina ingin mencapai kemerdekaan sejati, ingin memutuskan semua hubungan dengan mereka yang datang dengan senjata dan misil”.

Gereja Ortodoks Ukraina mengeluarkan pernyataan yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan Patriark Ortodoks Rusia untuk perang.

Gereja Ortodoks Ukraina telah berafiliasi dan mengabdi pada Gereja Ortodoks Rusia selama berabad-abad. Sebelum pengumuman pembubaran total, 400 gereja telah mengumumkan bahwa mereka akan selalu memisahkan diri dari Rusia karena perang. (hui)