Taiwan Perlu Berjaga Terhadap Arus Keluar Teknologi Sensitif Akibat Foxconn Bergabung dengan Tsinghua Unigroup

oleh Zhang Yuanzhang

Tsinghua Unigroup, perusahaan teknologi dan produsen semikonduktor Tiongkok yang pernah sesumbar akan membeli TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company) pada tahun lalu (2021) menyatakan pailit, kemudian mengadakan reorganisasi dengan menarik masuk modal dari luar. Baru-baru ini, beredar kabar bahwa Grup Foxconn dari Taiwan bersedia bergabung di perusahaan tersebut sebagai pemegang saham. Konon kesepakatan antar kedua pihak telah terjadi. Namun demikian, Komite Peninjauan Investasi Taiwan belum menerima pengajuan izin dari pihak Foxconn. Hal mana menimbulkan perhatian sejumlah pihak. Para ahli percaya bahwa yang perlu mendapat perhatian khusus dari kasus investasi Foxconn di Tsinghua Unigroup adalah masalah arus keluarnya teknologi sensitif dan talenta terkait. Memang ada risiko di baliknya, sehingga komite perlu menangani hal ini dengan hati-hati.

Terungkap minggu lalu bahwa Foxconn melalui anak perusahaannya Foxconn Industrial Internet telah menanamkan dananya sebanyak RMB. 9,8 miliar untuk memperoleh 17,85% hak saham di Tsinghua Unigroup. Foxconn juga membenarkan hal ini pada 14 Juli. Jadi investasi ini sudah terealisasi, namun tanpa minta persetujuan dari Komite Peninjauan Investasi Taiwan, artinya keputusan diambil sebelum persetujuan. Atas kejadian ini, sebenarnya Kementerian Perekonomian dapat mengenakan denda paling banyak TWD. 25 juta sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Kekhawatiran utama dalam kasus ini adalah bahwa teknologi sensitif seperti semikonduktor, yang dikhawatirkan Amerika Serikat, dapat bocor ke Tiongkok. Chiou Jiunn-Rong, seorang profesor di Departemen Ekonomi di National Central University, Taiwan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media Epoch Times bahwa kekhawatiran tersembunyi seperti itu memang bisa terjadi.

Sulit bagi Foxconn untuk mendominasi Tsinghua Unigroup yang dikendalikan PKT 

Chiou Jiunn-Rong mengatakan bahwa saham Foxconn di Unigroup yang kurang dari 20%, ia dapat digolongkan sebagai pemegang saham utama jika menggunakan standar Barat. Tetapi tidak begitu di Tiongkok. Karena Tsinghua Unigroup adalah perusahaan yang dikendalikan oleh pemerintah Tiongkok, sekali pun Foxconn adalah pemegang saham perusahaan, ia tidak memiliki hak untuk memutuskan hal-hal yang terkait dengan akuisisi, investasi dan produksi perusahaan. Kekuasaannya pasti dibatasi. Jadi tidak banyak keuntungan yang dapat diambil dari investasi tersebut.

“Manfaatnya kurang menonjol”, kata Chiou Jiunn-Rong, tetapi kerugiannya kentara jelas. Begitu Foxconn menjadi pemegang saham, ia harus memikul tanggung jawab untuk mendorong keuntungan perusahaan. Model yang paling sederhana adalah menyuntikkan teknologi, peralatan, dan keuntungan lainnya untuk perusahaan Unigroup, terutama untuk menghindari penyensoran, mungkin mengambil rute transaksi luar negeri. “Jika Foxconn tidak dapat menghasilkan keuntungan, untuk apa ia menjadi pemegang saham ?” katanya.

Chiou Jiunn-Rong mengatakan bahwa perusahaan Tsinghua Unigroup itu menjadi besar berkat suntikan dana terus menerus dari pemerintah Tiongkok, yang sekarang terbukti menjadi model yang tidak efektif, sedangkan model baru pasti akan berfokus pada akuisisi teknologi, hal ini pasti meningkatkan risiko Foxconn membawa masuk teknologinya untuk Unigroup.

Chiou Jiunn-Rong mengatakan bahwa Amerika Serikat terus menangani masalah yang terkait dengan aliran teknologi semikonduktor utama ke daratan Tiongkok. Saat ini, pemerintah Belanda mendesak produsen peralatan semikonduktor ASML untuk tidak menjual peralatan litografi extrem ultraviolet (EUV) atau deep ultraviolet (DUV) kepada perusahaan atau pemerintah Tiongkok. Di masa lalu, TSMC juga diminta oleh Amerika Serikat untuk tidak mengirim hasil produksinya ke Huawei.

Chiou Jiunn-Rong mengatakan bahwa di masa lalu, perusahaan Taiwan merasa diuntungkan oleh kondisi, industri manufaktur harus kehilangan bakat dan teknologi sensitif yang mengalir keluar demi meraih keuntungan finansial, bahkan mempengaruhi keamanan nasional. Namun, sejak perang dagang AS – Tiongkok, dan memburuknya lingkungan produksi Tiongkok, resesi ekonomi, pembentukan aliansi melawan PKT oleh Amerika Serikat, Taiwan jadi berkesempatan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan mengikuti tren kubu demokrasi Barat serta masalah-masalah masa lalu. Di masa lalu, orang sering mengatakan bahwa masalah ekonomi Taiwan hanya dapat diatasi dengan mengembangkan hubungan dekat antara kedua sisi selat.

Chiou Jiunn-Rong mengatakan bahwa Foxconn sedang secara aktif mengembangkan teknologi seperti kendaraan listrik dan Metaverse, yang membutuhkan interaksi cukup baik dengan Amerika Serikat. Sekarang Foxconn justru berinvestasi di Tsinghua Unigroup, hal yang menimbulkan penasaran.

Mengenai sikap dari komite peninjau investasi, Chiou Jiunn-Rong berpendapat bahwa dirinya percaya komite akan menanganinya dengan hati-hati dan ketat, jika tidak, itu dapat menimbulkan penerapan sanksi dari Amerika Serikat, selain itu juga menjadi potensi risiko bagi ekonomi Taiwan.

Komite Peninjauan Investasi : Akan memperhatikan tren teknis yang sensitif

Seorang pejabat komite peninjau investasi mengatakan kepada Epoch Times bahwa pihaknya belum memutuskan untuk mengenakan denda kepada Foxconn yang jumlahnya bisa mencapai antara TWD. 50.000 hingga 25 juta. Sementara itu, Foxconn telah memberitahu komite bahwa pihaknya dapat mengajukan aplikasi ke Komite Peninjauan Investasi, dan komite nantinya akan melakukan peninjauan yang relevan tergantung pada status aplikasi yang seberikan.

Pejabat Komite Peninjauan Investasi mengatakan bahwa mereka telah memperhatikan apakah Hon Hai telah membawa teknologi sensitif ke Tiongkok. Saat ini, beberapa perusahaan terbuka untuk investasi di Tiongkok, termasuk: desain IC, pengemasan dan pengujian, dan manufaktur, yang membutuhkan untuk mengajukan izin. Setelah  mengajukan permohonan, Biro Perindustrian Kementerian Perekonomian akan meninjau poin-poin kerja peninjauan tim teknis utama dan memutuskan metode penanganannya. Jika komite peninjau investasi memutuskan  tidak lulus, Hon Hai masih harus membatalkan transaksi. (sin)