Meditasi Memengaruhi Ekspresi Gen

HEALTH 1+1

Dalam beberapa tahun terakhir, meditasi telah menjadi tren sosial. Meskipun tubuh tampak tenang di permukaan saat bermeditasi, namun gen dalam tubuh berubah secara dramatis.

Meditasi biasanya dilakukan dengan aktivitas duduk, tetapi ada juga meditasi bergerak, seperti tai qi dan qigong.

Dari akhir 1970-an hingga 1990-an, berbagai master qigong Tiongkok keluar ke publik untuk mengajarkan latihan qigong, dan banyak orang Tiongkok mengembangkan kebiasaan pergi ke taman di pagi hari untuk berlatih qigong, sebuah tren yang kemudian disebut “demam qigong”.

Kemudian, qigong menyebar dari Tiongkok ke Barat, seperti latihan meluas yang disebut Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa). Sebagian besar latihan qigong dan yoga ini berasal dari aliran Buddha. 

Di masa lalu, para yogis menekankan spiritualitas dan peningkatan spiritual. Namun demikian, setelah yoga datang ke Barat, aspek spiritualnya dikecualikan, dan hanya bagian penyesuaian fisik yang tersisa, yang merupakan bentuk yoga paling populer yang kita lihat saat ini. Latihan yoga dengan lebih mendalam juga menekankan penggunaan meditasi untuk melatih kesadaran orang, bukan hanya untuk meningkatkan keseimbangan tubuh.

Meditasi menjadi semakin populer di Barat, bahkan beberapa eksekutif berlatih meditasi selama istirahat makan siang untuk meningkatkan efisiensi kerja mereka.

Menurut survei yang dilakukan pada tahun 2019, ada 14 persen orang di Amerika Serikat telah mencoba meditasi.

Meditasi telah menjadi fenomena sosial yang sangat penting. Mengapa ini terjadi, dan apa manfaatnya bagi orang-orang?

Peningkatan Kesehatan Jantung dan Saraf Kranial

Selama pandemi COVID-19, ada beberapa penelitian yang mencoba menggunakan meditasi untuk membantu pasien meringankan gejala sisa COVID-19 atau efek samping vaksinnya.

Pada awal 2020, para profesor di University of California–San Francisco, menyadari bahwa dampak COVID-19 sangat parah sehingga dapat merusak banyak organ manusia secara bersamaan. Dua dokter, Juliet Morgan dan Meghan Jobson, menemukan bahwa meditasi dapat membantu pasien pulih dari gejalanya.

Bahkan di luar komunitas kesehatan holistik, tampaknya ada konsensus internasional bahwa meditasi bermanfaat bagi orang yang pulih dari efek samping vaksin COVID-19 dan efek penyakit itu sendiri.

Komunitas medis Barat telah melakukan penelitian tentang meditasi selama dua hingga tiga dekade, dan meditasi terbukti memiliki manfaat sebagai berikut:

  • Mengaktifkan daerah otak tertentu;
  • Meningkatkan variabilitas denyut jantung;
  • Memadamkan
  • Meningkatkan ekspresi telomerase, yang memengaruhi mekanisme penuaan tubuh.

Selain itu, bermanfaat untuk kerusakan miokard dan efek samping neurologis yang disebabkan oleh aktivitas otak para Peneliti COVID selama meditasi melalui teknik pencitraan otak dan tes gelombang otak, dan mereka menemukan bahwa insula dan korteks premotor diaktifkan secara efektif selama meditasi.

Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam The Journal of Social Psychology menunjukkan bahwa bahkan lima menit bermeditasi dapat meningkatkan variabilitas detak jantung, parameter yang digunakan dalam pengobatan Barat untuk mencerminkan interval antara setiap detak jantung. Variabilitas detak jantung yang tinggi menunjukkan regulasi jantung yang kuat.

Selain itu, ada tahapan meditasi yang berbeda, dan pengalaman meditasi dari subjek penelitian bervariasi. Misalnya, ditemukan efek yang berbeda dialami oleh meditator jangka panjang dan yang bermeditasi sesekali.

Gen Kekebalan Tubuh Secara Signifikan Diregulasi

Saat bermeditasi, tubuh mungkin tampak diam, tetapi ada perubahan dramatis yang terjadi pada tingkat mikroskopis.

Sebuah studi genom skala besar yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) menunjukkan bahwa meditasi mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.

Dalam penelitian ini, subjek menggunakan metode meditasi yang menekankan pada stimulasi pikiran dan potensi batin, daripada hanya berfokus pada gerakan fisik dan keseimbangan otot  dan tulang.

Sebanyak 388 subjek berpartisipasi dalam latihan meditasi selama delapan hari, dan sampel darah mereka dikumpulkan untuk perbandingan  pada  empat titik waktu yang berbeda: dua titik waktu sebelum sesi, hari terakhir dari sesi delapan hari, dan tiga bulan setelah sesi meditasi, banyak gen dalam tubuh manusia diregulasi secara signifikan, dan kisaran peningkatan regulasinya adalah dua hingga empat kali.

Tiga bulan setelah meditasi, regulasi beberapa gen kembali ke tingkat yang mendekati sebelum meditasi, tetapi masih ada beberapa genyang upregulasi-nya tetap ada. Ini berarti bahwa efek meditasi bertahan lama. Dan penemuan bahwa latihan meditasi delapan hari masih memiliki efek positif setelah tiga bulan, ini sangat mengejutkan.

Meditasi Mengaktifkan Gen Penyembuhan Diri yang Kuat

Para peneliti mengklasifikasikan gen menurut efeknya dan menemukan bahwa gen yang paling banyak diatur setelah bermeditasi adalah antivirus dan terkait dengan peningkatan kekebalan.

Sebanyak 220 gen imun diregulasi, dan 68 di antaranya terkait dengan interferon dan termasuk dalam mekanisme imun bawaan. Delapan hari bermeditasi memiliki efek penguatan yang sangat signifikan pada kekebalan tubuh secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan  pada  darah tepi (darah yang mengalir dan bersirkulasi di sebagian besar tubuh) dan menunjukkan bahwa meditasi memiliki efek pada kekebalan seluruh tubuh, tidak hanya pada satu organ.

Studi ini juga mengamati bahwa meditasi tidak hanya meningkatkan interferon dan respons aktivasi kekebalan, tetapi juga meningkatkan kemampuan  tubuh  untuk memecah dan memetabolisme RNA sehingga jika ada invasi RNA virus, tubuh dapat menurunkannya dengan relatif cepat.

Efek Penyembuhan Meditasi pada Efek Samping COVID dan Vaksin yang Lama

Apakah  meditasi  efektif  untuk pasien dengan gejala COVID yang lama atau efek samping vaksin? Jawaban atas pertanyaan ini berkaitan dengan kualitas fisik  masing-masing pasien, potensi kekebalan, dan tingkat keparahan penyakitnya.

Namun, jelas bahwa meditasi dapat mengatur sejumlah gen yang penting untuk pengaturan sistem kekebalan, termasuk TRIM22, STAT1, dan STAT2.

STAP2 terkait erat dengan interferon dan dapat mengikat STAT1, juga dapat bergabung dengan faktor pengatur interferon untuk memengaruhi imunitas bawaan. TRIM22 juga memengaruhi ekspresi gamma-interferon.

Meditasi memiliki efek positif pada gen kunci ini. Oleh karena itu, secara keseluruhan, meditasi yang efektif pasti akan mem- bantu pemulihan gejala COVID-19 dan efek samping vaksin.

Studi ini juga membandingkan meditator dengan pasien yang menderita gejala COVID-19 ringan dan berat. Para peneliti menggunakan titik merah untuk mewakili gen yang diregulasi terkait dengan mekanisme kekebalan dan antivirus alami, dan titik biru untuk mewakili gen yang diregulasi ke bawah. Gen pada meditator pada dasarnya berwarna merah, dibandingkan dengan banyak gen yang diekspresikan dengan warna biru (menunjukkan kerusakan parah) pada orang dengan gejala COVID-19 ringan dan berat.

Banyak gen yang terkait dengan resistensi virus diregulasi secara signifikan, jadi selain membantu pemulihan, meditasi juga sangat efektif dalam mencegah infeksi dan gejala COVID yang parah.

Qigong dan Tai Chi Juga Menyebabkan Perubahan Ekspresi Gen

Selain meditasi, penelitian telah menemukan bahwa yoga, tai chi, dan qigong semuanya dapat meningkatkan kesehatan kita pada tingkat yang berbeda.

Sebuah studi yang diterbitkan di Frontiers in Psychology secara komprehensif menganalisis efek yoga, tai chi, dan qigong pada tubuh manusia pada tingkat yang berbeda, termasuk perubahan ekspresi gen, biomolekul, dan neurotropin. Dan ditemukan bahwa yoga, tai chi, dan qigong dapat memiliki efek beragam pada aspek antioksidan, antipenuaan, dan antiinflamasi, serta pada pencegahan kanker dan peningkatan sistem kekebalan tubuh.

Para peneliti menggunakan microRNA untuk menguji dan membandingkan ekspresi beberapa gen pada praktisi yoga dan pejalan kaki yang mendengarkan musik santai dalam suasana alami.

Kesimpulannya adalah bahwa selama periode singkat setelah latihan yoga, 97 gen dalam tubuh praktisi yoga diatur, dengan peningkatan ekspresi.

Dalam kelompok referensi pejalan kaki, ada 24 gen dengan peningkatan ekspresi. Artinya, 73 gen ekstra diatur sebagai hasil dari latihan yoga.

Ini bukan studi skala besar, dan hanya sejumlah kecil gen yang dianalisis. Saat ini, ketika teknologi pengurutan genetik menjadi semakin maju, kami berharap dapat melihat analisis yang lebih besar dari efek praktik kesehatan tradisional ini pada ekspresi gen. (jen)

Health 1+1 adalah platform informasi medis dan kesehatan Tiongkok paling otoritatif di luar negeri. Ditayangkan setiap Selasa hingga Sabtu dari pukul 9:00 hingga 10:00 di TV dan online, program berbahasa mandarin ini mencakup berita terbaru tentang virus corona, pencegahan, pengobatan, ilmiah dan kebijakan, serta kanker, penyakit, kekebalan emosional dan spiritual, asuransi kesehatan, aspek untuk memberikan perawatan yang andal dan penuh perhatian kepada masyarakat dan Online: EpochTimes. com/Health NTDTV.com/live