Alibaba Hadapi Delisting karena Dimasukkan ke Daftar Hitam oleh SEC

oleh Chen Beichen

Komisi Sekuritas dan Bursa AS (U.S. Securities and Exchange Commission. SEC) pada Jumat (29/7),mengumumkan bahwa pihaknya telah memasukkan Alibaba Group Holding Ltd. ke dalam daftar perusahaan yang mungkin akan dihapus dari transaksi saham di bursa Amerika Serikat. Seketika itu, harga saham perusahaan Alibaba langsung anjlok sekitar 9% pada perdagangan tengah hari itu.

SEC mengatakan bahwa Alibaba memiliki waktu hingga 19 Agustus untuk menyerahkan bukti identifikasi yang disengketakan.

Perusahaan lain yang juga dimasukkan SEC ke dalam daftar peringatan pada hari Jumat itu di antaranya adalah perusahaan Tiongkok dan Hongkong Mogu Inc, Boqii Holding Limited, Cheetah Mobile Inc dan Highway Holdings Limited.

Berdasarkan UU. Akuntabilitas Perusahaan Asing (Holding Foreign Companies Accountable Act. HFCAA), perusahaan asing yang terdaftar di pasar sekuritas AS harus membuktikan bahwa perusahaan tersebut tidak dikendalikan atau dimiliki oleh pemerintah asing, dan jika standar auditing tidak memenuhi persyaratan dari US Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) selama tiga tahun berturut-turut, maka perusahaan asing bersangkutan akan dipaksa untuk delisting dari bursa AS.

UU tersebut menetapkan bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok itu akan dipaksa delisting paling cepat sebelum awal tahun 2024. Tetapi Kongres AS sedang mempertimbangkan untuk mempercepat batas waktunya menjadi sampai tahun 2023.

Menurut data, perusahaan Tiongkok menjadi target nomor satu dari otoritas AS karena menyumbang sekitar 90% dari semua perusahaan asing yang tidak memenuhi peraturan PCAOB.

Alasan utamanya adalah para inspektur AS masih belum berhasil mendapatkan laporan audit keuangan dari perusahaan Alibaba.

Sejumlah undang-undang dan peraturan Tiongkok mengharuskan laporan audit dan dokumen lain terkait pendirian perusahaan yang terdaftar harus disimpan di Tiongkok, dan tidak boleh dikirimkan ke lembaga atau individu di luar negeri dengan cara atau teknologi apa pun tanpa izin dari pihak berwenang Tiongkok.

Selain itu, jika regulator asing ingin meninjau perusahaan Tiongkok, mereka perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari regulator Tiongkok dengan cara “meninjau secara bersama”. Dalam hal ini, PCAOB telah berulang kali mengeluh bahwa Beijing tidak menyetujui permintaannya untuk mengakses informasi perusahaan Tiongkok yang terdaftar di bursa Amerika Serikat, sehingga tidak dapat secara akurat memahami situasi stok konsep Tiongkok.

Meskipun AS dan Tiongkok terus bernegosiasi mengenai laporan hasil audit tersebut, tetapi kemajuan yang dicapai sangat minim.

Ketua SEC Gary Gensler mengatakan pada Rabu (27/7) bahwa dia tidak akan mengirim inspektur akuntan publik ke Tiongkok atau Hongkong kecuali Washington dan Beijing dapat menyetujui otoritas audit penuh. Dia mengatakan bahwa PCAOB perlu membawa “kekhususan dan akuntabilitas” untuk mengaudit perusahaan asing yang terdaftar di bursa AS.

Alibaba Grup tidak segera menanggapi permintaan komentar. (sin)