Artileri Ukraina Serang Pasukan Rusia, HIMARS “Unjuk Taring”

Zhou Ziding

Baru-baru ini Ukraina acap kali menggunakan senjata artileri AS, M142 HIMARS untuk menyerang pasukan Rusia. Pada 26 Juni lalu, Brigade Mekanis 72 Ukraina memublikasikan rekaman video, pusat komando pasukan ke-20 Rusia di dekat Izyum, mendapat serangan berturut-turut oleh roket HIMARS. 

Dalam rekaman tersebut dapat dilihat beberapa unit mobil peluncur roket multiple jenis BM-27 “Uragan” milik Rusia mengalami sympathetic detonation (ledakan rembetan).

Selain itu, ajang perang di selatan dan timur Ukraina, pihak Ukraina berulang kali menggunakan HIMARS untuk menyerang gudang amunisi Rusia. Khususnya pada 11 Juli lalu, dalam semalam Ukraina menyerang dua kali gudang amunisi Rusia di kawasan Nova Kakhovka, meledakkan dua unit gudang amunisi besar berturut-turut, dari kondisi dahsyatnya ledakan itu, pihak Rusia diperkirakan telah menyimpan hingga ribuan ton amunisi di dalamnya.

 Ada berita menyebutkan, di pangkalan tersebut terdapat 50 unit truk tangki minyak dan amunisi artileri jenis BM-30 dalam jumlah besar yang ikut meledak. 

Pada 13 Juli lalu, pasukan Ukraina mengumumkan, dari sekian banyak perwira tinggi dan menengah di pihak Rusia yang telah ditewaskan di Kherson, Komandan Divisi Infanteri Motor ke-20 bersama kepala stafnya (ke- duanya berpangkat kolonel) telah dinyatakan tewas.

Menurut mantan Menhan Republik Rakyat Donetsk, Igor Ivanovich Strelkov pada awal Juli lalu berkata: Dalam 5 hingga 7 hari lalu, di sekitar garis perang dan pada garis belakang yang jauh dari garis perang, ada lebih dari 10 gudang amunisi berskala besar milik Rusia yang menyimpan roket dan amunisi lainnya, juga banyak depot minyak, berikut sekitar 10 pusat komando, serta pos prajurit dengan jumlah yang kurang lebih sama telah diserang, ditambah dengan beberapa basis pertahanan udara dan pasukan artileri. 

Hal ini menyebabkan kerugian teramat besar di pihak Rusia, baik dalam hal personel maupun perlengkapan. Sejak dikerahkannya roket HIMARS pada 27 Juni, mungkin sebanyak 19 titik gudang amunisi Rusia telah dihancurkannya, dan 15 di antaranya terbukti dengan rekaman video.

HIMARS begitu diterjunkan ke medan perang, langsung membawa dampak yang signifikan, lalu seperti apakah sebenarnya senjata yang disebut HIMARS itu, sehingga dapat membantu Ukraina?

HIMARS Senjata yang Sangat Unggul Lahir Karena Takdir

Sebelum ada HIMARS, AS menggunakan artileri peluncur roket multiple jenis M270, sistem roket pada kedua jenis artileri ini sama, perbedaan terbesarnya terletak pada sasisnya. HIMARS menggunakan sasis truk taktis, sedangkan M270 menggunakan sasis roda rantai. 

Menggunakan sasis truk menggantikan sasis roda rantai adalah suatu tren besar pasca Perang Dingin. Di masa Perang Dingin, AS dan Uni Soviet mengandalkan perang dengan pasukan panser, artileri sasis roda rantai memiliki kemampuan eksis yang lebih kuat di medan perang, lebih sesuai dengan pemikiran taktis dalam perang korps besar.

Tetapi seusai Perang Dingin, konflik bersenjata berubah menjadi berskala lebih kecil, kemampuan mobilitas artileri dan kemudahan perawatannya menjadi semakin penting. Apa yang harus dilakukan? Sasis roda rantai pun ditinggalkan, digantikan dengan sasis truk taktis. 

Artileri swagerak dipindahkan ke atas sasis truk, berubah menjadi truk artileri, seperti artileri Caesar Howitzer milik Prancis, kendaraan tempur infanteri juga meninggalkan sasis roda rantai, dan menggunakan sasis truk 8 roda. 

Seperti BTR-4 milik Ukraina, dan BTR-80 milik Rusia, juga CM-32 Clouded Leopard milik Taiwan, serta Spike milik AS. Artileri roket juga telah dipindahkan ke atas truk, yakni: Sistem peluncur roket multiple HIMARS.

Keunggulan utama dari sasis truk adalah lebih ringan, memudahkan transportasi, seluruh badan truk yang dikamuflase, terlihat tidak jauh berbeda dengan truk angkutan beroda sepuluh yang digunakan warga sipil, lebih memudahkannya untuk membaur di tengah perkotaan, menaikkan tingkat kesulitan dikenali oleh musuh, relatif meningkatkan daya bertahannya. 

Di abad ke-21 AS menekankan penyebaran global, dengan cepat mencapai tujuan, HIMARS mampu menjalankan misi ini. Selain itu masih ada keunggulan lainnya yaitu lebih mudah perawatannya, kendaraan perang bersasis roda rantai sangat menyulitkan penyimpanan, juga acap kali mogok di tengah misi. Setelah diganti dengan sasis truk, tidak lagi ada masalah seperti itu.

HIMARS diinstalasi di atas truk lapis baja mobilitas tinggi, menggunakan penempatan roda 6×6. Panjangnya mencapai 7 meter, lebar 2,4 meter, dan tinggi 3,2 meter, dengan jarak tempuh 480 km, bisa dikirim ke medan perang dengan diangkut pesawat angkut militer S-130. Anggota truk terdiri dari 3 awak, seorang kapten, operator, serta pengemudi,bahkan keseluruhan operasional dapat dilaksanakan oleh satu orang saja. 

Penggerak landasan peluncuran dikendalikan dengan panel kendali di dalam kabin pengemudi. Waktu yang dibutuhkan untuk kondisi siap perang sangat pendek, hanya 10 menit. Laju tembakan terbesar adalah 6 tembakan per menit. Waktu untuk reload HIMARS hanya butuh 5-10 menit. Modul setiap amunisi terdiri dari 6 buah misil roket, yang menggunakan alat penentu arah sekali pakai dari bahan fiberglass (FRP), bebas tembaga, dan tanpa besi, bisa dibuang setelah ditembakkan.

Jarak tembak misil HIMARS mencapai 80 km, tapi juga dapat menggunakan roket GMLRS dengan jarak tembak antara 70-160 km, hulu ledak menggunakan baling-baling udara, menggunakan sistem navigasi hubungan inersia + GPS, tingkat akurasi akhir mencapai level meter. 

HIMARS juga dapat menggunakan bom tandan atau bom cluster untuk melakukan serangan terhadap target, juga menggunakan rudal DAGR untuk melakukan penyerangan terhadap sasaran keras.

M142 baru dikembangkan setelah era 1990-an, pada 2005 baru ditugaskan dalam misi, oleh sebab itu telah menggunakan teknologi otomatisasi yang jauh lebih canggih dibandingkan MLRS, kemampuan respons cepat, dan efektivitas perang sangat tinggi, seperti waktu persiapan untuk peluncuran. 

Dengan mode otomatis penuh, waktu respons MLRS butuh 93 detik, M142 hanya butuh 16 detik, atau hampir 4 kali lipat lebih cepat, sangat mengesankan. Satu kompi pasukan artileri yang terdiri dari 9 unit M142 HIMARS, dapat sekaligus menembakkan 54 buah roket jarak jauh, secara akurat menyerang 54 titik sasaran keras, kekuatan senjata yang dahsyat ini setara dengan 3 batalyon pasukan artileri secara bersamaan menembakkan 18 unit meriam 155 mm Howitzer dengan amunisi M982 Excalibur.

Kemungkinan Pengaruh HIMARS terhadap Ukraina

Jenderal Australia, Mick Ryan, baru-baru ini merilis artikel di surat kabar Sydney Morning Herald, mengulas kemungkinan dampak yang ditimbulkan HIMARS bagi Ukraina. 

AS telah memasok rudal roket dengan jarak tembak 80 km, tapi berkat akurasi HI- MARS, sehingga dapat menghantam secara mendalam garis belakang Rusia. Penggunaan HIMARS oleh Ukraina sekarang, telah menyerang pos transportasi dan logistik yang krusial bagi Rusia, pos komando, bandara, gudang amunisi, dan juga sejumlah instalasi transportasi berskala besar lainnya. 

Semua instalasi tersebut adalah statis dan tidak bergerak, lewat pengintaian oleh anggota intelijen Ukraina, dapat dengan mudah memastikan posisi sasaran Rusia tersebut, lalu dengan ponsel atau sistem komunikasi modern dapat dengan cepat mengirim posisi tersebut kepada garis belakang.

Dalam rekaman, kita dapat melihat Ukraina telah menyerang gudang amunisi di Snizhne yang berada di garis belakang Don- bas, terlihat kobaran api membubung ke langit. Bisa dilihat HIMARS telah memberikan kemampuan penyerangan jarak jauh yang akurat bagi Ukraina, dengan tidak membutuhkan rudal, hanya dengan roket yang berbiaya rendah, dapat melakukan serangan terhadap instalasi besar pada jarak 50 hingga 100 km.

Mobilitas sistem HIMARS yang tinggi, dapat dengan cepat mengambil posisi menembak, dan langsung menembak sasaran di pihak Rusia. Roket multiple dalam waktu singkat dapat menembakkan amunisi dalam jumlah besar, langsung menyingkir begitu usai menembak, tidak perlu berlama-lama di posisi asal. 

Rusia walaupun memiliki radar anti artileri, dapat mendeteksi posisi roket yang datang, tapi ketika Rusia bersiap hendak balas menyerang, tentara Ukraina telah menyingkir dari posisi semula. Inilah keunggulan yang diperoleh dari mobilitas tinggi sistem HIMARS dan tingkat akurasi tinggi serta jarak jangkau yang jauh.

Sebelumnya jika Ukraina hendak melakukan serangan terhadap instalasi krusial Rusia di garis belakangnya, harus mengandalkan serangan presisi udara, atau menggunakan rudal. Namun saat ini AU Ukraina tidak memiliki keunggulan udara di medan perang, jika gegabah melakukan serangan udara akan merugikan diri sendiri. 

Di saat yang sama, Ukraina sendiri tidak memiliki cukup banyak rudal jarak jauh, selama ini hanya mengandalkan rudal balistik jenis Tochka buatan masa Uni Soviet, tapi rudal balistik Tochka jumlahnya sangat terbatas, daya ledaknya juga kecil. 

Sementara tibanya HIMARS, telah sepenuhnya menyelesaikan masalah ini, membuat Ukraina walaupun dalam keadaan tidak memiliki AU dan rudal, dapat melakukan misi menyerang basis militer penting di garis belakang Rusia. Mayjend Ryan menilai, tibanya HIMARS, akan mengubah keseluruhan perkembangan situasi perang. (sud)