Kepala Negara Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia akan Bertemu di KTT G20 Bali pada November 2022

oleh Luo Tingting

Beberapa waktu lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa Xi Jinping danĀ  Putin akan menghadiri KTT G20 di Bali pada pertengahan November tahun ini. Sumber lain mengatakan bahwa Joe Biden juga diperkirakan akan hadir. Jika kabar tersebut benar, muncul pertanyaan apakah pertemuan tiga kepala negara ini akan berdampak pada pola dunia?

Xi Jinping, Putin dan Biden akan hadiri di KTT G20

Presiden Joko Widodo mengatakan kepada Bloomberg pada 18 Agustus, bahwa baik Xi Jinping dan Vladimir Putin telah menyanggupi untuk datang mengikuti KTT G20 di Bali pada pertengahan November mendatang.

“Xi Jinping bisa hadir, Presiden Putin juga memberitahu saya akan hadir”, kata Jokowi.

Selain itu, Wall Street Journal yang mengutip informasi dari sumber terpercaya melaporkan bahwa Presiden AS Biden juga berencana hadir dalam KTT G20. Jika berita tersebut benar, maka kepala negara Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia akan bertemu di Bali pada pertengahan November mendatang.

Saat ini, perang Rusia – Ukraina masih belum berakhir, dan memburuknya situasi di Selat Taiwan juga semakin memperkeruh hubungan AS – Tiongkok, jika kepala negara-negara ini bertemu di Bali nanti, apakah mungkin akan menyebabkan adanya perubahan pola dunia ? Menarik untuk disimak bersama.

Menanggapi kabar kehadiran Putin di KTT G20, Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pada 18 Agustus, Putin dan Presiden Joko Widodo telah membahas persiapan KTT G20 Bali melalui sambungan telepon. Namun, pernyataan itu tidak menyinggung soal kehadiran Putin.

Seorang pejabat yang mengetahui masalah mengatakan kepada Bloomberg bahwa Putin berencana untuk hadir dan mengikuti secara langsung KTT di Bali.

Kementerian luar negeri Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg.

Kabarnya, pertemuan Biden – Xi Jinping sedang dalam persiapan

Wall Street Journal mengutip informasi dari sumber yang mengetahui masalah tersebut, memberitakan bahwa pejabat Tiongkok menghendaki agar Xi Jinping dapat bertemu muka dengan Joe Biden selama kunjungannya ke Asia Tenggara pada November nanti. Jika hal ini terjadi, maka pertemuan tatap muka kedua kepala negara ini adalah yang pertama kali sejak Biden menjabat sebagai Presiden AS.

Sumber tersebut mengatakan bahwa sebelum tiba di Bali nanti, Xi akan mampir di Bangkok untuk menghadiri KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Pertemuan Biden – Xi besar kemungkinan dilakukan antara kedua KTT itu.

Tetapi, sumber juga mengatakan bahwa persiapan masih berlangsung, belum ada keputusan final sehingga perubahan bisa saja terjadi. 

Untuk itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok tidak memberikan tanggapan yang jelas, kecuali mengatakan bahwa informasi yang relevan akan diberitakan kemudian.

Pejabat Gedung Putih mengatakan, Biden dan Xi Jinping dalam pembicaraan telepon terakhir ada membahas kemungkinan pertemuan tatap muka, tetapi menolak memberikan rincian soal waktu dan tempatnya.

Xi Jinping mungkin akan terpilih kembali sebagai kepala negara melalui Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok yang diadakan pada musim gugur tahun ini. Di lihat dari jadwal waktunya, perjalanan Xi ke Bali untuk menghadiri KTT G20 seharusnya dilakukan setelah selesainya Kongres Nasional ke-20.

Kunjungan Pelosi ke Taiwan memicu Xi Jinping mengubah jadwal perjalanan luar negerinya

Wall Street Journal yang mengutip informasi dari sumber terpercaya juga memberitakan pada 19 Agustus bahwa kunjungan Ketua DPR AS Pelosi ke Taiwan merangsang Xi Jinping mengubah rencana kunjungan luar negerinya.

Xi Jinping berencana menghadiri pertemuan tahunan Organisasi Kerjasama Shanghai di Samarkand, Uzbekistan pada pertengahan bulan September tahun ini, di mana ia akan bertemu dengan Putin dan para pemimpin lainnya.

Absennya Xi Jinping dari panggung internasional telah menghambat komunikasi antara Tiongkok dengan negara-negara lain. Dalam waktu hampir tiga tahun sejak merebaknya epidemi COVID-19, Xi Jinping tidak meninggalkan daratan Tiongkok, kecuali pada 1 Juli tahun ini, ia menghadiri peringatan 25 tahun kembalinya Hongkong ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Sumber mengatakan bahwa, setelah peringatan dan ancaman dari rezim Beijing gagal mencegah Pelosi mengunjungi Taiwan, Xi mulai merencanakan perjalanan ke luar negeri karena ia khawatir meningkatnya ketegangan dengan AS dapat menyebabkan kecelakaan yang tidak diharapkan.

Wall Street Journal pada 11 Agustus melaporkan, 4 hari sebelum Pelosi tiba di Taiwan, Xi Jinping dalam panggilan telepon dengan Biden mengatakan : “Beijing tidak niat berperang dengan Amerika Serikat”.

Zhang Tianliang, seorang sejarawan dan komentator tentang urusan saat ini mengatakan : “Ia (Xi) tahu bahwa Tiongkok tidak mampu berperang melawan Amerika Serikat, Jepang, NATO, dan Taiwan, karena kekuatan militernya jauh di belakang mereka. Saat ini dia lebih memilih untuk menunggu daripada berbuat gegabah. Namun, ini yang perlu kita dengan, simak secara saksama apa implikasi dari pernyataannya”. (sin)