Nepal Alihkan Pembangunan PLTA ke India Setelah Gagal Bersepakat dengan Perusahaan Tiongkok

oleh Chen Beichen

Nepal telah memutuskan untuk menandatangani perjanjian dengan perusahaan India NHPC (National Hydroelectric Power Corporation) untuk membangun kembali pembangkit listrik tenaga air yang ditinggalkan oleh perusahaan Tiongkok, usai membatalkan kesepakatan tawar-menawar dengan China Three Gorges Corporation (CTG), kata pemerintah Nepal pada 18 Agustus.

Pejabat Nepal mengatakan bahwa Nepal kaya akan sumber daya air, lantaran dialiri sebanyak 6.000 sungai dan gletser besar, yang mana dapat menghasilkan lebih dari 42.000 megawatt listrik untuk mengembangkan ekonomi dan mengurangi defisit perdagangan senilai USD. 13 miliar lebih.

Menurut laporan CNN Money, bahwa Nepal memiliki potensi untuk menghasilkan listrik dari tenaga air yang sangat mengejutkan, ia mampu menghasilkan tenaga listrik 20 kali lebih besar dari Bendungan Hoover di Amerika Serikat, atau 2 kali lipat dari Bendungan Tiga Ngarai di daratan Tiongkok.

Pejabat Nepal mengatakan, setelah pihak Tiongkok menghentikan pemberian pinjaman, pemerintah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan NHPC pada 18 Agustus, dan menyetujui perusahaan negara India tersebut untuk melakukan studi kelayakan, dampak lingkungan, serta rincian seperti penggenangan tanah dan biaya konstruksi. Diharapkan kedua PLTA nanti dapat menghasilkan masing-masing 750 dan 450 megawatt tenaga listrik.

Kedua PLTA tersebut terletak di Sungai Seti Barat yang berada di wilayah Barat Jauh Nepal yang paling tidak berkembang, menurut Reuters.

Pejabat Nepal mengatakan bahwa sebelum perusahaan nasional India, perusahaan TGC Tiongkok yang melakukan studi kelayakan dan sebagainya, meskipun konstruksi belum dimulai, namun tawar menawar di masalah biaya pembangunan dan pajak masih belum menghasilkan kesepakatan, yang kemudian mendesak pemerintah Nepal untuk menarik diri dari negosiasi, dan mengumumkan penggunaan sumber daya domestik dengan menetapkan anggaran tahunan sebesar USD. 12,18 miliar untuk membangunnya.

Sushil Bhatta, kepala eksekutif Komisi Investasi Nepal mengatakan : “Setelah penundaan selama beberapa dekade, kami tidak ingin lagi terjebak dalam jenis ketidakpastian yang lain”. Dia menambahkan : “NHPC telah mengembangkan proyek semacam itu di medan serupa di wilayah India yang berdekatan dengan rekam jejak yang baik, sedangkan (Pembangkit Listrik Tenaga Sungai Seti Barat) berpotensi untuk menghasilkan devisa dari mengekspor energi listrik ke pasar India”.

Abhay Kumar Singh, manajer umum NHPC dengan optimis mengatakan : “Begitu kami menandatangani proyek ini, kami pasti akan merealisasikannya”.

India telah membangun proyek pembangkit listrik tenaga air 900 megawatt di Sungai Arun yang berada di Nepal timur dengan biaya USD. 1,04 miliar. Proyek tersebut telah selesai pada tahun 2021 dan sudah beroperasi saat ini. 12% dari listriknya akan diberikan secara gratis ke Nepal, dan kepemilikan proyek pada akhirnya juga akan dialihkan ke Nepal.

Saat ini, tenaga listrik yang dihasilkan oleh Nepal hanya sebesar 2.000 megawatt, yang masih di bawah 5% dari total potensi PLTA mereka jika dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan oleh keterbatasan dana, pengetahuan teknis dan kurangnya konsensus politik tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya. 

Ada komentar yang menyebutkan bahwa Beijing dan India sering bersaing satu sama lain untuk memperluas pengaruh mereka dalam hal bantuan dan investasi dalam proyek infrastruktur di Nepal. (sin)