Rumah Duka di Sichuan, Tiongkok Dipenuhi Jenazah Orang Tua yang Meninggal Karena Udara Panas

oleh Jing Zhongming

Udara di Provinsi Sichuan pada umumnya sangat panas dalam beberapa hari belakangan ini, selain itu pemadaman listrik atau pembatasan penggunaannya terpaksa diterapkan akibat sungai mengering dan PLTA tidak dapat beroperasi penuh, sehingga peralatan pendingin seperti AC dan kipas angin tak berfungsi. Menurut informasi yang tersebar di Internet, bahwa sejumlah besar orang tua dan petani di Sichuan meninggal karena serangan panas. Namun, media daratan Tiongkok tidak (boleh) melaporkan, justru menjadikannya sebagai hiburan untuk mengalihkan perhatian.

Provinsi Sichuan dan Kota Chongqing yang terletak di Cekungan Sichuan, suhu tinggi terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir. Suhu panas di beberapa daerah telah mencapai lebih dari 40°C. Pembatasan penggunaan listrik terpaksa diterapkan akibat pembangkit listrik tenaga air kekurangan air. Selain semua pabrik tidak diperbolehkan beroperasi, pihak berwenang juga sangat membatasi penggunaan listrik untuk bisnis dan transportasi. AC di pusat perbelanjaan dan kantor di Kota Chengdu wajib dimatikan, sehingga karyawan telah beralih ke es batu untuk mendinginkan diri.

Banyak kabupaten dan wilayah pinggiran kota di Sichuan dan Chongqing terutama di daerah pedesaan, telah memberlakukan pembatasan konsumsi listrik untuk mata pencaharian masyarakat. Beberapa tempat mengalami pemadaman listrik yang tidak teratur setiap hari, bahkan mengalami pemadaman listrik sepanjang hari, ada yang selama 2 atau 3 hari berturut-turut.

Udara panas yang ekstrim membuat mata pencaharian masyarakat sangat terganggu dan bahkan membahayakan kehidupan masyarakat. Namun, media daratan dan platform Weibo penuh dengan postingan seperti “Menghindari Udara Panas Sambil Menikmati Stimbol dalam Goa”, “Anggur Sichuan Berubah Menjadi Kismis”, “Pemadaman Listrik Dalam Ruang KA Bawah Tanah Chongqing seperti Syuting Film Horor”, “Wanita Sichuan Menggunakan Tali untuk Menarik Takeaway ke Lantai 25” dan hotspot lainnya yang nyaris berbau hiburan. Netizen lokal mengecam pihak berwenang karena menjadikannya sebagai hiburan untuk menutupi bencana.

Dari sejumlah besar berita lokal yang dipostingkan di Weibo kita dapat melihat bahwa di beberapa daerah pedesaan, banyak orang tua yang meninggal di rumah karena udara panas, beberapa petani meninggal tersengat panas ketika mereka terpaksa bekerja di ladang, dan beberapa rumah duka beroperasi dengan kapasitas penuh setiap harinya.

Di beberapa kota, ambulans juga terlihat mondar mandir di jalanan, jumlah pasien di rumah sakit yang terserang heat stroke meningkat tajam. 

Sejumlah postingan warga di Weibo yang menggambarkan keadaan yang dialami masyarakat karena gelombang panas yang sedang melanda. (foto Internet)

Selain panasnya udara dan pemadaman listrik, banyak juga kebakaran hutan yang mengancam kehidupan masyarakat. Tetapi pihak berwenang tetap berusaha untuk menutupi jumlah korban yang terjadi.

Seperti kejadian kebakaran hutan di tahun-tahun sebelumnya, netizen marah setelah menyoroti ketidakmampuan rezim Partai Komunis Tiongkok dan otoritas pemadam kebakaran dalam menanggulangi bencana. Berita tentang banyak pihak berwenang di daerah merekrut sukarelawan yang belum berpengalaman untuk memadamkan api, juga memicu komentar sinis dari para netizen. “Sama saja menghantarkan para sukarelawan ke kematian”, “Meminta bantuan dari rakyat jika muncul suatu masalah, lalu apa yang pemerintah lakukan ?” ….. (sin)