Para Ekonom Menurunkan Perkiraan PDB Tiongkok Tahun 2023 Karena Prospeknya Suram

oleh Chen Ting

Menurut survei yang dilakukan media asing, para ekonom kian pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Tiongkok sehingga memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun 2022. Selain itu mereka juga percaya bahwa kandungan risiko PDB Tiongkok tahun 2023 tidak tumbuh masih tinggi karena terdampak oleh krisis pasar real estate dan lockdown COVID-19 yang berkepanjangan.

Hasil survei kuartalan terbaru yang dilakukan Bloomberg (tautan : https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-08-28/china-s-growth-prospects-weaken-as-economists-cut-2023-forecasts) menunjukkan bahwa, perkiraan PDB Tiongkok untuk tiga kuartal pertama tahun ini adalah 3,5%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang 3,9%.  Perkiraan pertumbuhan untuk tiga kuartal pertama tahun depan juga direvisi turun sebesar 0,1 hingga 0,4 poin persentase.

Penurunan peringkat tersebut menunjukkan bahwa para ekonom tidak yakin bahwa langkah-langkah stimulus Beijing mampu mengatasi perlambatan pertumbuhan. 

Baru-baru ini, Bank Sentral Tiongkok kembali memberlakukan penurunan suku bunga pinjaman, dan pihak berwenang juga berencana menginvestasikan RMB. 1 triliun untuk membangun sejumlah proyek infrastruktur.

Bijih besi dan baja adalah penerima manfaat terbesar dari stimulus infrastruktur, demikian CNBC melaporkan (tautan : https://www.cnbc.com/2022/08/26/china-pumping-billions-to-infrastructure-but-commodity-markets-muted.html), tetapi harga bijih besi dan baja selain tidak naik bahkan turun setelah pengumuman dari pihak berwenang Tiongkok.

Atilla Widnell, Direktur Pelaksana konsultan intelijen bijih besi “Navigate Commodities” mengatakan : “Wabah COVID-19 yang silih berganti muncul di daratan Tiongkok, PPKM yang ketat, dan terus memaksa semua warga sipil menjalani tes asam nukleat telah membuat pertumbuhan ekonomi terhenti bahkan menurun. Dan hal itu jelas akan berlanjut di waktu mendatang sampai kebijakan “Nol Kasus” mengalami perubahan yang mendasar”.

Brendan McKenna, ekonom internasional dari “Wells Fargo” mengatakan : “Sektor real estat masih meronta-ronta, ditambah lagi dengan munculnya kembali pemberlakuan PPKM karena COVID-19 jelas memperbesar risiko terjadinya penurunan pertumbuhan”.

Asumsi dasarnya adalah bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini akan berada sedikit di atas angka 3%, tetapi jika kegiatan ekonomi terus melambat, Brendan memperkirakan bahwa PDB Tiongkok kemungkinan akan turun menjadi di bawah angka 3%.

Di bawah kebijakan Nol Kasus Infeksi, banyak restoran kecil di daratan Tiongkok yang gulung tikar. Pada paruh pertama tahun 2022 saja, ada 373.000 perusahaan katering yang menyatakan pailit. Gambar menunjukkan sebuah restoran pailit di Beijing pada 31 Mei 2022. (Jade Gao/AFP)

Tahun ini, karena kebijakan pencegahan epidemi ekstrem dari pemerintah pusat yang “nol kasus”, membuat kota-kota besar seperti Shanghai dan lainnya terkena lockdown ketat. Akibat perusahaan dan industri cukup lama tidak dapat beroperasi, akhirnya berdampak buruk terhadap sentimen para konsumen, dan lapangan kerja buat kaum muda.

Menurut data resmi yang dirilis oleh otoritas Tiongkok pada awal bulan Agustus, tingkat pengangguran kaum muda perkotaan hasil survei pada bulan Juli tahun ini adalah sekitar 20%, lebih dari 3 kali lipat rata-rata nasional yang 5,4%.

Musim panas tahun ini, terdapat 10,76 juta orang lulusan perguruan tinggi bakal memasuki pasar kerja yang kondisinya sangat suram. Para pemuda yang awalnya memiliki kesempatan untuk memperoleh penghasilan lewat memberikan les pelajaran kepada anak-anak kelas bawahnya sebelum memperoleh pekerjaan formal, kini menghadapi sirnanya kesempatan itu akibat tindakan keras pemerintah Tiongkok tahun lalu yang diberlakukan terhadap industri teknologi dan pendidikan tambahan.

Menurut Agence France-Presse (tautan : https://www.france24.com/en/live-news/20220828-china-s-jobless-youth-left-in-the-lurch), Zhuang Bo, seorang ekonom dari lembaga penelitian Inggris TS Lombard, mengatakan bahwa data resmi Tiongkok tidak melacak tingkat pengangguran kaum muda yang berada di pedesaan, sehingga tingkat pengangguran riil mungkin lebih dari dua kali lipat data resmi.

Pada saat yang sama, krisis real estate Tiongkok semakin parah tahun ini. Karena krisis likuiditas yang terus menerus dihadapi oleh perusahaan pengembang, sejumlah besar proyek perumahan jadi terbengkalai, bahkan banyak yang sudah lama terhenti pembangunannya. Hal mana memicu pembeli rumah putus asa dan menghentikan pembayaran angsuran KPR. Sehingga krisis perumahan telah mempengaruhi sektor keuangan. Berita tersebut juga berdampak buruk terhadap kepercayaan konsumen, yang akhirnya mendorong turun penjualan rumah sampai sekitar 40% dari tahun sebelumnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, cekungan Sungai Yangtze telah dilanda udara panas ekstrem dan kekeringan yang menyebabkan operasi pembangkit listrik tenaga air terpaksa dihentikan atau dikurangi kapasitasnya. Hal ini selain membuat industri dan pertumbuhan ekonomi terganggu oleh pasokan listrik, gelombang panas juga mengancam pasokan makanan. Meskipun cuaca panas ekstrem akan mereda saat memasuki musim gugur, tetapi kekeringan parah masih merupakan ancaman serius.

Gelombang panas telah menyebabkan aliran air Sungai Yunyang di Chongqing, Tiongkok menyusut, memunculkan dasar sungai yang sudah kering dan retak-retak terlihat jelas. Gambar diambil pada 16 Agustus 2022. (Rao Guojun/Feature China/Future Publishing/Getty Images)

Awal tahun ini, target PBD tahun 2022 yang ditetapkan pemerintah pusat Tiongkok awalnya adalah sekitar 5,5%. Dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat tajam, target itu jelas menjadi hanya angan-angan.

Bloomberg mencatat bahwa di waktu-waktu sebelumnya, Beijing tidak pernah mau melewatkan target PDB-nya yang selalu menjadi fokus perhatiannya. 

Raymond Yeung, kepala ekonom di ANZ mengatakan, pemerintah Tiongkok sekarang selain menghadapi tantangan yang timbul ini, juga menghadapi potensi risiko ekonomi lainnya, seperti populasi yang menua. Hal ini akan menjadikan pertumbuhan PDB Tiongkok berada di bawah 5% dalam beberapa tahun ke depan.

“Pandangan inti kami masih tetap, yaitu perlambatan ekonomi akibat penuaan populasi akan terus meningkat selama tiga tahun ke depan”, katanya.

“Mengingat produktivitas yang kurang mendapat perhatian, pertumbuhan ekonomi di masa mendatang akan tetap sulit. Kami memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB Tiongkok tahun 2023 adalah sebesar 4,2%, dan pada tahun 2024 adalah 4,0%”.

Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan inflasi setahun penuh tetap tidak berubah pada 2,3% pada tahun 2022 dan 2023. Pertumbuhan harga produsen akan melambat menjadi 1,4% tahun depan dari 5,5% tahun ini.

Diperkirakan bahwa investasi aset tetap pada kuartal ketiga tahun ini akan tumbuh 6,1%, turun dari 6,9% tahun sebelumnya. Dan penjualan ritel untuk kuartal ini yang semula diperkirakan 4% bisa jadi akan turun menjadi 3,5%.

Pekan lalu, pendiri Huawei Ren Zhengfei dalam sebuah forum internal menyebutkan bahwa dalam tiga tahun ke depan, Huawei akan menjadikan “mempertahankan kelangsungan hidup” sebagai program utamanya, dan bisnis sampingannya akan dihentikan secara keseluruhan.

Beberapa hari yang lalu, Xing Ziqiang, kepala ekonom Tiongkok di Morgan Stanley mengatakan bahwa prospek ekonomi Tiongkok semakin mengkhawatirkan, dan jika pemerintah Tiongkok gagal keluar dari kesulitan yang dihadapi saat ini, maka hal itu dapat meninggalkan “luka permanen yang mempengaruhi potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya”. (sin)