Film Komedi Romantis Klasik “Honeymoon in Bali”

Tifanny Brannan

Bagi yang merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidup mereka terutama wanita bisnis yang sukses, saya merekomendasikan film “Honeymoon in Bali,” produksi Paramount pada 1939 yang dibintangi oleh Fred MacMurray, Madeleine Carroll, dan Allan Jones.

Gail Allen (Carroll),  seorang  manajer department store New York, percaya hidupnya sudah sempurna, dengan  kantor yang efisien, apartemen yang  indah, dan kekasih yang perhatian, Eric Sinclair (Jones). Suatu hari, di sebuah restoran dia diramal: Dia akan bertemu orang asing yang tampan dari Bali, punya anak, dan kembali ke Bali dengan pria itu.

Dia mencemooh ramalan itu, tetapi sepupunya Lorna “Smitty”  Smith (Helen Broderick) berharap ramalan itu menjadi kenyataan. Pada hari yang sama, Gail bertemu Bill Burnett (MacMurray), seorang asal Amerika yang menetap di Bali dan sedang mengunjungi New York. 

Segera tertarik  satu sama lain, mereka mulai berkencan, tetapi Gail frustrasi dengan ide-ide kuno Bill tentang wanita. Dia melihat sisi lain dari dirinya ketika dia bertemu Rosie (Carolyn Lee).

(kiri–kanan) Helen Broderick, Fred MacMurray, aktor cilik Carolyn Lee, dan Madeleine Carroll dalam “Honeymoon in Bali.” (Paramount Pictures)

Yang lebih menggemaskan di layar lebar adalah anak kecil yang menggemaskan. Masuknya Rosie 36 menit ke dalam gambar mengubah film yang bagus menjadi film yang hebat. Dari pipi tembemnya hingga suaranya yang manis, Rosie kecil menggemaskan dalam segala hal.

Dia adalah putri dari teman duda Bill yang tidak ditampakkan. Saat ayah Rosie hampir meninggal, Bill harus menemukan rumah bagi bocah itu. Bill sangat mencintainya, tetapi, sebagai bujangan, dia tidak merasa siap untuk merawatnya sendirian. Saat makan malam di apartemen Gail bersama Smitty, Bill, dan Rosie, Smitty menyarankan agar Gail merawat anak itu. Gail menolak ide ini.

Kemudian Gail mengetahui benar yang dikatakan sepupunya, ketika dia menemukan betapa kosongnya hidupnya setelah Bill dan Rosie meninggalkannya.

Pengaruh yang tak terduga

Sepulang dari restoran dimana dia diramal, kembali bekerja di department store. Saat berjalan, dia tiba-tiba mengubah arah, seperti yang dikatakan peramal. Dia secara impulsif masuk ke toko yang memajang kapal pesiar. Terbawa untuk menjelajahi kapal pesiar dan berpura-pura sedang berlayar.

Adegan ini menunjukkan sisi yang sangat berbeda dari Gail, saat itu dia bertemu Bill, pria berambut gelap. Dia bercerita tentang hidupnya di Bali, yang membuatnya takjub. Dalam dialog perkenalan di pertemuan pertama itu, dikatakan oleh Bill, bahwa dia tinggal di Bali, tempat yang indah. Gail menyatakan kekagumannya, “WOW kabarnya tempat itu seperti surga, saya hanya dilihatnya di gambar. Dengan gadis- gadis yang cantik.”

“Ya tempat itu sangat indah dengan gadis-gadis yang cantik.” Balas Bill membuat Gail semakin tertarik.

(Film ini tidak menampilkan dengan suasana di Bali yang sebenarnya).

Dia kemudian mendesain etalase tokonya seperti pantai di Bali. Meskipun dia tidak mengakuinya, dia sangat terpengaruh oleh pertemuannya dengan Bill.

Kemudian, setelah Bill dan Rosie meninggalkan New York, Gail kembali ke kehidupannya. Segera menjadi jelas bahwa, meski Eric adalah pria yang baik dan perhatian, itu tidak mengubah fakta bahwa Gail tidak benar-benar mencintainya. Bahkan, membuatnya sakit hingga berminggu- minggu. Dokter tidak dapat menjelaskan mengapa dia sakit, namun masalahnya bukan masalah fisik. Dia patah hati dan kosong karena akhirnya dia menemukan hal- hal yang hilang dalam hidupnya.

Melihat jelas

“Honeymoon in Bali” dimulai pada sore tatkala hujan di New York City.  Terlihat Tony (Akim Tamiroff), seorang tukang cuci jendela setengah baya, melakukan pekerjaannya di jendela di luar kantor Gail.

Tony kemudian memainkan peran yang sangat penting dalam cerita. Gail adalah wanita cerdas yang pandai dalam apa yang dia lakukan dan telah membuat kariernya sukses. Namun, dia merasa tidak terpenuhi oleh cinta. Tony,  dengan  kebijaksanaan  dan pengalaman  hidupnya,  membuka mata Gail terhadap situasinya sendiri dan mencegahnya melakukan kesalahan yang akan menyesal sisa hidupnya.(awp)