Putin Kerahkan “Senjata Pemusnah”, Zelensky Tantang Elon Musk

oleh Jin Ran

Fokus sajian : Dalam situasi terdesak, Putin mengirim “senjata pemusnah” yakni kapal selam bertenaga nuklir terpanjang yang dalam pelayarannya tiba-tiba menghilang diperairan Samudra Arktik, dan mengklaim punya torpedo “Poseidon” yang begitu diluncurkan mampu menghancurkan Amerika Serikat. Apakah Elon Musk ingin berpindah pijakan ? Mengapa ia mengusulkan “proposal perdamaian” lewat referendum yang melibatkan jutaan orang. Bahkan Zelensky pun sampai bernada menantang. Mantan komandan militer AS mengatakan bahwa angkatan udara memiliki kekuatan untuk menghancurkan tentara Rusia dalam beberapa hari. Wilayah di Negara Bagian Kherson seluas 40 Km persegi berhasil dikuasai kembali oleh pasukan Ukraina hanya dalam 1 hari. Ribuan tentara Rusia dipukul mundur sampai mendekati perbatasan. Dalam situasi seperti ini, perang berskala besar mudah berkobar.

Ada sebuah lirik lagu yang bunyinya demikian : Bukan saya tidak mau mengerti, tetapi perubahan dunia terlalu cepat. Saya benar-benar merasakan bahwa dunia berubah dengan cepat sekarang. Begitu membuka mata saat bangun tidur, saya sudah merasakan bagaimana perubahan terjadi begitu cepat ?

Video episode sebelumnya baru kita bahas soal Elon Musk yang secara pribadi menantang Putin, Ia yang belum lama ini menghabiskan USD. 80 juta untuk menyediakan antena satelit Starlink untuk mendukung Ukraina, sekarang malahan tampaknya Musk ingin beralih pijakan membantu Putin, Oleh sebab itu masyarakat Ukraina jadi marah. Bahkan Zelensky pun sampai ikut berbicara dengan nada menantang.

Elon Musk mengusulkan “proposal perdamaian” lewat referendum

Elon Musk yang sebelumnya menaruh lebih banyak perhatian terhadap peluncuran roket, teknologi robot. Tanpa disangka, ia menerbitkan 6 postingan pada 3 Oktober yang kesemuanya terkait dengan perang Rusia – Ukraina. Selain itu, ia mengklaim bahwa Ukraina tak bisa menang dalam peperangan ini, bahkan dapat memicu penggunaan senjata nuklir. Untuk itu ia mengusulkan “ide yang mengejutkan” dengan “propasal perdamaian” berisi 4 konten yang dilakukan lewat referendum.

Adapun keempat kontem itu adalah : 

Perdamaian Ukraina – Rusia :

– Menjalankan kembali referendum di wilayah yang dicaplok dengan pengawasan PBB. Jika itu menjadi kehendak rakyat maka Rusia wajib meninggalkan wilayah tersebut.

– Mengakui bahwa Krimea secara resmi adalah bagian dari wilayah Rusia, sejak tahun 1783 (sampai kesalahan yang dibuat Presiden Khrushchev).

– Menjamin pasokan air untuk Krimea.

– Ukraina tetap berstatus netral.

Sepintas tampaknya cukup adil, seakan-akan masing-masing pihak perlu sama-sama mundur selangkah agar ketegangan mereda. Tetapi jika diteliti lebih dalam, saya mengira bahwa Musk mungkin pikirannya sedang terganggu, hingga premis serta logikanya membingungkan.

Pertama soal melaksanakan referendum, bukankah referendum sendiri mengartikan bahwa invasi tentara Rusia dapat dibenarkan. Jika tidak, mengapa harus mengadakan referendum di wilayah yang diduduki pasukan asing ? Sebaliknya, Coba kita pikir, apakah dapat dibenarkan jaka pasukan Ukraina yang mencaplok sebagian wilayah Rusia kemudian mengadakan referendum di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa ?

Kedua, bahkan Amerika Serikat saja belum mengakui bahwa Krimea adalah milik Rusia. Elon Musk, sebagai warga negara Amerika Serikat malahan menyerahkannya ke Rusia melalui sepotong kalimat ?

Jadi kedua poin yang tersisa tidak perlu lagi kita bahas, karena saya pikir mungkin saja Putin pun tahu malu kalau harus meminta Ukraina memasok air bersih ke Krimea yang ia caplok ? !

Di balik proposal perdamaian ini sebenarnya ada udang di balik batu, ada pesan yang ingin disampaikan Musk : Karena Anda tidak bisa menang, jadi menyerah saja, dan tidak perlu ada hukuman untuk invasi. Tidak heran bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sampai tampil untuk menanggapi pesan Musk dengan nada yang kurang sabar.

Jajak pendapat terbuka Zelensky

Jajak pendapat Zelensky cukup sederhana, yaitu bertanya kepada semua orang : Apakah Anda bersedia mendukung Elon Musk yang Ukraina, atau Elon Musk yang Rusia ?

Saat ini jajak pendapat masyarakat Ukraina sudah selesai, dan hasilnya adalah :

Usulan referendum Elon Musk diikuti oleh 2,74 juta responden dengan 59.1% suara tidak setuju, 40,9% suara yang setuju.

Sedangkan jajak pendapat Zelensky juga diikuti oleh 2 juta responden dengan 78,8% suara memilih mendukung Elon Musk yang Ukraina, dan hanya 21,2% suara yang memilih mendukung Elon Musk yang Rusia.

Jika reaksi Zelensky masih dianggap halus, maka “referendum online” lain yang diselenggarakan oleh penasihat kantor kepresidenan Ukraina Mykhailo Podoliak tampaknya  berlawanan dengan gagasan Musk.

1. Ukraina mendapatkan kembali wilayahnya, termasuk Krimea yang dianeksasi. 2. Rusia melakukan demiliterisasi, denuklirisasi dan berhenti mengancam negara lain. 3. Membawa penjahat perang ke Mahkamah Internasional.

Mykhailo Podoliak mengatakan bahwa dirinya memiliki rencana perdamaian yang lebih baik, yaitu membuat Ukraina merebut kembali wilayahnya, termasuk Krimea, dan membiarkan Rusia melakukan demiliterisasi dan denuklirisasi, sehingga dunia akan damai. Berikut adalah hasil pollingnya.

Sebenarnya, apakah kedua proposal itu adil atau tidak, bisa kita ketahui dari melihat umpan balik dari mereka yang berselisih. Mari kita lihat umpan balik Rusia terhadap proposal Musk. Pada 4 Oktober, Kremlin mengatakan bahwa pernyataan Musk “sangat positif”. Namun ditekankan bahwa Kremlin tidak bersedia mengadakan lagi referendum di keempat wilayah yang telah dimasukkan ke dalam wilayah Rusia.

Pujian dari juru bicara Putin sudah cukup menjelaskan bahwa Kremlin sangat memuji pernyataan Elon Musk sebagai “sangat positif”. Tetapi menekankan bahwa tidak akan ada referendum ulang di empat wilayah yang sudah dianeksasi ke Rusia.

Dengan kata lain bahwa kecuali usulan referendum ulang yang ditolak, “proposal perdamaian” Elon Musk adalah yang diinginkan oleh Putin.

Rusia tiba-tiba mengerahkan 2 senjata nuklir

Di saat dunia sedang khawatir mengenai apakah Putin benar-benar akan menggunakan senjata nuklir, situasi diperburuk oleh Putin yang secara tak terduga mengerahkan 2 senjata nuklir utama Rusia.

Media Inggris “The Times” melaporkan bahwa NATO telah memperingatkan negara-negara anggota tentang kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan uji coba peledakan bom nuklir di wilayah perbatasan dengan Ukraina untuk menunjukkan tekadnya menggunakan senjata nuklir. Selain itu laporan juga menyebutkan bahwa satu departemen militer Rusia yang terkait dengan kereta nuklir sudah mulai bergerak.

Sebuah rekaman video yang dirilis di channel yang pro-Rusia menunjukkan, serangkaian kendaraan lapis baja canggih untuk pengangkut personil yang dimiliki Direktorat Jenderal ke-12 Kementerian Pertahanan Rusia, sebuah departemen yang didedikasikan untuk melayani kekuatan roket strategis, yang merupakan sektor kunci Putin dari program nuklir sedang bergerak menuju perbatasan. Analisis para ahli militer adalah pengerahan pasukan semacam ini bisa menjadi tanda bahwa akan ada latihan nuklir berskala besar.

Semakin banyak analis berspekulasi bahwa Rusia kemungkinan akan menggunakan rudal nuklir taktis untuk menyerang pasukan Ukraina. Dalam hal ini, David Howell Petraeus, mantan komandan Komando Pusat AS mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media bahwa jika Putin memerintahkan penggunaan senjata nuklir terhadap Ukraina, Amerika Serikat akan memimpin sekutunya untuk menghancurkan semua pasukan Rusia di Ukraina dan menenggelamkan seluruh armada perang Rusia di Laut Hitam.

Petraeus mengatakan, meskipun Ukraina bukan anggota NATO, radiasi dari senjata nuklir akan menyebar dan mempengaruhi anggota NATO. “Rusia harus tahu bahwa jika menggunakan senjata nuklir di Ukraina, Angkatan Udara AS akan menghancurkan pasukan Rusia dalam beberapa hari”.

Menurut data Federasi Ilmuwan Amerika Serikat (Federation of American Scientists. FAS) bahwa saat ini Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir dan Amerika Serikat memiliki 5.428. Dalam hal jumlah hulu ledak nuklir, dapat dikatakan bahwa mereka berimbang.

“Senjata Pemusnah” : Torpedo super “Poseidon” 

Namun, dibandingkan dengan senjata nuklir taktis Rusia, pembunuh besar lain yang diluncurkan oleh militer Rusia justru menjadi fokus perhatian tinggi Amerika Serikat dan NATO.

Surat kabar Italia La Repubblica yang mengutip laporan intelijen NATO memberitakan bahwa kapal selam nuklir pertama Rusia “Belgorod” yang mampu membawa torpedo nuklir, tiba-tiba meninggalkan pangkalannya di Laut Putih, Rusia dan menghilang di perairan Arktik. NATO khawatir kapal selam nuklir itu sedang menguji kemampuan “senjata pemusnah”.

Kita semua tahu bahwa senjata nuklir pada dasarnya memiliki 3 jenis metode peluncuran, peluncuran dari silo darat atau kereta api, peluncuran dari kapal selam atau pesawat terbang. Apakah itu peluncuran berbasis darat, laut atau udara, mereka semua menggunakan gelombang kejut, panas dan radiasi nuklir sebagai alat untuk membunuh. Tetapi “senjata pemusnah” Rusia ini mengambil pendekatan yang berbeda dan menyerang dengan menciptakan gelombang tsunami.

“Senjata pemusnah” Rusia diberi nama torpedo super “Poseidon” (dewa penguasa laut). Seberapa besar kekuatannya ? Mari kita lihat bersama.

Ini adalah kapal selam Belgorod bertenaga nuklir Rusia, kapal selam terpanjang di dunia. Ini adalah torpedo nuklir “Poseidon” yang misterius. Orang mungkin akan bertanya : Seberapa besar kekuatan torpedo ini ?

Menurut ungkapan militer Rusia bahwa kekuatan “Poseidon” cukup untuk mengubah pangkalan angkatan laut musuh menjadi abu, apalagi jika diledakkan di laut dekat pantai, bisa menimbulkan gelombang tsunami setinggi 100 meter, seketika itu kota-kota yang berada di sekitarnya akan tenggelam dan hancur tersapu gelombang. Inilah torpedo super bertenaga nuklir yang diklaim mampu menghancurkan AS. Sedangkan kapal selam “Belgorod” dapat sekaligus membawa 6 buah “Poseidon” dalam pelayarannya.

Walau itu cuma propaganda sepihak dari militer Rusia, tetapi ia sudah cukup menunjukkan kengerian dari perang nuklir. Namun, orang yang beriman tidak perlu khawatir karena mereka percaya bahwa manusia hanyalah aktor yang bermain di atas panggung besar, sedangkan perubahan masyarakat manusia ibarat drama besar di atas panggung dengan adegan yang harus sesuai dengan naskah yang dikendalikan oleh Pencipta Alam Semesta. Apakah Anda percaya atau tidak ?

Situasi di medan pertempuran Rusia – Ukraina

Mari kita lihat situasi di medan pertempuran Rusia – Ukraina : Kecepatan serangan balik pasukan Ukraina mengejutkan dunia luar. Ketika saya mengambil gambar untuk diposting pada video episode sebelumnya, saya mendapatkan berita bahwa pasukan Ukraina baru bersiap untuk mengambil kembali Lyman, tetapi saat video saya dipublikasikan, pertempuran sudah usai, Lyman sudah berada dalam pengendalian pasukan Ukraina. Sekarang pasukan Ukraina sedang melancarkan serangan balik ke seluruh bagian timur dan selatan Ukraina pada saat yang sama, dengan prestasi paling menonjol di wilayah Kherson selatan.

Militer Ukraina berhasil menerobos garis pertahanan Rusia dan maju sejauh 40 kilometer di Kherson Oblast dalam satu hari, merebut kembali tiga kota termasuk Velyka Oleksandrivka, dan secara bertahap mendorong front ke Kherson, ibu kota, dan menyapu bersih tentara Rusia yang berada di barat tanggul Sungai Dnieper.

Video di bawah ini menunjukkan bahwa tentara Ukraina mengibarkan kembali bendera militer Ukraina di atas gedung parlemen di Great Alexandrivka.

Ada juga video langka yang mempertontonkan relawan Amerika yang berjuang di medan perang Ukraina, mari kita lihat bersama.

Suara di luar gambar : Dalam video, sekelompok sukarelawan Amerika Serikat sedang bertempur dengan menggunakan bazoka untuk membombardir tentara Rusia yang berada dalam lubang perlindungan. Segera setelah itu, ada suara tembakan, dan tentara Rusia tiba-tiba juga melakukan serangan balik.

Pihak Rusia telah mengerahkan sebanyak 25.000 pasukan berat di sepanjang Sungai Dnieper, dan pertempuran besar lainnya akan segera dimulai.

Baiklah, sampai di sini dulu penjelasan kali ini,. Sampai berjumpa kembali. (sin)