Penembakan Brutal di Thailand Tewaskan 37 Orang, Termasuk 24 Anak-anak

Yan Shu

Penembakan paling serius dalam sejarah Thailand terjadi pada  6 Oktober. Sedikitnya 37 orang tewas ketika seorang mantan polisi melepaskan tembakan ke sebuah taman kanak-kanak. Si pelaku menembak dan menusuk dengan pisau. Pria bersenjata itu kemudian bunuh diri.

Seorang pria bersenjata masuk ke sebuah pusat penitipan anak di provinsi Nong Bua Lamphu di timur laut Thailand, pada Kamis  (6/10/2022) siang. Pertama kali di pelaku menembak beberapa anggota staf dan seorang guru hamil, sebelum membobol kamar yang terkunci di dalam ruangan.  Ia kemudian membunuh anak-anak yang tidur dengan pisau, dan kemudian melarikan diri dari tempat kejadian. Ia kemudian terus menembak atau membunuh tanpa pandang bulu di sepanjang jalan.

Polisi setempat mengatakan, pria bersenjata itu menewaskan sedikitnya 37 orang, termasuk 24 anak-anak, sebagian besar anak-anak prasekolah dan melukai 12 lainnya.

Setelah pria bersenjata itu melarikan diri pulang ke rumah, polisi langsung mengepung kediamannya.  Setelah ia membunuh istri dan anak-anaknya, pria bersenjata itu juga bunuh diri.

Orang-orang yang menyaksikan penembakan di pusat penitipan anak itu masih terkejut saat mengingat apa yang terjadi.

Saksi: “Ketika anak-anak sedang tidur, dia (penembak) melepaskan tembakan ke pintu.”

Saksi: “Dia tidak mengatakan apa-apa. Saya kaget.”

Saksi: “Dia menendang jendela dan menembak ke pintu. Saya pikir dia masuk ke dalam. Saya lari ke dapur di belakang. Saya shock, saya tidak tahu harus berbuat apa.”

Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengatakan penembakan itu mengejutkan dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

Perdana Menteri Thailand berkata : “Ini seharusnya tidak terjadi, seharusnya tidak pernah terjadi. Saya sangat sedih dengan para korban dan kerabat mereka. Tidak ada yang bisa membayangkan bahwa ini akan terjadi.”

Usai penembakan, Prayut langsung memerintahkan kepada seluruh badan penyelamat untuk menyelamatkan korban terluka.

Sejumlah besar penduduk setempat juga bergegas ke rumah sakit untuk berbaris mendonorkan darah, berharap dapat membantu yang terluka.

Staf Rumah Sakit Rumah Nong Bua Lamphu mengatakan : “Mereka mengosongkan bagian tengah aula rumah sakit. Ada banyak orang (untuk mendonorkan darah) dan tidak cukup staf.”

Polisi  mengidentifikasi si pembunuh sebagai mantan perwira polisi Panya Kamrab, 34 tahun, yang dipecat awal tahun ini atas tuduhan narkoba.

Pihak berwenang sedang menyelidiki motifnya. Polisi berspekulasi bahwa dia mungkin mengalami halusinasi karena penggunaan narkoba, ditambah dengan stres yang mengarah kepada perilaku kriminal yang ekstrem. (hui)