Tanggung Jawab Seperti Apakah yang Diwariskan Sejarah kepada Taiwan?

Qian Yuan

Sesungguhnya Taiwan itu tidak kecil, pertama-tama, mari kita menganalisanya bagaimana seharusnya menyebut Taiwan.

Seperti diketahui, Taiwan adalah Republik Tiongkok. Dan Republik Tiongkok menerima mandat penyerahan kekuasaan dari Kekaisaran Qing (dibaca: ching), jadi ia merupakan pewarisan murni bangsa Tiongkok. Sun Yat Sen-lah pendiri Republik Tiongkok (pada 1912), sedangkan Chiang Kai-shek adalah presiden pertama Republik Tiongkok setelah penerapan pemerintahan yang konstitusional, dan Tsai Ing-wen adalah presiden kelima belas.

Di sisi lain, Partai Komunis Tiongkok mendapatkan negara ini secara tidak wajar, PKT adalah “Cabang Timur Jauh” pertama dari Comintern (international communism) Uni Soviet,  yang membentuk sayap dengan menempelkan dirinya ke internal Kuomintang (Partai Nasionalis Tiongkok yang menguasai Tiongkok waktu itu), selama Perang melawan agresi Jepang (1936 – 1945), PKT bersembunyi di garis belakang dan memperkuat angkatan bersenjatanya dengan cepat, serta berhasil merebut seluruh daratan Tiongkok dengan dukungan penuh dari Uni Soviet (pada 1949).

Dalam 5.000 tahun sejarah bangsa Tionghoa, yang paling diutamakan adalah “Kekuasaan Raja Negara Mandatoris Ilahi”, entah itu perang memperebutkan dunia, menguasai sebuah negara dengan kekuatan militer, atau takhta yang diserahkan dari generasi sebelumnya, dan bahkan di zaman modern, jika rezim yang dipilih secara demokratis juga akan direstui, Jika bukan pewarisan murni atau memiliki silsilah yang jelas, dia tidak akan bisa menjadi “Putra Langit (Tuhan)”, tidak akan diberkati oleh leluhur, juga tidak mungkin mendapatkan dukungan rakyat. Jadi selama lima ribu tahun ini, apakah ada rezim bangsa Han (etnis mayoritas di Tiongkok) yang didukung oleh bangsa asing seperti PKT? Tidak ada.

Satu-satunya yang bisa menyerupainya adalah “Kaisar” Shi Jingtang, dari Dinasti Jin Akhir selama periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (902 – 979), ia mengandalkan kekuatan Suku Nomaden Khitan untuk menguasai negara, menyebut dirinya anak Kaisar, dan menyerahkan enam belas negara bagian dari Yanyun kepada bangsa Khitan, sehingga menyebabkan rezim bangsa Han kehilangan barier utara untuk jangka waktu lama.

Oleh karena itu, Mao Zedong tidak diragukan lagi adalah “Anak Kaisar” dari bekas Uni Soviet, dan semua “pemimpin” PKT berikutnya hanyalah penerus “Anak Kaisar”, selamanya juga tidak mampu dimasukkan ke dalam pewarisan murni dari bangsa Tiongkok.

Lalu mengapa selama bertahun-tahun ini, rezim RRT malah mengendalikan segalanya di ajang internasional, menjadi salah satu dari lima anggota tetap Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan dapat bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WHO, pada 2002) sehingga mendapatkan kemajuan super dalam bidang ekonomi, serta kemudian menindas Republik Tiongkok (Taiwan) dimanapun berada, dan menghasilkan situasi-kondisi seperti hari ini?

Jika hendak dikaji tuntas, hal itu adalah kesalahan Amerika Serikat yakni, konsekuensi buruk dari kesalahan yang diciptakan Presiden Nixon (pada 1972). Orang Amerika tidak tahu bagaimana negara dengan sejarah panjang seperti Tiongkok ini dalam menyikapi pewarisan murni, juga tidak menyelidiki kejahatan sangat mengerikan yang telah dilakukan oleh PKT pasca mereka merebut kekuasaan negara dari tangan Partai Nasionalis yang memerintah Republik Tiongkok (RoC = Republic of China), dengan sembrono mencopot keterwakilan Republik Tiongkok (RoC Taiwan) dari PBB (pada 1971) dan diserahkan kepada PKT, sehingga menanamkan benih ancaman konstan PKT terhadap perdamaian dunia di hari ini.

Kunjungan ketua Kongres AS Pelosi ke Taiwan (pada 2 Agustus lalu) tidak dapat dipahami sebagai hadiah pemberian bagi masyarakat Taiwan, tetapi adalah sebuah perjalanan untuk memperbaiki kesalahan, adalah tindakan substantif Amerika Serikat dalam rangka memperbaiki kesalahan masa lampaunya, kuncinya terletak pada tekad dan praktik AS untuk terus memperbaiki kesalahannya setelah perjalanan pemecah kebekuan itu, menebus kesalahan masih belum terlambat, tetapi jika tembok halaman yang dibangun kembali tidak cukup tinggi, tidak cukup kuat, dan tidak cukup tepat waktu, hal itu juga memang benar-benar akan membawa bencana besar, bagaimanapun, PKT hari ini tidak dapat dibandingkan dengan PKT yang goyah selama Revolusi Kebudayaan kala itu (1966 – 1976), membiarkan kejahatan akan menimbulkan bencana besar, dibutuhkan upaya besar untuk mengangkat tumor beracun.

Rakyat Taiwan juga tidak perlu rendah hati, lakukanlah sendiri apa yang harus dilakukan, Taiwan adalah Republik Tiongkok (RoC), sama sekali tidak memiliki cabang. Bagaimana mungkin mengijinkan rezim agama sesat yang dibentuk oleh roh gentayangan yang berasal dari dunia Barat dibiarkan dalam jangka waktu lama menguasai perpolitikan negara, penyalahgunaan harta-pusaka negara, menduduki ibu kota lama, merusak kepercayaan terhadap leluhur dan mencelakakan warga Tiongkok? Tidakkah Anda lihat: Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berkata: “Jika roh Tuan Sun Yat Sen di alam sana dapat menyaksikan, dia juga akan menunjuk ke hidung Presiden RoC Tsai Ing-wen dengan mengatakan bahwa dia adalah keturunan yang tidak layak.” Ini benar-benar adalah lelucon tingkat dunia, siapakah keturunan yang tidak layak, bukankah itu adalah Wang Yi dan PKT sendiri? Nampaknya, tidak bisa membedakan pewarisan murni dan tidak jelas akan sejarah, benar-benar dapat membawa kerugian besar bagi Taiwan.

Meskipun dinilai tidak layak, di tengah Presiden Tsai menata formasi menghadapi ancaman serangan dari PKT, penulis memberanikan diri mempersilahkan beliau untuk lebih dulu mengeluarkan “Pernyataan mengutuk musuh”, dengan konten: Kekacauan sejarah selama 100 tahun ini dirangkum dalam satu artikel lalu dipublikasikan ke dunia, agar masyarakat dunia mengetahui keberadaan dan eksistensi keadilan.  (lin)