Bagaimana Militer AS Melawan Komunis di Wilayah Pasifik yang Tanpa NATO ?

oleh Li Yan

Angkatan Darat AS sedang memperkuat hubungannya di kawasan Pasifik untuk melawan pengaruh geopolitik Partai Komunis Tiongkok.

Menurut laporan “Defense News” pada Selasa (11 Oktober), Jenderal Charles Flynn, komandan Angkatan Darat AS untuk wilayah Pasifik mengatakan bahwa Angkatan Darat AS telah berpartisipasi dalam latihan berskala besar yang diadakan di kawasan itu, seperti “Operation Pathways”. Selain itu, Angkatan Darat AS juga berharap dapat memiliki lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam latihan militer.

“Di sini tidak seperti di Eropa yang memiliki NATO. Dan kita di sini tidak akan memiliki NATO”, kata Charles Flynn kepada “Defense News” dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang diketuai oleh Amerika Serikat merupakan organisasi internasional yang didirikan oleh negara-negara Eropa dan Amerika Utara untuk mewujudkan kerja sama pertahanan. Memiliki sejumlah besar senjata nuklir dan pasukan permanen, itu adalah kekuatan militer penting Barat.

“Itu berarti tantangannya bagi kami jauh lebih sulit karena kami harus menyatukan jaringan sekutu dan mitra ini. Kami dapat melakukan hal itu terutama melalui latihan kami di kawasan tersebut, seperti Operation Pathways”, kata Flynn.

Charles Flynn juga menyebutkan bahwa tujuan dari pelatihan itu adalah untuk meningkatkan interoperabilitas dan meningkatkan kesiapan tempur bersama.

Tahun ini, Angkatan Darat AS telah meningkatkan kehadirannya di front depan selama mengikuti latihan “Super Garuda Shield” di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Latihan yang berlangsung di Indonesia dan mempertemukan 14 negara ini merupakan bagian dari “Operation Pathways”.

Menurut Flynn, “Ini adalah tanda yang jelas tentang penyatuan jaringan antara kekuatan sekutu dengan mitranya”.

Angkatan Darat AS yang memilih merotasi Pusat Pelatihan Tempur Nasional (National Combat Training Center) untuk pertama kalinya memberikan giliran kepada Indonesia melalui “Super Garuda Shield” dengan maksud memberi kesempatan kepada tentara untuk mengikuti latihan tempur langsung. Angkatan Darat AS akan mengirim personilnya untuk mengikuti latihan militer “Talisman Sabre” yang diadakan 2 tahunan antara Australia dengan AS.

Pada saat yang sama, militer AS sedang membentuk Gugus Tugas Multidomain kedua (Multidomain Task Force) di Pasifik. Gugus tugas ini dirancang untuk menjangkau semua domain, termasuk dunia maya dan luar angkasa, dengan kemampuan Angkatan Darat yang terus berkembang, termasuk tembakan presisi jarak jauh.

Gugus Tugas Multidomain memberikan contoh bagi negara-negara lain di kawasan ini. Charles Flynn mengatakan bahwa banyak sekutu dan mitra di kawasan itu, termasuk Jepang, Filipina, Australia, Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand, sedang merancang konsep operasi yang mirip dengan doktrin multi-domain Angkatan Darat AS. (sin)