Rusia Bombardir Kyiv dan Kota-kota lainnya, Uni Eropa Kutuk Rusia dan Bersumpah Membela Ukraina

Li Mei dan Yuwei

 Pada Senin (10/10), pasukan Rusia bombardir Kyiv dan kota-kota lain, sebuah peningkatan yang belum terlihat sejak awal perang meletus. Pemboman Rusia menewaskan sedikitnya 10 warga sipil.

Asap mengepul setelah rudal Rusia menghantam Kyiv pada Senin 10 Oktober pagi.

Media lokal melaporkan bahwa rudal menghantam gedung konsulat Jerman di Kyiv, Universitas Kyiv di pusat kota,  daerah perumahan, bangunan bersejarah, taman  juga dibom. Dilaporkan bahwa pabrik Samsung Electronics dari Korea Selatan dan jalan-jalan di dekat kantor Presiden juga dibom.

Ini adalah kedua kalinya sejak Perang Ukraina-Rusia, Kyiv mengalami serangan udara dengan skala besar.

Selain Kyiv, pasukan Rusia menembakkan rudal ke kota-kota termasuk Lviv, Ternopol dan Dnipro, menewaskan sedikitnya 10 warga sipil dan mengganggu area besar listrik, air atau tenaga surya telah putus.

Setelah serangan, orang-orang di Kyiv keluar dari bunker bawah tanah.

Warga Ukraina Yulia: “Ini menakutkan. Anda khawatir tentang orang yang Anda cintai. Saya tetap berhubungan dengan semua orang (melalui telepon).”

Seorang juru bicara Angkatan Udara Ukraina mengatakan, tentara Rusia telah meluncurkan 83 rudal ke Ukraina, banyak di antaranya ditembak jatuh, tetapi serangan itu terus berlanjut.

Walikota Kyiv, Vitaly Klitschko mengatakan Rusia terus menyerang Ukraina, membunuh warga sipil. Jutaan orang tinggal di kota Kyiv.

Walikota Kyiv meminta masyarakat internasional untuk membantu menghentikan genosida Rusia terhadap Ukraina.

Walikota Kyiv Vitaly Klitschko berkata : “Terus bantu kami warga Ukraina untuk menghentikan genosida penduduk Ukraina dan penghancuran infrastruktur dan kota kami.”

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan serangan udara Senin sengaja dilakukan oleh Moskow untuk membunuh orang dan mengganggu jaringan listrik. Sebelas infrastruktur utama di delapan wilayah terkena dampaknya.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengutuk serangan pada  Senin dengan mengatakan Rusia harus bertanggung jawab.

Dilaporkan bahwa Kelompok G7 akan menggelar pertemuan darurat mengenai hal ini. (hui)