Kongres Nasional ke-20 Mencerminkan Tiongkok Berlari Kian Kencang di Jalur yang Salah

oleh Wang Xiang

Dalam kongres partai yang dilaksanakan 5 tahun sekali ini, pidato Xi Jinping berulang kali menekankan pentingnya untuk mengamankan kekuasaan partai. Komentar luar mengatakan bahwa ucapan Xi ini membuat dunia lebih waspada, karena hal ini menandakan bahwa PKT akan berlari kian kencang di jalur yang salah.

Sebuah artikel opini di “Washington Post” pada Jumat (21 Oktober) menyebutkan bahwa Xi Jinping tanpa malu-malu telah melakukan pemujian dan penegasan terhadap dirinya sendiri dalam pidato di Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20, selain itu juga tidak menunjukkan tanda-tanda pengakuan bahwa serangkaian kebijakannya yang salah telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok anjlok dan kerusakan terhadap reputasi Tiongkok di luar negeri.

Beberapa tahun belakangan ini Xi Jinping terus bergerak ke arah yang salah, bahkan dia berjanji untuk berlari lebih cepat ke arah ini di masa depan. Tulis artikel itu dalam mengomentari laporan Kongres Nasional ke-20.

Kongres Nasional ke-20 akan berakhir pada 23 Oktober. Kongres diperkirakan dapat menggolkan keinginan Xi Jinping untuk terus menjabat di masa jabatannya yang ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah komunis Tiongkok. Dan, anggota Komite Tetap Politbiro generasi baru pada saatnya akan ditetapkan.

Terlepas dari propaganda positif yang digas pol oleh PKT, tetapi semakin banyak bukti yang berkembang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok sedang melambat, dengan beberapa petunjuk yang mengarah ke angka di bawah 3% tahun ini.

Artikel itu juga menyebutkan bahwa pejabat Partai Komunis Tiongkok tampaknya sangat gugup tentang masalah ini, sehingga menunda dirilisnya angka produk domestik bruto kuartal ketiga yang sesuai jadwal harus diterbitkan pada minggu ini. Pada saat yang sama, jutaan warga sipil Tiongkok sedang menderita akibat kebijakan ekstrem dalam penanganan COVID-19.

Selama Kongres Nasional ke-20, Guo Jingjing, seorang gadis Henan berusia 16 tahun meninggal dunia karena demam selagi menjalani karantina paksa di sebuah Sekolah Menengah di Ruzhou. Dia meninggal karena tanpa pengobatan, tidak ada petugas yang mau peduli. Video kedutan anggota badan yang bersangkutan sebelum kematiannya membuat orang-orang yang melihat marah, dan kesedihan dan kemarahan ini sebagian ditujukan kepada Kongres Nasional ke-20 dan otoritas tertinggi partai.

Tetapi Xi Jinping tidak meminta maaf atas sejumlah perkembangan negatif di Tiongkok, seperti banyak tragedi yang ditimbulkan karena kebijakan Nol Kasus epidemi, malahan berulang kali memuji-muji kepemimpinan dan kebijakannya, dan mengkritik tajam lawan-lawannya.

Dalam pidatonya, Xi memuji langkah-langkahnya untuk menangani epidemi COVID-19, menyebutnya sebagai “perang rakyat, perang total, perang penembak jitu”, tetapi dia tidak menyebutkan biaya manusia dari kebijakan ini. Sebagai akibat dari wabah tersebut, Beijing telah terjebak di antara risiko kesehatan dari populasi yang menua dan mencekik interaksi bisnis dan sosial.

Laporan itu mengatakan bahwa penekanan Xi dalam pidatonya adalah : Partai Komunis Tiongkok menghendaki keamanan yang mutlak. Ini juga telah membuat dunia tambah gelisah.

Xi Jinping ingin menghubungkan semuanya dengan keamanan bagi partai

Kata “keselamatan” telah diucapkan oleh Xi Jinping sebanyak 91 kali selama pidatonya di Kongres Nasional ke-20, naik dari 55 kali yang diucapkan dalam kongres tahun 2017, dan 36 kali pada kongres tahun 2012. Selain itu, untuk pertama kalinya, istilah “pandangan terhadap keamanan nasional secara keseluruhan”, sebuah slogan yang biasa dipakai PKT untuk mendesak pembuat kebijakan agar secara aktif mendeteksi dan mengelola ancaman yang tersembunyi di semua lini, dimunculkan sebagai satu bab untuk dibahas. Bahkan “Inisiatif Keamanan Global” yang dia umumkan pada April, juga disertakan sebagai kinerja.

Analis mengutarakan bahwa bagian dari isi laporan itu mengisyaratkan sebuah perubahan halus namun penting yang mencerminkan Xi Jinping menghendaki segala sesuatunya diikatkan dengan “keamanan” partai. Tetapi ruang lingkup “keamanan” yang ia gambarkan telah jauh melampaui wilayah daratan Tiongkok dan mulai mencakup seluruh dunia.

Sebuah studi yang dirilis pada Senin (17 Oktober) oleh Center for American Progress, sebuah think-tank liberal, menemukan bukti adanya peningkatan aktivitas luar negeri dari Kementerian Keamanan Publik di bawah pimpinan Xi Jinping. Dalam pertemuan kepolisian bilateral yang diungkapkan secara publik. 60% pertemuan berlangsung setelah Xi menjabat, dan 73 dari 77 pertemuan terkait tema peningkatan kapasitas kerjasama yang diadakan antara tahun 1995 hingga 2021 berlangsung setelah dia menjabat.

Penulis laporan Jordan Link menyebutkan bahwa PKT “ingin membuat tatanan internasional tidak menjadi ancam bagi keberadaannya. Dari perspektif Beijing, ia menghendaki Kementerian Keamanan Publik dapat memainkan peran yang lebih aktif di luar negeri, karena itu dianggap sebagai kunci untuk memastikan keamanan rezim”.

Contoh lain, ketika Xi Jinping berbicara tentang kampanye antikorupsi dalam pidatonya, dia berjanji akan menggerakan sekaligus “Penggempuran Harimau”, “Pemukulan Lalat” dan “Perburuan Rubah”. Sebuah laporan hak asasi manusia pada Januari 2022 mengungkapkan bahwa pihak berwenang Tiongkok memaksa dan menculik beberapa orang warga asal daratan Tiongkok di luar negeri melalui operasi “Perburuan Rubah” dan “Skynet”, lalu mengirim mereka kembali ke Tiongkok untuk diadili dan memasukkan mereka ke penjara. Bahkan pada puncak epidemi global, PKT tidak menghentikan operasi penangkapan di luar negeri ini.

Jaksa AS mendakwa tujuh warga negara Tiongkok di pengadilan federal di New York pada hari Kamis, menuduh mereka berpartisipasi dalam operasi “Perburuan Rubah” untuk membantu pemerintah Tiongkok memata-matai dan melecehkan warga AS, karena itu AS mendeportasi mereka.

Surat dakwaan menyebutkan bahwa PKT melalui “Perburuan Rubah” secara sepihak melakukan tindakan penegakan hukum di tanah AS dengan tanpa persetujuan atau koordinasi dari pemerintah AS.

Direktur FBI Christopher Wray mengatakan pada Juli 2020 bahwa operasi “Perburuan Rubah” PKT menargetkan para pembangkang PKT, lawan politik rezim komunis, dan para aktivis yang berusaha mengungkap pelanggaran hak asasi manusia oleh PKT. (sin)