Gelombang Pelarian Orang Kaya dari Daratan Tiongkok Mulai Terjadi Setelah Xi Jinping Terpilih Kembali

oleh Rui Li

Setelah Kongres Nasional ke-20, Xi Jinping dengan murni kelompoknya telah memegang kekuasaan, hal tersebut memicu pesimisme masyarakat Tiongkok, sehingga banyak orang kaya memulai rencana pelarian.

Warga daratan Tiongkok mengatakan : “Di kawasan industri sini, saya melihat ada banyak pabrik yang disewakan di kawasan. Tampaknya banyak pabrik yang pindah dari sini, bahkan banyak pabrik besar telah pindah ke Vietnam”.

Setelah Kongres Nasional ke-20, Xi Jinping memenangkan masa jabatan ketiga sesuai dengan keinginannya, tetapi media Inggris “Financial Times” menyebut situasi ini sebagai “titik balik” bagi elit bisnis Tiongkok.

Sejak minggu ini, telah terjadi gelombang penjualan rumah mewah di Kota Shanghai, dan beberapa orang bahkan menjual rumah mewah dengan potongan sebanyak 30% dari harga pasar.

Zhao Ting, seorang wanita yang berkecimpung dalam industri real estat di Kota Shanghai mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa dengan berakhirnya Kongres Nasional ke-20, banyak pemilik rumah mewah mengalami kekecewaan, harapan mereka pupus, karena itu sejumlah besar rumah mewah dijual dengan harga 30% hingga 40% lebih murah dari harga pasar. “Yang terpikir oleh mereka hanyalah segera meninggalkan Tiongkok, akan terlambat jika tidak segera terjual”, katanya.

Tidak hanya terjadi di Kota Shanghai, tetapi juga di Kota-kota besar seperti Wuhan, Beijing, Provinsi Jiangsu, Zhejiang dan tempat-tempat lain, sejumlah besar orang kaya mulai menjual aset mereka, dan banyak pengusaha Taiwan mulai menjual bisnis mereka untuk beralih.

Para elit kaya Tiongkok sedang berusaha mempercepat langkah hengkang dari daratan Tiongkok. Mereka tidak hanya khawatir bahwa uang di kantong mereka akan dipakai oleh otoritas PKT untuk program “kemakmuran bersama”, tetapi mereka juga semakin khawatir terhadap keselamatan diri mereka dan keluarga.

David Lesperance, seorang pengacara imigrasi terkenal mengatakan kepada “Financial Times” bahwa terpilihnya kembali Xi Jinping menjadi titik balik bagi elit bisnis Tiongkok. Dirinya bahkan telah menerima instruksi untuk segera memulai rencana pelarian dari tiga keluarga bisnis Tiongkok super kaya.

Komentator politik Tang Jingyuan mengatakan : “Ekonomi terencana sudah dipastikan akan menggeser ekonomi pasar, dan indikator nomor satu untuk mengukur kinerja pejabat lokal nantinya bukan lagi PDB, tetapi tentang kepatuhan mereka terhadap komando politik. kesadaran politik menjadi prioritas utama, dan kesadaran politik dan program Kemakmuran Bersama akan tertulis dalam konstitusi partai, yang berarti bahwa PKT akan segera mengarahkan panah terhadap orang-orang kelas kaya. Oleh karena itu, bagi elit bisnis, termasuk kelas menengah, awal era murni Xi Jinping berarti datangnya waktu perhitungan dosa asal politik mereka”.

Tampaknya PKT juga menyadari bahwa pelarian modal asing dan orang-orang kaya akan menjadi “tren” yang tak terbendung. Maka pada 25 Oktober mereka langsung mengeluarkan pemberitahuan yang mengharuskan semua daerah memperkenalkan kebijakan masuk dan keluar pabean untuk memfasilitasi perusahaan multinasional, para teknisi dan anggota keluarga mereka yang akan meninggalkan Tiongkok.

Tetapi beberapa pebisnis tidak optimis dengan langkah-langkah yang diumumkan secara resmi, karena banyak yang benar-benar kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahan Xi Jinping yang baru terpilih kembali.

Mr. Wang, seorang pengusaha dari Provinsi Jiangsu mengatakan : “Lihat saja situasi di pasar saham Hongkong. Semuanya turun 10%, 20%, 30%. Itu bukan bentuk pemungutan suara dengan kaki, tetapi dengan uang. Tidak ada orang yang mau percaya lagi. Apa saja yang dia katakan tidak ada orang yang mau percaya”.

Tang Jingyuan mengatakan : “Terpilihnya kembali Xi Jinping merupakan suatu titik balik penting. Secara politis, ini menandai transformasi PKT dari satu partai yang mengendalikan Tiongkok, menjadi murni kelompok Xi Jinping yang mengendalikan Tiongkok. Ini adalah situasi yang sangat berbahaya bagi Tiongkok. Coba bayangkan jika orang yang terlibat dalam mengendalikan pedal rem sebuah kendaraan digeser. Betapa bahayanya kendaraan yang laju dengan mengandalkan pedal gas tanpa rem, karena cepat atau lambat kendaraan pasti akan masuk jurang dan hancur”. (sin)