Bocah 3 Tahun di Tiongkok Meninggal Dunia karena Kebijakan Zero Kasus! Memicu Ledakan Kemarahan Orang-orang di Lanzhou, Polisi Khusus Tekan Massa

Ruili – NTD

Tragedi sering terjadi di bawah kebijakan nol-kasus partai komunis Tiongkok (PKT). Beberapa orang yang tinggal di daratan Tiongkok terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka.  Beberapa kehilangan nyawa karena pencegahan epidemi yang berlebihan. Sedangkan orang-orang muda yang hidup dalam masyarakat bebas di luar negeri mengambil setiap kesempatan untuk menunjukkan solidaritas dengan rekan  mereka di Tiongkok. 

Penduduk Wuhan berkata: “Setiap hari seperti harus melarikan diri. Sebenarnya saya akan menyiarkannya secara langsung kepada semua orang, tetapi kami menerima pemberitahuan bahwa Distrik Jiang’an akan segera ditutup, jadi kami langsung mengambil barang bawaan kami dan lebih dari 1 juta ponsel serta segera melarikan diri.”

Penduduk Wuhan berkata : “Tidak mudah untuk melarikan diri tahun ini, tidak mudah”

Penduduk Wuhan lainnya mengutarakan : “Saya akan pindah ke Wuwuchang dari Hankou”

Distrik Jiang’an Wuhan akan berada di bawah manajemen tertutup selama 5 hari mulai 1 November. Lima jam sebelum pemberitahuan dikeluarkan, seorang wanita dealer ponsel  segera membatalkan penjualan streaming langsung yang direncanakan. Dia mengenakan piyama, dan langsung mengemas barang hampir senilai RMB satu juta dalam mobil dengan keadaan panik. Tanpa diduga, proses ini direkam oleh seorang teman dan secara tidak sengaja muncul di pencarian terpanas.

Netizens berteriak: “Kamu bukan satu-satunya yang lolos.”

Namun demikian, di bawah kebijakan “pembersihan dinamis” PKT, beruntung bisa melarikan diri.

Ayah dari seorang anak berusia 3 tahun berkata : “Ada yang bisa membantu… Hotel Zhonghua, berjalan terus ke No. 114, hubungi komunitas atau hotline 120, dan mintalah bantuan darurat, tidak ada seorang pun di komunitas saya yang peduli. ..”

Pada  2 November, informasi di Internet menunjukkan bahwa seorang anak berusia 3 tahun di Lanzhou, Gansu sangat membutuhkan perawatan darurat. Akan tetapi, dihentikan oleh petugas pencegahan epidemi masyarakat. Setelah orang-orang memprotes, anak itu diizinkan di bawa ke rumah sakit, tetapi tiga jam telah berlalu, dan anak itu sudah lama meninggal dunia.

Berita itu pernah berada di daftar pencarian terpanas Baidu dan Weibo, tetapi dengan cepat ditekan oleh pemerintah.

Pejabat itu kemudian mengklaim bahwa si bocah meninggal dunia karena keracunan  penggunaan gas cair yang tidak tepat di rumah. Akan tetapi,  tak menyebutkan keterlambatan mengirimnya ke dokter karena intersepsi pencegahan epidemi.

Insiden itu memicu kemarahan di antara penduduk setempat. Warga beramai-ramai memprotes di jalanan pada malam itu. Mereka menuduh pihak berwenang.

Orang-orang Lanzhou berkata : “SWAT ada di sini, 3 mobil, 3 mobil SWAT”

Pihak berwenang Lanzhou dengan cepat mengirim petugas polisi khusus yang dipersenjatai dengan perisai dan tongkat untuk menekan insiden tersebut. Penduduk mengatakan polisi khusus tiba lebih cepat daripada ambulans.

Orang Lanzhou berkata : “Orang-orang didahulukan! Hidup didahulukan!”

Orang-orang Lanzhou: “Panggil pemimpin Anda, apa yang terjadi hari ini, satu nyawa  melayang, epidemi telah tiga tahun, dan anak ini kehilangan nyawa!

Polisi Lanzhou: “Pencegahan dan Pengendalian Epidemi”

Orang-orang menghadapi polisi khusus, kedua  pihak bertengkar sengit, dan beberapa orang dipukuli.

Orang Lanzhou: “Mengalahkan orang, memukuli orang”.

Ada juga  yang merekam video, yang juga dihentikan secara brutal oleh polisi.

Polisi Lanzhou: “Matikan, matikan ponselmu!”

Mahasiswa Tionghoa di New York: “Singkirkan diktator Xi Jinping”

Di sisi lain dunia, saat malam tiba, mahasiswa Tionghoa dari banyak universitas di New York mengambil kesempatan parade Halloween untuk mengadakan demonstrasi mendukung “Pengunjuk rasa Jembatan Batu” dan melawan kediktatoran PKT di pusat kota New York.

Untuk alasan keamanan, dan mengungkapkan ironi dari kebijakan anti-epidemi PKT, kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian pelindung “Dabai” yang mewakili kebijakan pembersihan nol, dan menutupinya dengan ketat dari awal hingga akhir.

Pada 1989, Zhou Fengsuo, pemimpin gerakan mahasiswa Tiananmen, berkata: “Banyak orang telah menerima taktik pencucian otak dan penghinaan PKT, dan percaya bahwa orang Tiongkok tidak layak untuk demokrasi. Jika Anda keluar, Anda akan membuktikan sebaliknya. Anda layak mendapatkan demokrasi.”

Seorang pemuda mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa mereka masih memiliki ketakutan karena pengawasan pemerintahan Tiongkok di luar negeri ada di mana-mana.

Meski demikian, mereka tetap bersikap tegas, karena  tanggung jawab mereka.

Sama seperti sekelompok anak muda yang berjuang melawan tirani PKT di Lapangan Tiananmen Beijing 33 tahun  lalu, mereka berkata :  “Ini adalah tanggung jawab saya”. (hui)