Apple: Penguncian COVID-19 Tiongkok Secara Signifikan Berdampak pada Produksi iPhone

MELANIE SUN

Apple memperingatkan bahwa penguncian COVID-19 di Tiongkok “secara signifikan” berdampak pada rantai pasokan iPhone-nya.

“Pembatasan COVID-19 untuk sementara berdampak pada fasilitas perakitan iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max utama yang berlokasi di Zhengzhou, Tiongkok,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, Minggu (6/11).

“Fasilitas saat ini beroperasi dengan kapasitas yang berkurang secara signifikan,” tambahnya.

Pabrik tersebut membuat model iPhone kelas atas Apple yang paling mahal.

Tetapi ketika kehidupan dan mata pencaharian karyawan jalur perakitan Apple yang berbasis di Tiongkok menjadi kacau balau oleh kebijakan nol-COVID dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkuasa di Tiongkok, Apple turut merasakan dampak dari pembatasan COVID-19 yang sedang berlangsung itu.

“Kami sekarang menghadapi pengiriman iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max yang lebih rendah dari yang kami perkirakan sebelumnya dan pelanggan akan mengalami waktu tunggu yang lebih lama untuk menerima produk baru mereka,” kata pihak perusahaan dalam memperingatkan konsumennya.

Menurut pernyataan itu, perusahaan “memprioritaskan kesehatan dan keselamatan pekerja di rantai pasokan mereka”.

Pemasok Apple yang terkena dampak di Zhengzhou adalah Foxconn. Pabriknya di Zhengzhou adalah pabrik perakitan iPhone terbesar Apple di dunia dan sumber utama pasokan global Apple.

Foxconn mengatakan pada Senin (31/10) sebagai tanggapan atas pernyataan Apple bahwa “kini mereka tengah bekerja dengan pemerintah dalam upaya bersama untuk membasmi pandemi dan melanjutkan produksi ke kapasitas penuh mereka secepat mungkin”.

Mereka menambahkan bahwa langkah-langkah baru akan diterapkan untuk mengekang penyebaran COVID-19 di pabrik melalui sistem yang membatasi pergerakan pekerja pabrik.

Di bawah kebijakan PKT, banyak pekerja di pabrik di ibu kota Provinsi Henan telah dipaksa menjalani karantina wajib setelah sekelompok kasus positif COVID-19 terdeteksi akhir bulan lalu.

Menurut pemberitahuan yang dilihat  oleh The Epoch Times, puluhan ribu pekerja dikarantina selama wabah awal, meski- pun beberapa di antaranya telah dibebaskan setelah hasil tes negatif berturut-turut selama beberapa hari. The Financial Times menggambarkan jumlah pekerja yang dibebaskan layaknya “eksodus” massal dalam sebuah laporan pada 30 Oktober.

Pihak berwenang memerintahkan penguncian tujuh hari untuk kawasan industri tempat pabrik iPhone berada pada 2 November.

Mereka yang dites positif tetap terjebak di karantina, dengan pekerja mengeluh kekurangan makanan pokok, obat-obatan, dan persediaan hidup.

Pabrik Foxconn di Zhengzhou memiliki sekitar 300.000 karyawan.

Rantai Pasokan di Tiongkok

Rantai pasokan Apple di Tiongkok telah menderita di bawah pembatasan COVID PKT setidaknya sejak April tahun ini, dengan pemasok Taiwan lainnya, Pegatron, serta pabrik-pabrik di Shang- hai melaporkan dampak operasi di bawah penguncian massal kota  yang  terkenal itu. Pegatron memperkirakan gangguan tersebut akan merugikan perusahaan hingga $8 miliar pada pendapatan kuartal itu.

Sejumlah pabrik Foxconn di Tiongkok selatan juga terkena dampak penguncian. Pada Agustus, perusahaan menandatangani nota kesepahaman senilai $300 juta dengan pengembang untuk memperluas fasilitasnya di Vietnam utara, menunjuk- kan pertimbangan untuk memperluas operasi di luar Tiongkok, karena bisnis di Tiongkok masih menghadapi ketidakpas-tian atas kebijakan nol-COVID dari PKT. 

Pada 2021, Foxconn menginvestasikan $ 1,5 miliar di Vietnam, menurut pemerintah negara Asia Tenggara itu. Pemasok Apple itu juga memiliki lokasi produksi yang lebih kecil di India.

Foxconn mengatakan pada  Senin (31/11) bahwa pihaknya telah merevisi turun prospek kuartal  keempat  untuk tahun ini. Mereka merilis pendapatan kuartal ketiga pada 10 November. (eko)