Kota Berpenduduk 20 Juta Jiwa di Tiongkok Menggelar Marathon Skala Besar di Bawah Pengendalian Pandemi yang Memicu Kontroversi

Luo Tingting

Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, Tiongkok menggelar maraton skala besar di bawah aturan pengendalian pandemi pada Minggu (20/11). Puluhan ribu peserta tak mengenakan masker. Kejadian ini mendatangkan sindiran dari kalangan publik : “di bawah kendali epidemi melakukan lari maraton pada saat yang sama benar-benar luar biasa.”

Pukul 7:30 di hari yang sama, Maraton Chengdu 2022 dimulai di Museum Situs Jinsha di Chengdu. Sebanyak 10.000 ribu pelari bergerak dari museum, melewati kawasan Du Fu, Gang Kuanzhai, Lapangan Tianfu, Jembatan Jiuyan, dan landmark kota lainnya hingga ke Pusat Pameran Internasional Baru Century City.

Tahun ini menandai ulang tahun kelima acara “Chengdu Marathon”. Rute perlombaan mengikuti trek sebelumnya.  Half marathon berakhir di Pusat Keuangan Internasional Tianfu, dan maraton penuh di Pusat Konvensi dan Pameran Internasional Baru Chengdu Century City.

Video yang beredar menunjukkan bahwa para peserta mengenakan masker sebelum memulai perlombaan, tetapi setelah tembakan dimulainya lari, kemudian dilepaskan dan lintasan dipenuhi orang-orang. Ada petugas keamanan di sebelah trek, tetapi mereka semua memakai masker. Pada saat yang sama, beberapa daerah di Chengdu masih di-lockdown secara ketat.

Netizen lokal menyindir : “Chengdu benar-benar hebat. Itu benar-benar membuatku risih, memberi kode kuning di kartu kesehatan tanpa alasan. Saat maraton 10.000 orang  digelar, ada area yang dikunci selama 5 hari. Peserta maraton justru diberikan kebebasan keluar masuk.”

“Itu sekelompok orang-orang yang lari maraton,  sekelompok orang lainnya  menjalani tes asam nukleat. Orang-orang ini tak saling mengganggu.”

Netizen juga menyampaikan pesan, Chengdu dikunci saat lari maraton. Mereka yang menjalankan tugas penjagaan benar-benar luar biasa. Saya benar-benar tidak tahu harus berpikir apa. Puluhan ribu orang tak memakai masker, apakah setelah selesai berlari akan diisolasi?”

Urusan seremonial dilakukan secara sederhana, urusan pesta ditunda, tetapi maraton harus dilakukan. Di satu sisi, seluruh wilayah ditutup, dan di sisi lain, Maraton Chengdu dimulai. Bagaimana Anda menembus tekanan pencegahan epidemi dan memutuskan menggelar acara dengan melibatkan begitu banyak orang dalam periode khusus? Jika kasus kelompok  terjadi, apakah orang yang bertanggung jawab siap untuk dimintai pertanggungjawaban?”

Sehari sebelum dimulainya Maraton Chengdu, pejabat Chengdu mengeluarkan pemberitahuan bahwa pada 19 November bahwa terdapat 110 kasus baru infeksi lokal di kota tersebut, yang memerlukan pencegahan ketat penyebaran epidemi lintas wilayah. Chengdu dari provinsi tersebut akan “diperiksa saat memasuki Sichuan” dan menerapkan tes COVID-19  sebanyak tiga kali dalam deteksi tiga hari. Pada prinsipnya, personel dari kota serta distrik di mana daerah berisiko tinggi di Provinsi Sichuan, tidak berpindah-pindah kota, yang benar-benar perlu melintasi kota harus memiliki sertifikat negatif COVID-19 yang berlaku untuk 24 jam. 

Pada 17 September 2022, warga Chengdu menjalani tes asam nukleat. (STR/CNS/AFP melalui Getty Images)

Pada saat yang sama, Chengdu bersikeras  memeriksa sertifikat negatif COVID-19 dalam waktu 24 jam untuk memasuki tempat hiburan tertutup seperti bar dan KTV, sertifikat negatif COVID-19 dalam waktu 72 jam setelah pemeriksaan di tempat umum dan transportasi umum.

Banyak tempat di Chengdu meningkatkan pengendalian COVID-19. Distrik Qingbaijiang mengeluarkan pemberitahuan pada 19 November. Mulai 20 November, semua penduduk di Jalan Dawan, Jalan Datong, Kota Mimou, dan Kota Chengxiang pada prinsipnya harus tinggal di rumah.

Mulai  20 November, beberapa jalan di Distrik Chenghua dan Distrik Shuangliu di Chengdu akan memulai memperluas pengetesan COVID-19 .  Hal serupa juga dilakukan Distrik Jinjiang, Distrik Qingyang dan distrik lainnya.

Selain itu, Distrik Longquanyi, Kota Chengdu mengumumkan akan menggelar perluasan pengetesan COVID-19 mulai 20 November.  Kota Shanquan akan berada di bawah kendali normal dan Kota Hong’an akan berada di bawah kendali penuh selama 3 hari, semua warga akan menjalani tes COVID-19.

Saat Beijing menggelar maraton, viral sindiran kepada pejabat negara.  Untuk diketahuim Chengdu bukanlah kota pertama yang mengadakan maraton di bawah wabah, sebelumnya Beijing juga menggelar maraton yang menimbulkan kontroversi.

Pada 6 November, Beijing Marathon, yang sempat ditangguhkan selama dua tahun karena epidemi, secara resmi memulai debutnya. Lebih dari 20.000 orang berkumpul di Lapangan Tiananmen. Netizens mencemooh dengan menuliskan pesan : “Untuk sebuah pertunjukan, satu sisi adalah pengendalian epidemi, dan sisi lainnya adalah lari maraton. Apakah tidak takut dengan kontak dekat, tidak memakai masker, dan tidak berbicara tentang massa berkumpul. Adakah ahli yang bisa menjelaskannya?”

Netizen lainnya mengkritik: “Supermarket dan toko tidak dapat dibuka, komunitas ditutup dan orang tidak dapat keluar rumah, kartu kesehatan tidak dapat memasuki Beijing, dan mengumpulkan orang-orang untuk berlari bukanlah masalah sama sekali. Saya belajar secara mendalam apa artinya hanya mengizinkan pejabat negara untuk menyalakan api dan rakyat biasa tidak bisa menyalakan lampu.”

Li Yuanhua, seorang sejarawan keturunan Tionghoa di Australia, mengatakan kepada NTD bahwa tindakan kontradiksi ini menunjukkan bahwa PKT juga mengetahui bahwa Omicron mirip dengan flu. sedangkan bahayanya taki begitu besar.  Namun demikian, dikarenakan kebijakan zero-clearing adalah kebijakan yang dianggap benar secara politis oleh PKT, maka itu tidak akan berubah, jadi di masyarakat, Anda dapat melihat hal-hal yang  kontradiktif ini.”

Meski demikian, jika para pelari yang mengikuti Beijing Marathon mengalami masalah begitu selesai berlari, bagi rakyat biasa perlu diisolasi di rumah dan para pelajar tak diperbolehkan masuk sekolah. (hui)