Beijing Jarang Melaporkan Kasus Kematian, Kepala Eksekutif Hong Kong Positif Covid-19 Sempat Bertemu Xi Jinping

Beberapa hari  lalu, Xi Jinping mengunjungi Thailand untuk berpartisipasi dalam KTT APEC.  Pada saat itu ia tak memakai masker. Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee  setelah kembali ke Hong Kong dinyatakan terinfeksi COVID-19. Ia memiliki kontak dekat dengan Xi Jinping selama pertemuan tersebut. Selain itu, sempat bertemu dengan Presiden Jokowi.  Kini di daratan Tiongkok, berbagai tempat terus meningkatkan pencegahan dan pengendalian. Publik mengkritik langkah-langkah otoritas

Han Fei

Komentator  Chen Pokong berkata : “Mengerikan, Xi Jinping dan Peng Liyuan berhubungan dekat.”

Xi Jinping mengunjungi Bangkok, Thailand dalam rangka menghadiri KTT APEC beberapa hari lalu. Berbeda dengan penerapan  pencegahan epidemi keras yang berlaku di Tiongkok, Xi Jinping tidak mengenakan masker selama pertemuan berlangsung dan melakukan kontak dekat dengan para peserta.

Kepala Eksekutif Hong Kong Jhon Lee yang menghadiri pertemuan, dinyatakan positif COVID-19 setelah kembali ke Hong Kong. Dalam pertemuan tersebut, dia tidak hanya berbicara langsung dengan Xi Jinping, tetapi juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi dan Duta Besar Tiongkok untuk Thailand Han Zhiqiang, tanpa mengenakan masker.

Selama pertemuan APEC, Jhon Lee duduk di sebelah Xi Jinping. Menurut laporan Jurnal Ekonomi Hong Kong, ketika Xi Jinping meninggalkan pertemuan, dia mengambil inisiatif untuk memegang tangan Jhon Lee dan berbicara dengannya.

Saat ini, apakah Xi Jinping akan mengikuti kebijakan pencegahan epidemi yang dia rumuskan di Tiongkok dan melakukan isolasi diri telah menjadi fokus perhatian dunia luar.

Chen Pokong berkata : “Setelah kembali ke Beijing, Xi Jinping, Peng Liyuan, Wang Yi, dan Wang Wentao, apakah orang-orang ini positif atau negatif? Saya khawatir ini adalah rahasia partai- negara lain yang akan terungkap di masa depan.”

Jumlah kasus baru COVID-19 telah melampaui 20.000 kasus dalam beberapa hari terakhir. Pada  20 November, Beijing jarang melaporkan kasus kematian pertama sejak Mei. Pada 21 November, diberitahukan lagi bahwa dalam sehari pada 20 Desember, ada 962 kasus baru infeksi lokal di Beijing dan dua kasus kematian.

Di sisi lain, Distrik Baiyun Kota Guangzhou memasuki pelonggaran Lockdown mulai 21 November, menangguhkan layanan kereta bawah tanah dan bus.  Pejabat setempat mengeluarkan pemberitahuan secara mendadak di pagi hari yang mendatangkan ketidakpuasan publik.

Seorang netizen lokal meninggalkan pesan di Weibo, “Ketika saya bangun, Baiyun diblokir. Bisakah jangan tiba-tiba dilakukan setiap saat!”

Di Distrik Haizhu, Guangzhou, di mana penguncian berlanjut pada pukul 00:00 5 November, orang-orang dengan cemas menunggu pembukaan blokir pada pagi 20 November, tetapi diberitahukan  bahwa penguncian kembali diperpanjang.

Sebuah video dengan suara berbunyi : “Pada hari ke 27 tidak masuk kerja, saya benar-benar putus asa. Saya masih menunggu kabar baik tadi malam.”

Distrik Haizhu mengumumkan bahwa penguncian akan diperpanjang hingga tengah malam pada 22 November. 

Suara video berbunyi : “Bagaimana situasi pada  22 November? Saat menunggu masih ada harapan, dan sekarang tidak ada harapan sama sekali.”

Sebuah video juga menyampaikan pesan : “Saudara-saudara, lihatlah. Mereka semua terbuat dari lembaran besi semacam ini. Apakah Anda pikir itu akan dibuka pada  22 November?” “Sekarang terasa seperti perbatasan antara kedua negara. Ya, sebelah sini Vietnam dan sebelah sana kita.”

Selain itu, kasus COVID-19 terus bermunculan di Kota Zhongshan, Guangzhou, dan Distrik Liwan juga mengumumkan akan terus memperkuat manajemen penguncian mulai tengah malam pada 17 November. (hui)