Ribuan Karyawan Pemberitaan New York Times Mogok Kerja Besar-Besaran

oleh Ren Hao 

Lebih dari seribu karyawan bagian pemberitaan media “New York Times’ mogok kerja selama 24 jam pada 8 Desember karena antara pihak majikan dan buruh gagal mencapai kesepakatan waktu untuk mengadakan pertemuan. Ini adalah pemogokan staf pertama media tersebut dalam lebih dari 40 tahun terakhir.

Sebagian besar dari karyawan ini adalah karyawan bagian redaksi surat kabar tersebut, sementara yang lain adalah karyawan berserikat dari The News Guild of New York. Asosiasi Pers New York sepekan sebelumnya pernah menyebutkan bahwa lebih dari 1.100 karyawan akan berpartisipasi dalam pemogokan 24 jam pada  Kamis (8 Desember) jika mereka tidak dapat mencapai kesepakatan dengan manajemen sebelum hari Rabu.

Serikat pekerja bernegosiasi dengan manajemen atas nama jurnalis New York Times. Sejauh ini ketidaksepakatan terbesar yang terjadi adalah termasuk kenaikan upah dan aturan yang memungkinkan karyawan bekerja dari jarak jauh.

Rencananya, aksi mogok akan dimulai dari 8 Desember pukul 00.00 dan berakhir pada 9 Desember pukul 00.00. Dan, sore harinya, beberapa karyawan yang ikut aksi mogok akan berparade di dekat New York Times. Selama pemogokan, baik pengusaha dan pekerja akan terus bernegosiasi.

Gambar menunjukkan pada 9 Juni 2022, “New York Times” di Washington, DC, Amerika Serikat menampilkan korannya di sebuah forum politik. (Leigh Vogel/Getty Images untuk The New York Times)

Negosiasi yang kusut

Alasan negosiasi perburuhan ini karena kontrak saat ini telah berakhir pada  Maret 2021. Serikat pekerja berencana untuk menegosiasikan kontrak yang lebih baik atas nama karyawan departemen pemberitaan untuk meningkatkan kualitas hidup jurnalis.

Untuk mendesak manajemen untuk berkompromi dan mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja jauh jauh hari sebelumnya serikat pekerja telah mengumumkan bahwa jika tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai pada 7 Desember, maka pemogokan selama 24 jam akan terjadi pada 8 Desember.

Pada 7 Desember, melalui akun Twitter Asosiasi Pers New York mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap manajemen New York Times : “Kami siap, tidak peduli berapa lama untuk mencapai kontrak yang adil. Tapi manajemen telah meninggalkan meja perundingan. tetapi kami memiliki 5 jam lagi 9 (tiba pada waktu mulainya pemogokan)”.

Juru bicara New York Times Danielle Rhoades Ha membantah tuduhan serikat pekerja. Ia mengatakan “Ini benar-benar mengecewakan. Negosiasi kami tidak menemui jalan buntu tetapi mereka (serikat buruh) telah mengambil tindakan ekstrem seperti itu”.

Danielle Rhoades Ha mengatakan bahwa negosiasi terus berlangsung dan belum berhenti, dan manajemen puncak New York Times telah mengatur agar karyawan di negara lain bekerja lembur pada hari Kamis untuk menebus pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh karyawan Amerika karena pemogokan.

Tetapi serikat pekerja memiliki cerita yang berbeda.

Serikat pekerja menyatakan bahwa karyawan yang ikut mogok pada hari itu diancam sebelumnya bahwa jika mereka ikut mogok, upah mereka untuk hari itu akan hilang. Selain itu, banyak karyawan yang diminta bekerja lembur pada hari Rabu untuk menyelesaikan beban pekerjaan hari Kamis.

Gambar menunjukkan pada 1 Februari 2022, gedung kantor pusat The New York Times di Manhattan, New York. (Angela Weiss/AFP/Getty Images)

Rincian perbedaan

Associated Press mengutip informasi dari tenaga kerja dan manajemen mencoba menggambarkan perbedaan antara kedua belah pihak saat ini.

Pihak serikat pekerja menuntut kenaikan upah 10% satu kali untuk karyawan dalam kontrak baru. Tetapi pihak pemberi kerja hanya menawarkan kenaikan upah 5,5% dari upah kerja tahun 2022, dan kenaikan upah pada tahun 2023 sebesar 3%.

Terhadap permintaan serikat pekerja, pihak manajemen menyatakan bahwa kenaikan gaji yang diberikan manajemen saat ini telah jauh melebihi kenaikan gaji tahunan sebesar 2% yang ditetapkan dalam kontrak kerja sebelumnya.

Sehubungan dengan situasi bekerja dari rumah setelah epidemi COVID-19, serikat pekerja mensyaratkan bahwa jika pekerja dapat menyelesaikan pekerjaan dari jarak jauh, pemberi kerja harus mengizinkan pekerja untuk bekerja dari jarak jauh. Namun, majikan mewajibkan karyawan untuk kembali ke kantor untuk bekerja setelah dipanggil. (sin)