Epidemi Menyebar dengan Cepat di Beijing, Rumah Sakit Penuh Pasien dan Jalanan Sepi

oleh Chang Chun dan Luo Ya

Setelah otoritas mencabut penguncian, gelombang infeksi cepat melanda Beijing. Sejumlah besar video dan foto yang diposting di Internet menunjukkan bahwa rumah sakit di Beijing penuh sesak oleh pasien yang ingin berobat, bahkan antrian panjang untuk klinik demam terlihat dari pagi hingga malam.

Warga Beijing mengatakan : “Antrean begitu panjang, wouw, cukup panjang, ini musim dingin, klinik demam, antrean yang begitu panjang”.

Pada 9 Desember 2022, seorang dokter di Beijing mengatakan kepada The Epoch Times selama wawancara bahwa sejumlah besar staf medis terinfeksi, tempat penampungan di lantai tiga penuh, dan banyak departemen ditutup. (Tangkapan layar video)

Sebaliknya, jalan-jalan di Beijing yang dulu ramai, kini sepi, dan sulit untuk menemui pejalan kaki dan kendaraan.

Warga Beijing mengatakan : “Saat ini adalah 11 Desember pukul 11 siang, saya sedang berada di terminal bus seorang diri, dari tadi tidak ada satu pun bus yang datang ke terminal, dan tidak ada kendaraan lain yang lewat”.

Warga Beijing : “Sekarang adalah jam sibuk MRT, tetapi termasuk saya hanya 3 orang yang ada dalam stasiun”.

Warga Beijing mengatakan : “Hampir tidak ada penumpang di stasiun MRT, pejalan kaki di jalanan juga sangat sedikit, inilah suasana di Distrik Chaoyang, Beijing sekarang”.

Gambar lain menunjukkan antrean panjang pasien yang menunggu untuk menemui dokter di gerbang klinik demam Rumah Sakit Chaoyang Beijing. Akhirnya rumah sakit ditutup. Dokter di pintu gerbang membujuk pasien ringan untuk pulang, dengan mengatakan bahwa semua rumah sakit menggunakan ventilator Klik cuitan ini untuk melihat videonya(点击看视频)

Qin Peng, seorang komentator politik dan ekonomi di Amerika Serikat menjelaskan : “Karena penyesatan yang disengaja oleh pihak berwenang dan kurangnya publisitas yang benar, jadi yang ada dalam benak warga sipil adalah bingung dan panik. Akibatnya, banyak orang tidak berani pergi keluar, atau langsung ke rumah sakit atau apotek menebus obat begitu terasa sedikit saja tidak enak badan”.

Dari rekaman video online terlihat bahwa pusat perbelanjaan di Beijing yang ramai di masa lalu kini nyaris kosong.

Warga Beijing bermarga Fu mengatakan : “Pusat perbelanjaan sedang berada dalam depresi, tidak mungkin perdagangan langsung naik setelah penguncian dilonggarkan. Sama sekali bukan begitu. Banyak sektor lain yang belum pulih seperti pariwisata. Karena semua orang menyadari bahwa pemerintah tidak lagi peduli, sehingga masing-masing orang perlu bertanggung jawab untuk diri sendiri. Malahan barang-barang kebutuhan pokok warga, termasuk perbekalan kesehatan, dan perbekalan anti wabah yang menjadi rebutan orang, sebentar saja sudah habis terjual”.

Warga Beijing: “Lihat, tidak ada pelanggan pada hari Minggu yang besar ini kecuali pemandu belanja. Saya merasa hari ini lebih buruk dari hari pertama saya. Masih ada pelanggan di hari pertama. Hari ini tidak ada pelanggan. Di luar sepi, tidak ada seorang pun saat kami masuk.

 Qin Peng berkata : “Mengapa fenomena kacau ini bisa terjadi ? Ini adalah akibat dari PKT, organisasi yang sebenarnya tidak mau menggunakan pendekatan ilmiah kecuali politik. Tidak mementingkan kehidupan, mata pencaharian rakyat. Tidak bertindak atau bertindak sembarangan. Sebenarnya, implementasi dari sistem ini adalah sangat jahat, karena ia melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan kepentingan rakyat”.

Hampir tidak terlihat ada pejalan kaki di Jalan Wangfujing, pusat komersial tersibuk di Beijing ini, dan semua tokonya tutup.

Warga Beijing mengatakan : “Apakah ini masih Beijing yang pernah saya tahu ? Semua toko di sini tutup. Masih segar dalam ingatan saya ketika epidemi parah terjadi, supermarket masih buka, tidak seperti sekarang”.

Banyak gedung tinggi perkantoran kelas atas tidak buka, dan tidak ada seorang pun di sana. Restoran di Beijing yang telah kembali buka, tetapi orang yang datang makan sangat sedikit.

Tang Jingyuan, seorang komentator di Amerika Serikat mengatakan : “Tujuan awal dari pelaksanaan kebijakan Nol Kasus epidemi sebenarnya adalah untuk mempolitisasi epidemi, dan sekarang PKT tiba-tiba melonggarkannya, yang juga merupakan operasi yang dipolitisasi. Dengan kata lain, dalam menangani epidemi ini PKT tidak pernah menghormati hukum kedokteran, jadi tidak heran jika muncul fenomena-fenomena kacau semacam ini”.

Pusat Darurat Beijing mengungkapkan bahwa jumlah panggilan ke hotline darurat 120 di Beijing akhir-akhir ini terus meningkat, dan jumlah panggilan darurat yang diterima setiap hari telah meroket dari 5.000 di masa lalu menjadi 30.000.

Tang Jingyuan mengatakan : “Komunitas internasional sebenarnya melonggarkan masyarakat hidup berdampingan dengan virus itu secara bertahap. Itu pun setelah ada persiapan terlebih dahulu. Sedangkan PKT sebelumnya menerapkan kebijakan Nol Kasus ketat yang sama saja dengan membangun bendungan untuk menampung air. Kemudian tiba-tiba membuka pintu air tanpa peringatan, jadi ini sama saja dengan menaikkan kurva wabah infeksi secara artifisial. Hal itu pasti akan menyebabkan munculnya sejumlah besar infeksi dalam waktu singkat dan menguras sumber daya medis”.

Chen Zhi, kepala dokter dari Pusat Darurat Beijing, mengatakan kepada media Tiongkok bahwa akhir-akhir ini mereka menerima banyak panggilan konsultasi tentang demam dan gejala lainnya dari pasien tanpa gejala dan ringan. Mereka juga meminta Pusat Darurat untuk segera mengirim mobil ambulans untuk membawa mereka berobat. Semua nomor sambungan ke Pusat Darurat terpakai, sibuk setiap hari. Bahkan sudah mengganggu kepentingan pasien yang benar-benar sakit parah dan kritis.

Tang Jingyuan dalam kritikannya menyebutkan bahwa alasan utama kekacauan yang muncul di Tiongkok saat ini adalah karena PKT tidak mengambil inisiatif untuk mempraktikkan pelonggaran secara bertahap dan dengan persiapan. Mereka melakukan pelonggaran karena terdesak oleh runtuhnya ekonomi dan kritis politis. (sin)