Tiongkok Melarang Obat COVID-19 Luar Negeri, “Lianhua Qingwen” yang Dapat Merusak Hati Disalahgunakan

 oleh Zhu Ying

Dengan merebaknya wabah COVID-19 di Tiongkok, warga sipil Tiongkok terus mendatangi toko obat untuk memborong berbagai obat flu dan penurun demam. Ada dokter yang memperingatkan bahwa penyalahgunaan obat herbal tradisional Tiongkok “Lianhua Qingwen” dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada saat yang sama, di bawah kendali otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT), harga obat oral merk Pfizer yang telah terbukti efektif dalam mengobati COVID-19, harga eceran tertingginya telah dinaikkan berlipat ganda oleh pemerintah Tiongkok.

Baru-baru ini, Beijing dan kota-kota besar lainnya mengalami kekurangan obat untuk COVID-19 yang parah. Pada Rabu (14 Desember), juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby secara terbuka menyatakan bahwa pemerintah AS bersedia memberikan bantuan dengan cara apa pun yang dapat diterima oleh pemerintah Tiongkok.

Namun, menurut Radio Free Asia, berita tersebut justru dianggap “sangat sensitif” oleh pejabat PKT. Dan, departemen propaganda Tiongkok telah memerintahkan agar seluruh media Tiongkok dilarang mengungkapkan berita tersebut kepada publik.

Di sisi lain, meskipun obat oral Paxlovid (tablet Nimatevir/ritonavir) merek “Pfizer” telah terbukti efektif dalam pengobatan gejalah COVID-19. Namun di bawah kendali pemerintah Tiongkok, harga obat tersebut sekotak yang dijual di situs web Tiongkok menjadi RMB. 2.980,- padahal di Amerika Serikat obat ini hanya dijual sekitar USD. 60,- (setara RMB. 400,-) sekotak.

Ren Ruihong, mantan eksekutif senior proyek bantuan penyakit kritis Palang Merah Tiongkok mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa pemerintah Tiongkok mengontrol harga penjualan obat-obatan khusus yang diimpor dari luar negeri, sehingga harga obat oral Pfizer di Tiongkok juga ditetapkan oleh pemerintah Tiongkok.

Ren Ruihong mengatakan bahwa untuk waktu yang lama, pemerintah Tiongkok tidak ingin obat atau vaksin canggih buatan Eropa dan Amerika itu masuk ke Tiongkok dalam jumlah besar, apalagi dijual dengan harga murah di pasar Tiongkok, dengan tujuan agar obat impor tidak berdampak pada kepentingan industri farmasi dalam negeri. Dengan demikian, rakyat Tiongkok terpaksa menggunakan obat palsu, obat-obatan yang tidak efektif atau bahkan jelas-jelas memiliki efek samping yang merugikan kesehatan.

Laporan tersebut secara khusus menyebutkan bahwa lantaran jadi barang rebutan kini “Lianhua Qingwen” yang harga sekotaknya sampai mencapai RMB. 100,- pada kenyataannya tidak dapat mencegah atau mengobati infeksi karena COVID-19. Sedangkan mengkonsumsinya secara membabi buta dapat menyebabkan kerusakan hati.

Beberapa hari yang lalu, direktur Departemen Penyakit Hati Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Provinsi Shandong secara terbuka memperingatkan masyarakat lewat Internet bahwa dalam beberapa hari terakhir dirinya telah merawat banyak pasien yang mengalami kerusakan hati karena penyalahgunaan “Lianhua Qingwen”. Ada juga dokter yang mengatakan bahwa “Lianhua Qingwen” dapat merusak hati itu sudah diketahui di kalangan dokter, tetapi karena berbagai alasan dan bahkan tekanan, mereka terpaksa diam.

Seorang dokter akar rumput di Provinsi Jiangsu saat diwawancarai oleh reporter Radio Free Asia mengungkapkan bahwa yang dapat dia lakukan adalah mengingatkan keluarga dan teman-temannya untuk tidak mengkonsumsi “Lianhua Qingwen”, dan dia juga akan mengingatkan pasien untuk tidak menganggap remeh obat ini. Tetapi dokter lain belum tentu mengingatkan pasien, karena semua orang tahu Wu Yiling dan Zhong Nanshan berada di balik obat ini, kedua orang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok ini memiliki kepentingan besar.

Menurut informasi publik, sejumlah ahli medis baru-baru ini secara terbuka mengeluarkan peringatan kepada masyarakat bahwa mengkonsumsi obat flu, obat turun demam, dan lain-lain termasuk “Lianhua Qingwen” secara membabi buta, sangat mudah menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Peng Jie, seorang profesor di Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Nanfang, mengungkapkan bahwa beberapa hari lalu dirinya kedatangan seorang pasien berpenyakit lambung yang datang berobat karena mengeluh bola mata dan kulitnya menguning gara-gara mengkonsumsi “obat paten Tiongkok” untuk mencegah tertular COVID-19. Pasien tersebut mengalami induksi obat sehingga perlu dirawat di rumah sakit.

Peng Jie memperingatkan bahwa penyalahgunaan obat flu dapat menyebabkan gagal hati, yang dapat mengancam jiwa pada kasus yang parah. Pada saat yang sama, fungsi ginjal juga terganggu bahkan mengalami kerusakan karenanya. Jadi jangan mengkonsumsi berlebihan atau mencampur obat-obatan paten Tiongkok, obat flu, atau antipiretik tanpa petunjuk dokter.

Chen Chuxiong, wakil kepala apoteker dari Departemen Farmasi di Rumah Sakit Memorial Sun Yat-sen Universitas Sun Yat-sen secara langsung mengingatkan masyarakat bahwa tidak semua orang cocok untuk mengkonsumsi “Lianhua Qingwen”, karena ada toksisitas tertentu, sehingga orang dengan pencernaan yang kurang baik dan yang diare tidak boleh mengkonsumsinya. Obat ini juga mengandung ephedra, yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah, jelas tidak cocok bagi penderita hipertensi. (sin)