Si Pembawa Pesan yang Imut: Tradisi Natal Buatan Tangan

Sabine Weigert

Mereka biasanya beristirahat di dalam koper atau  kotak  tua, di loteng atap, di lemari, dan di laci. Kertas tipis yang membungkus mereka di tempat persembunyian yang aman seringkali sudah menguning. Tetapi ketika siang hari menjadi semakin pendek dan malam semakin panjang di akhir tahun, maka persiapan pra- Natal dimulai, waktu istirahat mereka yang nyaman perlahan berakhir. Mereka dengan hati-hati dibawa kembali pada ketenangan cahaya kudus.

Selama beberapa generasi, mereka telah menjadi bagian dari harta karun Natal yang kelestariannya dijaga ketat oleh banyak keluarga Jerman. Tapi mereka juga telah lama merebut hati banyak orang di seluruh dunia: malaikat kecil yang ceria dengan sayap hijau bertitik.

Banyak yang mengenal mereka, banyak yang mencintai mereka; bagi banyak orang, itu adalah kenangan masa kecil dan tradisi keluarga yang mengharukan. Anak-anak dan cucu-cucu saat ini masih terheran-heran ketika mereka muncul—seringkali silih berganti—di apartemen dan rumah-rumah seperti sulap dan mulai bermusik dengan caranya yang unik, tenteram, dan ceria.

Diam-diam, tetapi terlihat rajin, mereka bermain seruling  dan  bermain  biola di ambang jendela; berkumpul di sekitar karangan bunga Adven; membentuk seluruh orkestra; menghuni kotak musik; dan akhirnya melayang, melayang dengan riang, di antara cabang-cabang hijau pohon Natal. Mereka betah di banyak keluarga, namun hanya sedikit yang tahu nama mereka atau di mana dan kapan mereka diciptakan. Para musisi cilik makhluk abadi ini dirancang pada tahun 1923, hampir 100 tahun yang lalu, di Grünhainichen di Pegunungan Ore, tempat mereka pertama kali dibuat dan dilukis dengan tangan.

Gambar-gambar teliti Grete Wendt menunjukkan bahwa sang desainer hampir tidak meninggalkan detail apa pun dari kreasinya secara kebetulan. (Courtesy of Wendt and Kuhn)

Sejak saat itu, mereka telah membawa julukan “Sebelas Titik Malaikat”, bahkan hingga hari ini. Titik putih itu ditutulkan secara manual dengan kuas halus ke sayap hijau kecil.

Pencipta mereka, Grete Wendt, menjawab pertanyaan mengapa ada 11 titik putih, jawaban jailnya “terjadi begitu saja”.

Tradisi Hidup untuk Generasi

Namun, gambar desainnya yang cermat menunjukkan bahwa desainer Grete hampir tidak kekurangan detail apa pun dari kreasinya. Grete merupakan putri direktur sekolah perdagangan teknik di kota pembuat mainan, Grünhainichen yang sedang berkembang. Dia mulai menggambar, berkreasi, dan mengutak-atik dengan antusias sejak kecil.

Seorang seniman dan pengotak-atik sejak muda, Grete Wendt mendirikan pabrik Wendt dan Kühn bersama Margaret Kühn di Grünhainichen, Jerman, pada tahun 1915. (Courtesy of Wendt and Kuhn)

Dengan mendapat pengasuhan dan dorongan dari sang ayah, Grete mengembangkan bakatnya pada usia 20 tahun dengan belajar di Sekolah Seni Terapan Royal Saxon di Dresden, dari tahun 1907 hingga 1910. Bakatnya yang luar biasa untuk garis yang jelas dan bahasa desain minimalis, sudah terbukti dalam desain sejak itu.

Setelah mengikuti kompetisi desain untuk souvenir wisata, yang diselenggarakan oleh asosiasi Sächsischer Heimatschutz,  akhirnya  memberikan dorongan pada Grete untuk mendirikan  perusahaan   kerajinan. Rekan siswa Grete, Margarete Kühn, pemenang hadiah atas karyanya “anak-anak pengumpul berry”, yang memicu membanjirnya pesanan,  beberapa  di   antaranya dia pesan dari pembuat mainan lokal dan sebagian lagi dia buat sendiri di rumah orang tuanya.

Lebih dari satu abad setelah didirikan, Wendt dan Kühn, yang dimiliki oleh keluarga Wendt, melanjutkan tradisi pengerjaan dengan tangan. (Courtesy of Wendt and Kuhn)

Keputusan bersama dengan Margarete Kühn untuk bergabung dan berbisnis dibuat pada 1915. Lahirlah perusahaan Wendt & Kühn.

Lima tahun kemudian, pada tahun 1920, Margarete Kühn menikah dan keluar dari perusahaan. Olly Sommer, yang juga lulusan Akademi Seni Terapan Royal Saxon, datang ke Grünhainichen pada tahun yang sama sebagai peserta pelatihan, jatuh cinta dengan karya kreatif—dan dengan saudara laki-laki Grete Wendt—dan mampu bertahan seumur hidup.

Kekayaan ide kedua wanita tersebut dan kegembiraan mereka dalam karya kreatif adalah dan tetap menjadi kekuatan pendorong di belakang pabrik. Saudara laki-laki Grete dan suami Olly, Johannes Wendt, pada gilirannya mengambil alih manajemen komersial perusahaan muda itu.

Medali emas dan grand prix di Pameran Dunia 1937 di Paris akhirnya membawa pengakuan dan ketenaran internasional. Namun, hanya beberapa tahun kemudian, pabrik dan keluarganya dilanda perubahan serius, kekhawatiran berat, dan penderitaan hebat akibat perang dan kesewenang- wenangan.

Trio asli malaikat Grünhainichen telah berkembang menjadi orkestra lengkap. (Courtesy of Wendt and Kuhn)

Menyelamatkan Warisan Kerajinan Leluhur

Sejarah pergolakan perusahaan berlanjut ke tahun-tahun pascaperang, ketika secara paksa dinasionalisasi dan diubah menjadi perusahaan milik negara oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur).

Namun demikian, pabrik tersebut hasil menghindari produksi massal industri dan dengan demikian menyelamatan keahlian, keterampilan artistik, dan pengetahuannya selama beberapa dekade.

Pada tahun 1990, VEB Werk Grünhainichen sekali lagi menjadi swasta Wendt & Kühn, sekarang dijalani oleh generasi ketiga, dan mulai berkembang sekali lagi.

Seorang malaikat kecil dengan instrumen disusun dengan cermat dari hingga 27 bagian kayu mentah yang diputar. (Courtesy of Wendt and Kuhn)

Semua masa sulit, sedih, dan galau dilalui para malaikat Elfpunkte seolah tanpa jejak. Mungkin inilah rahasia sukses mereka yang unik.

Setiap patung kayu yang dirakit dicelupkan tiga kali ke dalam cat putih sebagai primer. (Courtesy of Wendt and Kuhn)

Sifat mereka yang abadi dan menginspirasi imajinasi anak-anak membawa orang dewasa kembali ke kecilnya. Mereka adalah teman bermain dan anggota keluarga yang akrab pada saat yang sama.

Terakhir, setiap malaikat dilukis dengan hati-hati dengan tangan. (Courtesy of Wendt and Kuhn)

Kegembiraan mereka yang tenang dan tulus dalam musik; pelayanan ramah mereka; serta senyum dan keanggunan mereka yang indah telah memberikan saat-saat ceria selama beberapa generasi. Menjelang ulang tahun ke-100, pabrik Wendt & mengampanyekan “Malaikat Favorit mengajak orang-orang untuk menuliskan cerita tentang malaikat dan peran khusus mereka dalam sejarah keluarga sendiri dan ajakan ini dijawab oleh ratusan kiriman yang menyentuh.

Menebar Kesukacitaan

Seorang malaikat kecil dengan instrumen yang disusun dengan cermat, terdapat maksimal 27 bagian kayu mentah yang diputar— kebanyakan dari kayu jeruk nipis, beech dan maple. Mereka dicelupkan sebanyak kali dalam cat putih, baru setelah itu padat ini dihiasi dengan kehalusan yang bervariasi dan tangan yang ahli. Hampir 400 warna berbeda, dicampur nuansa terbaik menurut pola warna historis, masih digunakan. Diperlukan hingga langkah kerja, delapan minggu, dan tangan-tangan terampil dari 175 karyawan menciptakan malaikat Elfpunkte untuk meninggalkan pabrik.

Semuanya dimulai dengan tiga pengelana bersayap. Yang satu membawa obor yang kedua memainkan seruling, dan ketiga memainkan biola. Ketiganya tumbuh selama bertahun-tahun menjadi orkestra yang terdiri dari delapan puluh musisi kecil. 

Bahkan hingga hari ini, mereka terbang keluar dari pabrik ke seluruh dunia berpindah ke apartemen dan rumah sebagai teman musik serumah yang menyenangkan.

Namun, jika ada anggota keluarga mematahkan sayap kecil tersebut, terlepas dari semua tindakan pencegahan setiap malaikat Elfpunkte dapat melakukan perjalanan kembali ke tempat asalnya di Grünhainichen kapan saja, untuk jadi utuh kembali dengan perbaikan trampil. (aus)