Pabrik Garmen, Percetakan Hingga Pencelupan Tekstil di Banyak Tempat di Tiongkok Kena Dampak Akibat Amukan COVID-19

Xia Dunhou dan Liu Fang

Kasus COVID-19 merebak luas di daratan Tiongkok sehingga menyebabkan dunia usaha, jasa pengiriman dan layanan lainnya hampir terhenti. 

Outlet media daratan Tiongkok, Qihuo Daily Newspaper melaporkan pada  Rabu 21 Desember bahwa 60 persen perusahaan percetakan dan pencelupan tekstil di Guangdong, Zhejiang, dan Shandong kemungkinan akan berhenti beroperasi untuk liburan akhir bulan.

Beberapa pabrik besar dan menengah telah mengumumkan jadwal liburan mereka, sebulan lebih awal dari tahun lalu, dengan liburan yang berlangsung hingga 60 hari. Beberapa pabrik juga sudah memulai liburan sejak akhir November.

Pada  Desember tahun ini, beban operasi rata-rata di Jiangsu dan Zhejiang masing-masing adalah 55% dan 48%, jauh lebih rendah daripada tingkat rata-rata pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun pengendalian COVID-19 telah dilonggarkan dan pesanan cukup meningkat, situasi COVID di berbagai tempat berada di puncaknya serta jumlah orang yang terinfeksi meningkat pesat. Pabrik-pabrik secara bertahap mengalami kekurangan pekerja dan beban kerja secara keseluruhan menurun secara bertahap.

Ketika reporter NTD menelepon sebuah pabrik tekstil di Foshan, Guangdong, dia diberitahukan bahwa bisnisnya kena dampak akibat COVID. Sebuah pabrik tekstil di Foshan, Guangdong: “Pasti berdampak, yaitu tidak bisa mulai bekerja, dan banyak orang yang positif COVID. Jika tidak positif semua orang bisa pergi bekerja, sehingga cukup banyak orang tanpa merekrut pekerja. Sekarang banyak yang positif, jadi tak bisa bekerja. Bahkan jika Anda merekrut, Anda tak dapat merekrut dan sekarang saya melihat di jalanan tak ada orang.”

Wartawan juga menghubungi beberapa perusahaan percetakan dan pencelupan tekstil di Zhejiang. Zhejiang Yunshan Textile and Dyeing Co, Ltd. menjawab bahwa mereka tak memiliki produk untuk dijual dan telah berhenti bekerja. Perusahaan-perusahaan lain sebagian besar tak menjawab.

“Ketika kebijakan Zero COVID, Anda dapat melihat bahwa kota-kota besar Tiongkok benar-benar ditutup. Anda berbicara tentang membuka diri, tetapi mengapa masih ada penutupan? tingkat ketidakhadiran pekerja pabrik di Dongguan telah mencapai 85 persen. Jadi, sepertinya akhir tahun dan musim puncak sebelum Tahun Baru Imlek pada  Januari tahun depan akan benar-benar hancur,” kata komentator Wen Zhao.

Untuk mengurangi dampak kekurangan tenaga kerja, Zhejiang, Chongqing, Anhui Wuhu, Guizhou Guiyang dan tempat lain menyatakan bahwa mereka yang tanpa gejala atau bahkan gejala ringan dapat bekerja secara normal. Beijing juga mengusulkan agar tes PCR dan antigen tidak diperlukan untuk kembali bekerja.

Komentator Wen Zhao menganalisis bahwa herd immunity atau kekebalan kelompok hanya akan terbentuk ketika populasi yang terinfeksi mencapai 60% hingga 70% dalam beberapa bulan. Saat itu, seluruh fungsi sosial, termasuk kapasitas produksi dan logistik pabrik, kira-kira bisa kembali normal. (hui)