Pungli Saat COVID-19 Mengamuk di Tiongkok : Tarif Sewa Ranjang Rumah Sakit Tembus Rp 22 Juta per Malam, Kremasi Tanpa Antre Rp 78 Juta

oleh Zhu Ying

Pungutan liar ikut merajalela di saat epidemi sedang merebak dengan hebatnya di Tiongkok. Netizen Tiongkok mengungkapkan bahwa ada oknum rumah sakit di Beijing yang “bisa mengatur” agar pasien mendapatkan tempat pembaringan dalam bangsal dengan tarif lebih dari RMB. 10.000,- per malam atau setara Rp 22,3 juta (RMB 1 : 2,232.25) .

Ada juga orang yang mengklaim sebagai orang dalam perusahaan kremasi yang “bisa mengatur” agar jenazah yang mau dikremasi tidak perlu antri panjang, asal dapat menyediakan “uang pengaturan” sebesar RMB. 35.000 atau setara Rp 78,1 juta. 

Pada Jumat (23 Desember), netizen Tiongkok dengan nama “Wang Xiaoguai di Beijing” memberitakan pengalamannya ketika membawa anaknya yang sakit demam tinggi ke dokter di Beijing United Family Hospital. Begitu tiba di rumah sakit, ia diwajibkan untuk membayar hampir RMB. 2.000,- untuk biaya pendaftaran, setelah itu menunggu selama 3 jam. Lantaran suhu badan anaknya tidak turun sama sekali, maka perawat meminta anaknya dirawat inapkan di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut. Tetapi tanpa diduga, perawat tersebut mengatakan : Biaya untuk tempat tidur adalah RMB. 15.000,- per malam, ini di luar perhitungan biaya perawatan lainnya.

Netizen ini tidak habis mengerti masalah pungutan yang tidak masuk akal tersebut, ia bertanya : Inikah cara Beijing yang begitu besar memperlakukan nyawa anak kecil ?

Menurut informasi publik, Beijing United Family Hospital adalah rumah sakit swasta, biasanya mereka memungut biaya pendaftaran untuk orang dewasa antara RMB. 1.200,- hingga 1.500,- dan untuk anak-anak RMB. 1.000,-.

Pungutan liar dengan memanfaatkan epidemi untuk mengisi dompet-dompet pribadi juga muncul di industri pemakaman dan kremasi.

Menurut postingan seorang netizen Beijing : Sejak wabah merajalela di Beijing yang membuat Beijing menjadi “kota positif” karena begitu banyak warga yang terinfeksi. Sekarang, orang-orang berbaris di depan rumah perabuan untuk menunggu kremasi jenazah. Seorang penduduk Distrik Chaoyang di Beijing memposting tulisan seperti ini : Kremasi jenazah sekarang membutuhkan antrean sampai satu bulan, tetapi jika anggota keluarga bersedia membayar uang ekstra sebesar RMB. 30.000,-, waktu tunggu dapat dipersingkat menjadi 3 hari.

Di lingkaran teman WeChat, seorang netizen lain dari Distrik Chaoyang mengungkapkan bahwa rumah perabuan tidak dapat menangani pengiriman jenazah yang membludak. Malam sebelumnya, ia telah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa selama 2 hingga 3 jam ada 20 jenazah yang dimasukkan ke kamar jenazah rumah sakit. Netizen tersebut kemudian menyebutkan : Semua krematorium di Beijing rata-rata mengatakan bahwa kremasi akan memakan waktu tunggu sampai satu bulan. Bagi mereka yang ingin mempersingkat waktu tunggu hingga 3 sampai 5 hari, perlu mengeluarkan uang bawah meja sebesar RMB. 30.000,-. 

Selain itu, dalam video pendek ada seorang yang mengaku dirinya sebagai karyawan perusahaan kremasi yang menuliskan pesannya : “Butuh mobil jenazah ? Kremasi tidak perlu antre”. Harga kremasi jenazah adalah RMB. 26.000,-.

Menanggapi kekacauan yang disebutkan di atas, banyak netizen mengkritik rumah sakit yang aji mumpung, memanfaatkan krisis untuk menaikkan harga. Ini adalah perbuatan tidak bermoral yang melanggar sumpah rumah sakit bertujuan menyembuhkan dan menyelamatkan manusia. Beberapa netizen meminta badan pengatur untuk menghukum perilaku krematorium yang melakukan pungli. (sin)