Ahli Menemukan Sejumlah Besar Pasien COVID-19 di Tiongkok Bergejala Paru-Paru Putih

 oleh Lin Cenxin, Luo Ya

Saat ini varian Omicron sedang menyebar di Tiongkok dan jumlah kasus infeksi serta kematian terus meningkat tajam. Sejumlah besar warga sipil telah mengungkapkan bahwa banyak orang yang terinfeksi memiliki gejala paru-paru putih seperti pasien parah yang terjadi di Wuhan 3 tahun lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran banyak pihak.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah besar warganet melalui Weibo menyampaikan berita terkait banyaknya pasien terinfeksi telah didiagnosis dokter dengan terserang pneumonia berat bahkan menunjukkan gejala paru-paru menjadi putih yang cukup ekstrem. Para warganet yang mengungkapkan hal tersebut termasuk staf medis, anggota keluarga pasien yang meninggal dunia, anggota keluarga yang sedang mencari bantuan untuk pasien paru-paru putih, dan lainnya.

Pada 20 Desember, Mei Xinyu, ekonom Tiongkok memposting berita yang menyampaikan bahwa istri Hu An-gang, seorang sarjana kiri Tiongkok yang terkenal, baru saja mengumumkan bahwa ayahnya telah meninggal dunia di pagi hari, karena CT scan menunjukkan seperempat bagian dari paru-parunya memutih akibat terinfeksi COVID-19. 

Pada 22 Desember, seorang netizen menyampaikan berita di Twitter bahwa seorang pasien di Beijing yang sudah sepekan menjalani rawat inap di rumah sakit, gagal napas akibat seluruh paru-parunya telah memutih.

“Inilah hasil CT scan paru-paru dari seorang pria berusia 78 tahun. Silakan diperhatikan lebih seksama, bahwa dalam keadaan normal, paru-paru kita mengandung udara atau gas. di foro CT scan seharusnya kedua paru-paru berwarna hitam, tetapi lihatlah bahwa kedua paru-paru pria ini telah memutih. Ini yang umumnya dinamakan paru-paru putih,” kata Profesor Zeng, seorang blogger kesehatan daratan Tiongkok.

Pasien pria tersebut juga meninggal dunia sehari setelah timbulnya gejala.

Paru-paru putih adalah gejala khas dari para pasien parah yang terinfeksi virus corona jenis baru, atau kemudian bernama (COVID-19) ketika wabah itu merebak pertama kali di Kota Wuhan, Tiongkok 3 tahun lalu.

Ling Chumian, seorang dokter ahli anestesi di Rumah Sakit Universitas Medis Wuhan Union, juga mengungkapkan di Internet bahwa jumlah pasien yang membutuhkan intubasi telah meningkat tajam baru-baru ini.

“Tiga (intubasi) yang saya lakukan, masing-masing memiliki infeksi paru-paru yang sangat serius, dan kemudian saya pergi untuk melihat kasusnya, semuanya positif. Kita mungkin akan menghadapi gelombang-gelombang infeksi dan kematian yang satu lebih ganas dari gelombang sebelumnya,” kata Dokter Ling Chumian.

Namun, ketika PKT melonggarkan pencegahan dan pengendalian epidemi kali ini,  mereka dalam publikasinya hanya mengklaim bahwa strain virus Omicron hanya menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dan tidak akan merusak paru-paru. Dihadapkan dengan sejumlah besar kasus pasien paru-paru putih, dunia luar jadi bertanya-tanya apakah PKT masih menyembunyikan jenis mutasi baru dari strain virus tersebut.

“Sekarang seluruh komunitas internasional dibuat ngeri karena ini adalah pemandangan yang belum pernah terlihat sejak kemunculan Omicron di dunia. Ini bukan hanya karena fenomena dari skup infeksi dan kematiannya yang besar bagaikan letusan sebuah gunung berapi, tetapi dunia sekarang sangat khawatir tentang apakah kondisi itu akan segera bermutasi dan menciptakan beberapa strain baru,” kata Tang Jingyuan, seorang komentator politik di Amerika Serikat.

Seorang peneliti bermarga Li dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Handan di Provinsi Hebei baru-baru ini mengatakan kepada media, bahwa dari sampel virus yang diperoleh dari pasien terinfeksi di Beijing, Hebei dan tempat lain baru-baru ini, terdeteksi selain terdiri dari strain mutan Omicron BF.7, terdapat juga strain virus Delta. Jadi, mungkin kombinasi ini yang menjadi salah satu penyebab terjadinya paru-paru putih. 

Tang Jingyuan mengatakan : “Karena pemberlakuan lockdown sebelumnya, sehingga virus yang merajalela di daratan Tiongkok itu tidak memiliki proses untuk bermutasi dari Delta ke Omicron, yang menyebabkan munculnya 2 koeksistensi dan koinfeksi dari strain virus. Dan hal ini terjadi secara luas, sehingga tingkat kematian di Tiongkok lebih tinggi daripada Hongkong, Singapura dan wilayah lainnya”. 

Heng He, seorang komentator politik di Amerika Serikat, berpendapat bahwa paru-paru putih orang yang terinfeksi mungkin terkait dengan vaksinasi.

Ia mengatakan : “Terinfeksi lagi setelah divaksinasi dapat menimbulkan ADE (Antibody-dependent Enhancement), yang berarti gejalanya sangat parah, tetapi tidak semuanya seperti ini, terutama dalam kasus kekebalan alami, tetapi mengapa fenomena paru-paru putih ini muncul begitu banyak di Tiongkok ? Kemungkinan besar itu adalah ADE, yang merupakan respons dari ketergantungan antibodi yang dipicu oleh infeksi kedua setelah vaksinasi.”

Meskipun ada banyak laporan dari masyarakat bahwa jumlah infeksi melonjak, rumah sakit penuh sesak, dan krematorium kewalahan mengatasi masalah kremasi jenazah, tetapi jumlah kematian resmi yang dilaporkan oleh PKT masih saja satu digit, dan masalah paru-paru putih ini juga sama sekali belum disebutkan.

Pada 24 Desember, Wall Street Journal melaporkan bahwa PKT yang tidak melaporkan jumlah kematian telah membuat semakin sulit dalam mengatasi epidemi yang akhirnya akan memperparah penyebarannya di daratan Tiongkok. (sin)