Pandemi Hebat Menghancurkan PKT, Orang-orang di Pihaknya dalam Bahaya, Jangan Mengikuti Partai Jahat

Epoch Times

Virus Partai Komunis Tiongkok (COVID-19) sekali lagi merebak dalam skala besar di daratan Tiongkok.  Rapat internal Partai Komunis Tiongkok mengungkapkan bahwa 37 juta orang terinfeksi dalam sehari, dan diperkirakan 248 juta orang terinfeksi dalam 20 hari terakhir.  Dari Guangzhou, Chengdu, Chongqing, Shanghai, Henan, Hebei, Beijing hingga ke timur laut, ada kasus positif COVID di seluruh negeri.  Rumah sakit serta rumah duka di banyak kota bekerja lembur karena banyaknya kematian. 

Wabah itu seperti tsunami, menyelamatkan nyawa seperti menyelamatkan orang-orang yang tenggelam.  Ini adalah keadaan darurat. Apa akar penyebab pandemi yang sedang berlangsung ini? semua orang ingin menemukan solusi untuk menghindari wabah tersebut.

Faktanya, pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi, telah memberikan petunjuk selama bertahun-tahun. Pada awal merebaknya pandemi, Guru Li Hongzhi menunjukkan dalam artikel “Rasional” pada Maret 2020 : “Wabah itu sendiri adalah pengaturan Dewa, adalah keniscayaan dalam perkembangan sejarah.”

Guru Li juga memberikan petunjuk : “Tetapi saat ini wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT. Jika tidak percaya kalian coba lihatlah, saat ini negara-negara yang paling parah, semuanya adalah yang dekat dengan partai jahat, begitu juga dengan manusia. Jadi harus bagaimana? Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan. Jika tidak percaya tunggu dan lihat saja.”

Perkembangan pandemi menegaskan petunjuk Guru Li. Pada 30 November tahun ini, kematian Jiang Zemin, pimpinan perwakilan Partai Komunis Tiongkok yang jahat di antara rakyat, mengindikasikan bahwa pembersihan secara besar-besaran terhadap Partai Komunis Tiongkok yang jahat telah dimulai.

Wabah skala besar di Tiongkok telah dimulai dan banyak orang telah meninggal dunia, banyak dari mereka adalah pejabat senior Partai Komunis, anggota Partai Komunis, dan pengikut Partai Komunis.  Namun demikian, Partai Komunis telah menyembunyikan kebenaran wabah tersebut dari rakyat Tiongkok dan dunia.

Michael Ryan, kepala manajemen darurat kesehatan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan “ledakan kasus di Tiongkok bukan karena pencabutan kebijakan Zero-COVID yang ketat. Ledakan kasus sudah terjadi di Tiongkok  sebelum kebijakan Zero-COVID dilonggarkan.”

Hal ini juga dikonfirmasi oleh seorang pejabat dari sistem politik dan hukum Beijing. Dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia (RFA), dia mengatakan bahwa wabah di Beijing tidak dimulai setelah “gerakan kertas Putih”.  Pada awal Kongres Nasional ke-20, yaitu pada pertengahan hingga akhir Oktober, infeksi nosokomial di rumah sakit besar di Beijing sudah sangat serius. Pada awal Desember  benar-benar tak terkendali, tetapi semua ini dijaga dengan ketat oleh pejabat Partai Komunis. Baru setelah pihak berwenang mengumumkan kematian mantan pemimpin Partai Komunis Jiang Zemin, informasi tentang infeksi di Beijing secara bertahap dibuka ke publik, tetapi pada saat itu sejumlah besar orang lanjut usia yang terinfeksi telah meninggal dunia atau kritis. Sumber daya medis Beijing telah runtuh sebelum “pembebasan” secara resmi.

Menurut Reuters, di rumah duka terbesar di Beijing, Babaoshan, yang juga menangani jenazah pejabat senior Partai Komunis dan para pemimpin, beberapa mobil jenazah terlihat masuk setiap menit pada 18 Desember. Wall Street Journal juga melaporkan bahwa krematorium di Beijing dipenuhi dengan mayat dan tungku kremasi  beroperasi dari pagi hingga malam. Surat kabar Hong Kong Ming Pao mengungkapkan bahwa pada 17 Desember, “lebih dari 2.700 orang meninggal dunia di rumah” di Beijing setelah tertular penyakit tersebut. Namun, Partai Komunis Tiongkok, yang terbiasa menyembunyikan epidemi, tak mengumumkan dua kematian pertama hingga 19 Desember. Partai Komunis Tiongkok telah mengirim polisi dan penjaga keamanan untuk menyegel rumah pemakaman karena media asing akan pergi ke sana untuk mencari informasi.

Menurut risalah internal pertemuan Komisi Kesehatan Nasional Partai Komunis Tiongkok pada 21 desember, jumlah infeksi baru dalam sehari di Tiongkok pada hari ke-20 diperkirakan 37 juta kasus, meningkat dari hari ke hari.  Jumlah kumulatif infeksi dari 1 hingga 20 Desember mencapai 248 juta kasus, terhitung 17,56% dari total penduduk. Media Barat seperti Bloomberg dan Financial Times telah memverifikasi informasi tersebut dengan bertanya kepada mereka yang menghadiri pertemuan tersebut.

Terlepas dari wabah yang mencengangkan di Tiongkok seperti terjangan tsunami, Partai Komunis secara resmi hanya mengakui sejumlah kematian akibat epidemi secara nasional. Dari awal Desember, ketika pembatasan dicabut, hanya ada tujuh kematian hingga  20 Desember. Semuanya di Beijing.  Dan, angka-angka yang dirilis oleh Beijing tentang wabah ini menurun secara drastis.

Metode penyembunyian otoritas PKT serupa dengan apa yang mereka gunakan pada awal wabah di Wuhan pada 2019. Untuk menipu publik, Komisi Kesehatan PKT bahkan mengatur ulang klasifikasi kematian akibat infeksi – hanya mereka yang meninggal dunia akibat pneumonia dan gagal napas akibat virus yang diklasifikasikan sebagai kematian akibat COVID. Ini benar-benar menyimpang dari norma internasional yang memasukkan pasien didiagnosis terinfeksi  pada saat kematian. 

Terlepas dari upaya PKT untuk menutupinya, berita tentang sejumlah besar pejabat tinggi dan pesohor dalam sistem PKT yang terinfeksi penyakit ini terus menyebar, termasuk Liu Ji, seorang pensiunan pejabat setingkat menteri dari mantan Komisi Olahraga Negara, Chen Jingliang, mantan direktur dan sekretaris partai Pusat Penelitian Seni Film Tiongkok, Ju Kai, seorang pensiunan kader dari mantan Universitas Pertahanan Nasional, Chu Lanlan, seorang artis pertunjukan yang tampil dalam drama merah PKT “Tentara Merah Sang Perawan”, dan Yang Lianghua, seorang mantan reporter People Daily.

Pada saat yang sama, ada banyak pesohor, pakar, cendekiawan, dan akademisi lainnya meninggal dunia selama epidemi karena perawatan medis yang tak efektif, seperti Hu Jun, seorang “ekonom dan pendidik Marxis”, Zhang Fuqing, yang disebut “pahlawan perang” dan penerima “Medali Republik” dari Partai Komunis Tiongkok, Wang Xizhong, anggota Partai Komunis Tiongkok, pensiunan kader China Film Group Corporation, dan artis nasional kelas satu, dan Yang Lin, seorang penulis naskah terkenal dari Henan yang menulis drama merah “Kanal Bendera Merah” dan lain-lain.  Di Universitas Tsinghua dan Peking saja, lebih dari 30  staf meninggal dunia dalam waktu sebulan. Pada dasarnya, mereka semua adalah anggota Partai Komunis Tiongkok  atau orang-orang yang mempromosikan atau membela PKT.

Selain itu, Konferensi Kerja Ekonomi Pusat yang digelar di Beijing pada 15-16 Desember, pertemuan ekonomi paling penting tahun ini untuk Partai Komunis.  Banyak pejabat senior tidak hadir pada tahun ini. Para analis percaya bahwa banyak dari mereka mungkin  terinfeksi COVID-19. 

Wabah tak kenal belas kasihan, kehidupan sangat berharga dan perlu segera ditangani.

Bahkan, budaya tradisional Timur dan Barat memiliki pandangan yang  sama tentang wabah, yaitu  wabah adalah hukuman Tuhan bagi umat manusia. Wabah akan datang ketika penguasa kejam dan zalim,  ketika moralitas masyarakat dan hati manusia rusak  secara keseluruhan.  Di Roma kuno, penganiayaan terhadap orang-orang Kristen menyebabkan empat tulah, yang menyebabkan jatuhnya Kekaisaran Romawi yang perkasa dan hancur.  Dalam sejarah Tiongkok, ketika dinasti berganti, sering kali  adalah masa yang  korup dan kerusakan sosial dan wabah kerap melanda.

Sejarah ternyata sangat mirip.

Sejak berkuasa, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mempraktekkan kebijakan jahat, menghancurkan budaya tradisional, merusak moralitas masyarakat dan menganiaya rakyat Tiongkok, termasuk para pejabatnya sendiri, melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya. Lebih dari separuh penduduk Tiongkok telah dianiaya oleh PKT, mengakibatkan kematian  tak wajar sekitar 80 juta jiwa, lebih besar dari jumlah total orang yang terbunuh dalam dua perang dunia. Penganiayaan terhadap rakyat sangat kejam, khususnya penindasan terhadap Falun Gong yang diprakarsai oleh Jiang Zemin.

Falun Gong adalah kultivasi aliran Buddha yang didasarkan pada budaya tradisional Tiongkok. Ini adalah budaya kepercayaan kepada Tuhan dan didasarkan pada prinsip-prinsip karakteristik universal Sejati-Baik dan Sabar. Pada Mei 1992, Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, mulai mengajarkannya secara terbuka kepada masyarakat. Dalam beberapa tahun, pada tahun 1998, menurut statistik internal Partai Komunis, jumlah orang yang berlatih Falun Gong telah mencapai 70 hingga 100 juta orang. Orang-orang memupuk hati mereka untuk menjadi baik, kesehatan masyarakat pun membaik, moral sosial  meningkat, dan perbuatan baik muncul tanpa henti. 

Saat itu, Jiang Zemin, pemimpin Partai Komunis Tiongkok  karena takut dan iri  jumlah praktisi Falun Gong melebihi jumlah anggota Partai Komunis Tiongkok, ia mengabaikan efek positif Falun Gong dan penentangan yang luas dari para pejabat dan masyarakat, Jiang memerintahkan  menghancurkan ekonomi para praktisi, dan memusnahkan secara fisik dengan kebijakan genosida serta membual bahwa Falun Gong akan dimusnahkan dalam waktu tiga bulan. Ia meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada 20 Juli 1999.

Untuk melakukannya, Jiang berusaha keras  merekayasa apa yang disebut kasus “bakar diri” palsu di Lapangan Tiananmen untuk mendiskreditkan Falun Gong, menghabiskan sejumlah besar ekonomi dan sumber daya nasional untuk penganiayaan terhadap orang-orang yang tak bersalah, dan menggunakan lebih dari seratus metode penyiksaan, termasuk pengambilan organ tubuh hidup-hidup secara massal dari praktisi Falun Gong. Penganiayaan telah mencapai ratusan juta orang, ruang lingkup penganiayaan mencapai lebih dari satu miliar orang Tionghoa dan dunia serta investasi sumber daya pemerintah yang tak terhitung jumlahnya, sebuah penganiayaan yang tak tertandingi dan berlangsung selama 23 tahun,  sebuah kejahatan yang begitu besar. Ini adalah ketidakadilan dan kekejian pada abad ini, bahkan Nero yang brutal pun sama sekali tak dapat menandinginya.

Menghadapi penganiayaan dan kebohongan, ratusan juta praktisi Falun Gong telah mampu mengatakan fakta kebenaran kepada para pejabat pemerintahan di semua tingkatan dan masyarakat umum, termasuk pelaku penganiayaan, menempuh cara yang damai dan rasional dengan penderitaan dan dedikasi mereka yang besar.  Penderitaan dan kebaikan mereka mengunggah langit dan bumi.

Adalah Hukum langit bahwa  kebaikan dan kejahatan akan menerima balasannya. Penghapusan Partai Komunis Tiongkok adalah keniscayaan sejarah.

Pandemi COVID  ini ditujukan kepada Partai Komunis Tiongkok. Jiang Zemin, pelaku utama penganiayaan terhadap Falun Gong telah disingkirkan oleh langit dan  lebih banyak orang jahat serta mereka yang membantu melakukan kejahatan telah menerima pembalasan atau menghadapi takdir pembersihan.

Sebelum datangnya wabah besar ini, Tuhan telah berulang kali memperingatkan kepada mereka yang berkuasa, termasuk SARS, badai pasir dan lain-lain dan itu juga memberikan kesempatan kepada orang-orang agar sadar. Tahun demi tahun telah berlalu, penganiayaan masih berlangsung, yang pasti akan menyebabkan hukuman yang lebih besar dari langit.

Ada pengalaman dan pelajaran dalam sejarah. Zhang Daoling di Dinasti Han Timur, dia meminta orang yang sakit dan terinfeksi untuk mengingat kesalahan yang mereka lakukan dalam hidup mereka satu per satu, menuliskannya dengan pena, membuangnya ke air, dan pada saat yang sama bersumpah demi Tuhan bahwa mereka tak akan pernah melakukan kesalahan dan melakukan hal yang baik, wabah itu benar-benar lenyap ketika orang-orang satu per satu melakukan metode ini. 

Contoh serupa dapat ditemukan di Eropa di mana, pada tahun 1633, wabah hitam melanda desa Oberammergau di Bavaria, Jerman, di mana setidaknya satu orang meninggal di setiap dua rumah tangga.  Penduduk desa pun ketakutan. Dipimpin oleh seorang pendeta, mereka berlutut dan berdoa kepada Tuhan.  Jika Tuhan menyelamatkan mereka dari maut hitam, mereka akan menghormati-Nya dengan tindakan nyata. Sejak mereka mengikrarkan sumpah, maut hitam tak pernah merenggut nyawa seorangpun dari penduduk desa.

Tradisi 5.000 tahun Tiongkok adalah manusia selaras dengan alam, menghormati Tuhan dan takdir. Banyak orang Tiongkok saat ini tak percaya lagi kepada Tuhan, prinsip ilahi atau pembalasan karma karena ateisme yang ditanamkan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT)  yang menghancurkan manusia. Sekarang Tuhan akan mulai memberantas PKT, mereka yang telah bergabung dengan partai, menjadi bagian dari partai, liga pemuda  dan organisasi PKT juga akan terlibat jika mereka tidak memisahkan diri dari PKT. Ini seperti orang-orang di atas kapal yang berlayar ke jurang, kecuali mereka melompat dan meninggalkan kapal, mereka semua akan menghadapi nasib tenggelam. Namun, banyak dari mereka yang bergabung di bawah propaganda PKT, godaan kepentingan dan tekanan sosial, dan mereka tak benar-benar percaya kepada PKT. Akan sangat tidak bijaksana dan memilukan bagi mereka ikut terseret ke dalam jurang dan dikubur bersama Partai Komunis Tiongkok.

Langit penuh dengan belas kasih dan telah memberikan peringatan serta kesempatan yang cukup kepada manusia. Selama 23 tahun penganiayaan, praktisi Falun Gong telah mengatakan yang sebenarnya tentang Falun Gong,  penganiayaan terhadap Falun Gong, dan kebenaran tentang Partai Komunis Tiongkok.  Secara khusus, editorial “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” yang diterbitkan oleh The Epoch Times pada tahun 2004 secara sistematis menguraikan sejarah tirani Partai Komunis Tiongkok dan sifat roh jahat yang memungkinkan banyak orang untuk melihat Partai Komunis Tiongkok dengan jelas.

Di tengah pandemi, ada kesulitan dan krisis di mana-mana, tetapi ada juga peluang dan harapan. Jika wabah itu ditujukan kepada PKT, maka obat terbaik adalah mengundurkan diri dari partai, liga pemuda dan resimen. Menjauhlah dari PKT secara mental, spiritual, dan organisasi, kembali kepada budaya dan nilai-nilai tradisional Tiongkok, dan berpegang teguh pada jalan yang mulia, kita akan dilindungi oleh Tuhan.

Partai Komunis Tiongkok tidak sama dengan Tiongkok. Mundur dari PKT adalah langkah bijak yang benar-benar bermanfaat bagi negara, rakyat dan diri mereka sendiri, dan akan menguntungkan generasi mendatang.

Saat ini, lebih dari 400 juta orang di daratan Tiongkok telah membuat pilihan yang tepat dan memberikan contoh dengan “mundur” dari PKT dan organisasi yang berafiliasi dengannya. Mereka yang belum mundur, mereka yang masih ditipu oleh Partai Komunis Tiongkok, perlu merenung dan menyelamatkan diri mereka sendiri. Mereka yang telah berpartisipasi dalam penganiayaan harus dengan tulus menyesali dan bertobat atas apa yang telah mereka lakukan, menolak PKT, memperlakukan Falun Gong dengan baik, dan menebus kesalahan mereka. Semoga semua orang-orang di Tiongkok melewati bencana dengan selamat dan menyambut hari esok yang lebih baik.