Di Beijing Ada Tungku Kremasi Runtuh, Ada Krematorium Melarang Keras Wawancara dan Ambil Gambar

oleh Zheng Gusheng

Jumlah kasus kematian akibat epidemi di Tiongkok terus meningkat. Situasi yang terjadi di Beijing bahkan lebih mengerikan. Kabarnya tungku kremasi di Rumah Duka Daxing runtuh akibat kelebihan beban. Sedangkan Rumah Duka di Beijing Dongjiao mengeluarkan pemberitahuan darurat yang melarang keras karyawan rumah duka menerima wawancara dari pihak luar mana pun juga pengambilan gambar situasi tragis yang sedang dialami rumah duka.

Pada 26 Desember, ada sebuah postingan rekaman suara di Internet yang diduga merupakan percakapan antara seorang karyawan rumah duka di Beijing dengan seorang kenalan dekatnya.

Karyawan tersebut mengungkapkan bahwa rumah duka di Beijing semua beroperasi 24 jam sehari, bahkan tungku kremasi di Rumah Duka Beijing Daxing sampai runtuh akibat kelebihan beban. Rumah duka tempat dirinya bekerja sejak beberapa hari lalu telah menghentikan penerimaan jenazah untuk dikremasi dan berkonsentrasi untuk memproses jenazah yang sudah ada.

Dia juga mengatakan bahwa semua krematorium kewalahan menangani pembakaran jenazah, sampai-sampai pemerintah Beijing membantu koordinasi dengan membiayai pembangunan tempat pendingin jenazah di semua rumah duka utama.

Selain itu, pada 27 Desember, sebuah Pemberitahuan Darurat yang dikeluarkan pada 19 Desember oleh Rumah Duka Beijing Dongjiao beredar di Internet. 

Isi pemberitahuan tersebut adalah bahwa karyawan rumah duka dan unit outsourcingnya dilarang keras untuk menerima wawancara, membocorkan situasi tragis di dalam rumah duka, termasuk pengambilan gambar situasi kerja.

Pemberitahuan mendesak yang dikeluarkan oleh Krematorium Beijing Dongjiao pada 19 Desember 2022 yang diposting di Internet. (foto Internet)

Reporter Epoch Times mencoba menghubungi Rumah Duka Beijing Dongjiao lewat sambungan telepon pada 27 Desember, Seorang karyawan pria yang menjawab telepon mengatakan bahwa dirinya tidak diperkenankan untuk menerima wawancara, dan meminta reporter untuk meninggalkan nomor telepon, agar bisa dihubungi oleh petugas di departemen tingkat yang lebih tinggi demi keterpaduan jawaban.

Sebelumnya, ada berita yang beredar di Internet bahwa Beijing telah meluncurkan tempat pendingin jenazah berskala besar agar jenazah tidak diletakkan di mana-mana karena menunggu antrean kremasi, atau sampai oleh keluarga dialihkan ke krematorium di pinggiran kota yang mana bisa membocorkan kebenaran bahwa jumlah kematian di Beijing sungguh luar biasa banyaknya.

Menurut laporan Voice of America, baru-baru ini banyak petugas polisi yang diturunkan untuk “melindungi” rumah duka di Beijing, agar situasi tragis di krematorium tidak bocor ke Internal.

Sejumlah besar video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa ada antrian panjang kendaraan di luar krematorium di Beijing, jenazah berserakan di seluruh rumah sakit, bahkan jenazah ditumpuk di tempat parkir terbuka rumah sakit dan rumah duka untuk menunggu penanganannya.

Ada lebih dari sepuluh rumah duka di Beijing, jika semuanya beroperasi selama 24 jam sehari, mereka dapat memproses ribuan jenazah setiap hari. Menurut informasi masyarakat, pada 2018 (sebelum COVID-19) rata-rata jumlah kremasi per hari di kota itu kurang dari 300 jenazah.

Mengenai jumlah kasus kematian akibat epidemi di Beijing, media Hongkong “Ming Pao” pernah melaporkan, bahwa pada 17 Desember saja, ada lebih dari 2.700 orang di Beijing yang meninggal dunia di dalam rumah mereka sendiri akibat terinfeksi COVID-19. Sedangkan jumlah kasus kematian di rumah-rumah sakit yang ada di Beijing belum masuk hitungan lho ! (sin)