Korea Selatan Membentuk Unit Khusus untuk Melawan Invasi Pesawat Tak Berawak Korea Utara

oleh Chen Yue

Menghadapi invasi pesawat tak berawak / drone Korea Utara ke wilayah udara Korea Selatan, Selasa (27/12/2022) Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Korea Selatan segera akan membentuk sebuah departemen militer guna mengatasi hal tersebut.

Pada Selasa, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan sebagai tanggapan atas invasi pesawat tak berawak Korea Utara ke Korea Selatan bahwa pemerintah sebelumnya sejak tahun 2017 tidak menanggapi hal ini, bahkan tidak memiliki pelatihan apa pun. Ia berjanji akan segera membentuk departemen khusus untuk menghadapinya.

Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan, mengambil insiden kemarin sebagai peluang, kami akan mempercepat rencana kami untuk membentuk pasukan drone secepat mungkin. Kemudian kami akan menggunakan drone siluman tercanggih untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pengintaian.”

Pada Senin, ada 5 pesawat tak berawak Korea Utara melintasi wilayah udara Korea Selatan. Segera setelah itu, militer Korea Selatan meluncurkan jet tempur dan helikopter, serta menembakkan lebih dari 100 peluru artileri, tetapi tak satu pun yang mengenai sasaran untuk pengusiran.

Militer Korea Selatan meminta maaf pada hari Selasa dan berjanji untuk secara aktif meningkatkan kemampuan serangan anti-drone di masa mendatang.

Kang Shin-chul, pejabat senior Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan : “Kemarin, lima drone melanggar wilayah udara Korea Selatan. Sayangnya, meskipun militer kami mengetahui dan melacaknya, tetapi kami tidak dapat menembak jatuh mereka”.

Yoon Suk Yeol menekankan bahwa insiden ini sepenuhnya menunjukkan bahwa perjanjian militer dan harapan baik sepihak Korea Selatan untuk perdamaian tidak dapat mengatasi ancaman Korea Utara.

Yoon Suk Yeol mengatakan : Saya pikir rakyat kita baru saja menyaksikan sendiri betapa berbahayanya jika Korea Selatan hanya mengandalkan perjanjian militer dan persahabatan dengan Korea Utara”.

Invasi drone Korea Utara juga telah menimbulkan keraguan dan kekhawatiran masyarakat terhadap sistem pertahanan udara Korea Selatan.

Kim Ji-Won, penduduk Distrik Eunpyeong, Seoul, Korea Selatan mengatakan : ia memiliki pemikiran yang mengerikan bahwa jika pesawat tak berawak itu berisi bom, itu akan memicu perang atau semacamnya”.

Jeong Ji-Yeon, warga Seoul, Korea Selatan mengatakan : “[Selama konflik baru-baru ini] kami telah melihat beberapa serangan senjata kimia menggunakan senjata pemusnah massal serta drone. Sampai batas tertentu, kejadian ini jelas menunjukkan bahwa ada juga kemungkinan itu”.

Menurut hasil laporan tahun 2016 yang dikeluarkan tim pemantau sanksi PBB, bahwa Korea Utara memiliki sekitar 300 unit drone dari berbagai jenis. (hui)