Penelitian dari Inggris : Epidemi Sebabkan 110.000 Kematian di Tiongkok Pada Desember, Bakal Memuncak Pada Januari

oleh Luo Tingting

Pada 30 Desember, sebuah perusahaan penelitian Inggris memperkirakan bahwa saat ini jumlah kasus kematian warga Tiongkok karena COVID-19 mencapai 11.000 setiap harinya, dan sudah mencapai total 110.000 kematian sejak awal Desember tahun ini. Pihaknya memperkirakan bahwa puncak kematian akan terjadi pada 23 Januari 2023, di mana ketika jumlah kematian dalam satu hari meningkat menjadi sekitar 25.000 kasus.

Airfinity, sebuah perusahaan penelitian data pengawasan yang berbasis di Inggris, memperbarui data di situs resminya pada 30 Desember, disebutkan bahwa sejak 1 Desember, jumlah kasus infeksi di daratan Tiongkok secara total telah mencapai 200,4 juta, yang menyebabkan jumlah kematiannya secara total mencapai 110.000 kasus.

Pekan lalu, Airfinity memperkirakan ada 5.000 orang warga Tiongkok yang meninggal dalam satu hari. Tetapi seminggu kemudian, perkiraan jumlah korban tewas telah dinaikkan menjadi lebih dari dua kali lipat.

Perusahaan tersebut dalam pernyataannya yang dirilis pada 29 Desember menyebutkan bahwa epidemi di Tiongkok akan mencapai puncak pertamanya pada 13 Januari 2023, ketika jumlah infeksi harian secara total mencapai 3,7 juta kasus. Dan puncak kematian akibat epidemi akan terjadi pada 23 Januari 2023, di mana ketika jumlah kematian dalam satu hari meningkat menjadi sekitar 25.000 kasus, dan jumlah kumulatif kematian mencapai 584.000 kasus.

Airfinity memperkirakan bahwa pada akhir  April tahun depan, jumlah kematian di seluruh Tiongkok akibat epidemi akan mencapai 1,7 juta kasus.

Setelah COVID-19 mulai merebak dari Kota Wuhan, Tiongkok pada tahun 2020, Airfinity mendirikan platform pertama di dunia yang melakukan analisis dan intelijen kesehatan tentang kasus epidemi COVID-19. Platform tersebut digunakan untuk melacak tren epidemi di seluruh dunia.

Namun, perusahaan mengatakan bahwa data perkiraan itu didapatkan berdasarkan estimasi menurut model yang dihasilkan oleh data yang disediakan provinsi Tiongkok sebelum perubahan pelaporan data terbaru.

Namun, menurut situasi penyebaran epidemi di berbagai bagian Tiongkok saat ini, angka sebenarnya mungkin bisa lebih tinggi dari perkiraan.

Pada awal  Desember tahun ini, pemerintah Tiongkok tiba-tiba melonggarkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi, sehingga virus menyebar dengan sangat cepat dari kota-kota tingkat pertama seperti Beijing, Shanghai, dan Wuhan sampai ke daerah pedesaan. Rumah sakit dan rumah duka di seluruh negeri penuh dengan orang, tempat tidur rumah sakit sangat tidak mencukupi, jumlah kematian melonjak, dan antrian kremasi jenazah bahkan harus menunggu hingga tahun depan.

Zhang Wenhong, Direktur Pusat Pengobatan Penyakit Menular Nasional Tiongkok mengatakan dalam seminar sains populer dan pencegahan epidemi pada 29 Desember, bahwa tingkat infeksi selama Tahun Baru Imlek dapat mencapai 80%, ia berharap semua warga masyarakat mengurangi makan malam bersama di penghujung tahun macan.

Tetapi beberapa netizen membalas : “Rekan-rekan saya, lingkaran teman-teman saya, dan keluarga saya hampir semuanya sudah positif, bukan cuma 80%, lebih ! Itu artinya tidak tersisa, betul ?!?”

Karena banyaknya kematian, pemerintah Tiongkok baru-baru ini merevisi definisi kematian yang diakibatkan oleh epidemi. Kematian akibat epidemi hanya diakui jika orang yang meninggal itu terkena gagal napas setelah didiagnosis positif COVID-19. Hanya ini yang dimasukkan dalam data resmi kematian akibat epidemi, sementara yang lain tidak diakui sebagai kematian akibat epidemi, tetapi digolongkan sebagai penyakit bawaannya yang bertambah parah. 

Setelah pemerintahan partai komunis Tiongkok melonggarkan kebijakan pencegahan epidemi pada 7 Desember tahun ini, Kematian akibat epidemi yang secara resmi dilaporkan hanya 10 kasus. Pada 29 Desember, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok melaporkan bahwa kematian akibat epidemi baru hanya 1 kasus, yang memicu kemarahan masyarakat.

Ms. Guo Jun, pemimpin redaksi The Epoch Times dalam program “Forum Elit” menyebutkan bahwa Tiongkok telah jatuh ke dalam perangkap Tacitus, rakyat jelata telah tidak lagi mempercayai pemerintahan PKT. Sekarang PKT mulai menghadapi kegagalan sistem, dan keruntuhannya sudah tidak lama lagi. (sin)