Gambar Satelit Ungkap Kebohongan PKT, Model Data : Setiap Hari Lebih dari 20.000 Orang Tewas

oleh Yu Ting

Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang tiba-tiba enggan mengurusi lagi pencegahan terhadap epidemi terus berusaha keras untuk menutupi kebenaran tentang kasus epidemi yang terjadi di dalam negerinya. Namun, ia tak berkutik ketika gambar satelit menunjukkan seluruh krematorium di seluruh Tiongkok luar biasa sibuk dalam menangani jumlah jenazah yang sedang menunggu giliran. Data analisis menunjukkan bahwa jumlah kematian per hari mencapai lebih dari 20.000 orang.

Melalui gambar satelit terlihat sejumlah rumah duka / krematorium di Beijing, Chengdu, Nanjing, Tangshan dan tempat lainnya sedang mengalami kenaikan jumlah kendaraan yang mengantri giliran kremasi. Bahkan Rumah Duka Tongzhou di Beijing sedang memperluas tempat untuk parkir kendaraan akibat membludaknya jumlah kendaraan.

Seorang anggota staf rumah duka di Shantou, Guangdong mengatakan : “Sekarang seluruh Shantou seperti ini, bahkan seluruh Tiongkok juga sama seperti ini. Sekarang banyak sekali jenazah”.

Ms. Ye, seorang warga desa di sekitar Shanghai menuturkan : “Antrean panjang juga terlihat di krematorium di daerah pedesaan. Butuh lebih dari sebulan untuk mendapat giliran kremasi. Jenazah terlihat di mana-mana. Saat ini daerah pedesaan sedang diserang wabah, nyaris semua orang positif terinfeksi. Tetapi krisis obat-obatan, kondisi medis pun buruk, jadi kami hanya bisa menunggu mati”.

Tetapi data resmi yang dirilis PKT dibuat sedemikian rendah, coba lihat : Statistik Kasus COVID-19 dalam sebulan terakhir, yakni terkonfirmasi total 120.000 kasus dengan jumlah kematian hanya 30 kasus. Seorang netizen sampai mencemoohnya dengan mengatakan : “Tidak salah jika 120.000 kasus itu cuma ada di kota kami”.

Pada 12 Januari, Airfinity, sebuah perusahaan analisis data kesehatan Inggris yang memperbarui perkiraannya menyebutkan bahwa kasus infeksi baru di Tiongkok saat ini diperkirakan mencapai sekitar 3,37 juta kasus setiap hari, dengan jumlah kematian hariannya  yang mencapai lebih dari 20.000 kasus.

Media Tiongkok Caixin.com pada 12 Januari yang mengutip ucapan Zeng Guang, seorang pakar resmi PKT memberitakan bahwa puncak kasus infeksi di daratan Tiongkok masih akan berlangsung selama 2 hingga 3 bulan, bahkan puncak keparahannya penyakit bisa bertahan lebih lama.

Dalam menghadapi epidemi yang menggelora, PKT pertama-tama menolak niat baik Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jerman untuk menyumbangkan vaksin, dan kemudian mengeluarkan obat khusus Pfizer “Paxlovid” dari jaminan asuransi kesehatan. Logika di balik perilaku ini cukup mencurigakan.

Komentator urusan internasional Tang Hao menjelaskan : “Jika (PKT) menerima bantuan vaksin dari Eropa dan Amerika Serikat, itu sama saja dengan mengakui bahwa vaksin dalam negeri Tiongkok tidak seefektif vaksin negara asing. Selain itu, jadi secara tidak langsung mengakui bahwa vaksin yang diberikan PKT kepada rakyat selama 3 tahun terakhir adalah produk yang lebih rendah, dan itu juga menusuk apa yang mereka sebut sebagai “kepercayaan diri terhadap sistem” yang sejak mulai epidemi terus dibanggakan oleh PKT. Membuat rakyat jadi tahu bahwa apa yang diucapkan pemerintah itu semua adalah kebohongan, omong kosong. Selain itu, jika obat-obatan buatan asing dimasukkan dalam jaminan asuransi kesehatan, maka obat-obatan ini akan digunakan secara luas oleh masyarakat. Jika obat-obatan ini benar-benar efektif dalam mengatasi wabah, maka obat buatan dalam negeri yang baru, yakni VV116 yang dikembangkan oleh pabrik farmasi Tiongkok akan kehilangan daya tarik pasarnya, yang tentunya juga akan secara serius mempengaruhi kepentingan para elit”. (sin)