Stok Obat Terapi Human Immunoglobulin di Tiongkok Menipis, Calo Membuat Harganya Melambung Tinggi

Xia Dunhou dan Liu Fang mewawancarai dan melaporkan

Setelah partai komunis Tiongkok secara mendadak membuka blokade, seluruh negeri ini mengalami kepanikan karena mengalami kekurangan obat. Baru-baru ini, obat-obatan menjadi rebutan. Bahkan, obat terapi human Immunoglobulin meroket, sementara pasien yang membutuhkannya mengalami kesulitan mendapatkannya. 

Human Immunoglobulin adalah singkatan dari imunoglobulin intravena, juga dikenal sebagai Gammaraas Immune Globulin. Baru-baru ini, mengalami kekurangan pasokan.  Obat terapi ini untuk menambah antibodi dan mencegah infeksi pada orang yang kekurangan antibodi.  

Pada saat yang sama, ada “calo” yang berspekulasi dengan harga tinggi. Awalnya, sebotol imunoglobulin 2,5 gram berharga RMB. 400 hingga RMB. 600 atau setarap Rp 800 ribu sampai Rp 1,3 juta tetapi sekarang melonjak menjadi dua kali lipat.

Netizen di Weibo melaporkan, “Tidak ada imunoglobulin di rumah sakit. Kami membeli sebotol seharga RMB 2.600.”

Mr  Wang (nama samaran), seorang warga Wuhan, mengatakan bahwa pada malam Tahun Baru tahun ini, dia membeli human immunoglobulin dengan harga tinggi di pasar gelap.

Human Immunoglobulin

Wang  berkata : ” kami  berhasil membeli lusinan botol Human Immunoglobulin pada saat itu.  Kami membelinya pada malam Tahun Baru seharga RMB. 700 pada waktu itu, tetapi sekarang harganya sangat mahal, dan harganya lebih dari RMB. 1.000 per botol. Apotek di Wuhan, Hubei juga menjualnya, tetapi tampaknya lebih mahal, sekarang hampir RMB. 2.000 per botol. Sepertinya Shanghai juga.”

Seorang pegawai di apotek di Shanghai berkata : “Kami tak menjualnya lagi. Sekarang Anda tidak dapat membeli immunoglobulin ini. Semuanya ada di apotek di sebelah rumah sakit. Anda tidak dapat membelinya hanya dari apotek, karena persediaannya terbatas sekarang.”

Reporter itu menghubungi beberapa apotek lain di Beijing dan Shanghai, dan mereka semua mengatakan kehabisan stok.

Menurut The Paper,  Human Immunoglobulin adalah produk plasma darah. Setelah merebaknya epidemi, karena lonjakan jumlah orang yang terinfeksi, pengumpulan plasma normal terpengaruh dalam waktu singkat. Sebelumnya, sejumlah perusahaan biofarmasi mengeluarkan pengumuman yang mengatakan bahwa  Immunoglobulin sangat dibutuhkan.

Di sisi lain, dengan merebaknya wabah secara serius, permintaan imunoglobulin  meningkat pesat. Ditambah dengan penimbunan dan harga tinggi oleh calo yang  menyulitkan orang-orang untuk membeli obat.

Lebih buruk lagi, pasien dengan defisiensi imunoglobulin primer membutuhkan 15 hingga 18 suntikan imunoglobulin sebulan untuk tetap hidup. Jika kekurangan obat terus berlanjut, pasien-pasien ini akan berada dalam bahaya.  (hui)