Ratusan Pasukan TNI dan Polri Dikerahkan Setelah Bentrokan di Pabrik Smelter Nikel Berujung Maut

Reuters via The Epoch Times

Sebanyak dua orang pekerja tewas dalam bentrokan dan kerusuhan di sebuah pabrik peleburan nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada akhir pekan lalu, seperti yang dikonfirmasi para pejabat kepada Reuters pada Senin 16 Januari.  Sementara itu, ratusan personel keamanan dari TNI dan Polri dikerahkan untuk menjaga ketertiban setelah protes mengenai gaji dan keamanan menjadi tidak terkendali.

Seorang pekerja asal Indonesia dan seorang pekerja asal Tiongkok tewas dalam bentrokan di smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), yang dimiliki oleh Jiangsu Delong Nickel Industry dari Tiongkok, yang melibatkan para pengunjuk rasa, pekerja, dan petugas keamanan. Hal demikian dikonfirmasi oleh  Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didik Supranoto.

Ia juga mengatakan, beberapa kendaraan perusahaan dibakar dan sekitar 100 kamar asrama rusak. 

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, mengatakan bahwa 17 orang jadi tersangka pengrusakan di antara 71 orang yang ditahan karena insiden tersebut, dan lebih dari 500 anggota pasukan keamanan telah dikerahkan untuk mengamankan daerah tersebut, dengan lebih banyak bala bantuan yang akan datang.

“Saat ini personel pengamanan baik dari TNI dan Polri sampai dengan saat ini telah diturunkan kurang lebih 548 orang dan akan kita tambah lagi dengan 2 SSK Brimob dari pusat,” tambahnya.

“Smelter akan kembali beroperasi besok pagi. Saya minta masyarakat dan karyawan tidak mudah terprovokasi,” ujarnya dalam konferensi pers.

Kapolri juga mengatakan Presiden memerintahkan kepada kepolisian untuk menindak tegas terhadap para pelaku tindak pidana, kepada para pelaku pengrusakan, dan para pelaku pelanggar hukum. Presiden meminta kepolisian mengungkap ini seterang-terangnya dan juga menjaga, serta mengawal agar seluruh kegiatan operasional yang dilaksanakan oleh perusahaan kembali bisa berjalan.

Di akhir keterangannya yang disiarkan secara langsung dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kapolri menegaskan bahwa Polri dan TNI siap untuk memberi pengamanan dan pengawalan karena industri tersebut tidak hanya berpengaruh bagi para tenaga kerja, tetapi juga untuk negara.

“Polri dibantu TNI siap untuk mengawal dan mengamankan karena ini tentunya juga berdampak kepada tenaga kerja-tenaga kerja Indonesia yang juga bekerja di situ, dan tentunya produk dari kegiatan smelter ini tentunya kan juga memiliki nilai tambah bagi negara khususnya dalam hal penambahan devisa terkait dengan program hilirisasi industri,” ungkapnya.

Ada sekitar 11.000 pekerja Indonesia di pabrik GNI dan 1.300 tenaga kerja asing, kata Listyo.

GNI memulai pembangunan smelter pada akhir tahun 2021 dengan kapasitas tahunan sebesar 1,8 juta ton dan perkiraan total investasi sebesar $2,7 miliar.

Pengunjuk rasa Minggu Bulu, seorang anggota kelompok buruh dan mantan karyawan GNI, mengatakan bahwa telah terjadi beberapa kecelakaan fatal di fasilitas tersebut pada tahun lalu, termasuk sebuah sepeda motor yang menabrak alat berat dan ledakan di smelter.

GNI tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar atas tuduhan tersebut dan polisi tidak dapat mengonfirmasi apakah telah terjadi kecelakaan yang mematikan.

“Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja sangat buruk, jadi kami meminta perusahaan untuk menerapkannya sesuai dengan hukum,” kata Minggu, seraya menambahkan bahwa para pekerja juga tidak memiliki peralatan keselamatan yang memadai.

GNI dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa mereka sedang melakukan “investigasi yang mendalam dan menyeluruh” dengan polisi.

Protes dengan kekerasan  terjadi secara sporadis di wilayah Sulawesi yang kaya akan mineral, yang baru-baru ini mengalami booming investasi di bidang nikel yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik.

Sebuah tim pemerintah akan dikirim ke lokasi pada Selasa 17 Januari, sementara menteri koordinator yang mengawasi pertambangan, Luhut Pandjaitan, akan memanggil manajemen GNI minggu depan, kata kata Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves, Septian Hario Seto

Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Wang Wenbin pada Senin mengatakan bahwa kedutaan besar Tiongkok di Indonesia telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Indonesia mengenai insiden ini.

” Tiongkok akan terus menjaga komunikasi yang erat dengan pihak Indonesia dan mendorong penyelesaian yang sesuai hukum dan tepat untuk insiden ini,” katanya. (asr)

Oleh Bernadette Christina dan Ananda Teresia