Skala Kematian Epidemi di Tiongkok Sangat Besar, 400 Juta Orang Meninggal Dunia dalam 3 Tahun

oleh Lin Cenxin/Yi Ru/Li Peiling

Jumlah kematian akibat COVID-19 di Tiongkok menjadi perhatian dunia. NTD mewawancarai sejumlah kota di Tiongkok dan kota tingkat pertama Shanghai dan menemukan skala kematian yang sangat besar.

Pada  14 Januari, Jiao Yahui, direktur departemen urusan medis dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan pada konferensi pers bahwa dalam 35 hari sejak 8 Desember tahun lalu, telah terjadi total kumulatif 59.938 kematian akibat COVID-19 di rumah sakit  seluruh negeri, yang menimbulkan pertanyaan. Bloomberg mengutip profesor ahli wabah dari University of California, Los Angeles (UCLA) Prof. Zuofeng Zhang bahwa jumlah kematian yang secara resmi dilaporkan oleh Partai Komunis Tiongkok mungkin hanya “puncak gunung es”.

Omicron  menyebabkan lonjakan infeksi di Hong Kong tahun lalu, dengan jumlah kematian kumulatif lebih dari 9.000 kasus dan tingkat kematian 0,77% pada 9 Mei tahun lalu, dan tingkat kematian 0,67% dalam sepekan terakhir dan angka kematian sejauh ini 0,45%.

Ahli virologi Amerika Serikat, Lin Xiaoxu berkata : “Berdasarkan angka-angka di Hong Kong, jumlah kematian di Beijing dalam sebulan terakhir ini, yaitu setelah pembukaan pada awal Desember, akan melebihi 70.000, atau sekitar 0,45%. Jika tingkat kematian seperti itu dihitung, maka jumlahnya akan melebihi. Angka resminya sekarang adalah 60.000 di seluruh negeri, jadi angka ini sama sekali tidak dapat dipercaya.”

Selama periode beberapa waktu terakhir, banyak rumah sakit, rumah duka, kamar mayat dan krematorium di Tiongkok  kelebihan beban. Seorang netizen mengatakan, “Ini mengejutkan! di daerah kecil tempat tinggal seorang kerabat, 21 orang meninggal dunia pada akhir dan awal tahun. Netizen lain berkata, “Di desa kampung halaman saya di Shanxi kehilangan lebih dari 50 lansia.”

 Li, seorang warga dari Provinsi Anhui berkata : “Jumlah orang yang telah meninggalkan daerah tempat saya tinggal sangat menakutkan, hampir setiap minggu,  ada lansia yang meninggal dunia, ada 50 atau 60 lansia di daerah saya, tetapi sekarang mereka semua sudah meninggal dunia, tidak ada satupun dari mereka yang bisa ditemukan.”

Sedangkan Wang Jun, seorang petani di Wuhan berkata : “Ya, mereka semua meninggal dunia beberapa waktu  lalu. Sangat menyedihkan. Beberapa orang tua yang meninggal dunia di rumah selama 5 hari ini tidak ada yang mengetahuinya, karena dia tinggal sendirian, anaknya  sedang bekerja di luar kota.”

Sejumlah video menunjukkan prosesi pemakaman di mana-mana di Shaoyang, Hunan, dengan peti mati berjejer di beberapa aula dan orang-orang berbaris untuk menguburkan orang yang mereka cintai di pegunungan. Seorang penduduk Hunan mengatakan kepada NTDTV bahwa dia bisa melihat balai berkabung didirikan di mana-mana di Kabupaten Kecil tempat tinggalnya. 

Seorang Penduduk Hunan, Li Chun berkata : “(Orang yang meninggal) jauh lebih banyak. Mereka adalah yang tinggal di seberang jalan dan satu di sini setelah meninggal yang satu yang seberang lagi meninggal. Saya mencoba menghitungnya, untuk sebuah kabupaten (dengan penduduk 100.000 orang), saya menghitungnya, seharusnya ada 6 sampai 8 orang di rumah duka, dan area pemakaman juga penuh.”

Ada juga berita bahwa pemerintah telah meminta gudang rantai dingin di Dermaga Wusong, distrik Baoshan, Shanghai, yang biasa digunakan untuk menyimpan makanan laut, untuk menyimpan 8.000 jenazah. Pihak berwenang memperluas insinerator untuk memproses 2.000 jenazah tambahan per hari.

Hu Liren, mantan pengusaha Shanghai yang tinggal di Amerika Serikat: “Shanghai sedang menghadapi masalah. Karena daerah perkotaan terlalu padat, akan ada terlalu banyak kematian. Kemudian jenazah akan terus menumpuk. Apa yang harus dilakukan dengan begitu banyak jenazah ? kita hanya bisa membekukannya, lalu memprosesnya secara perlahan. Untuk memprosesnya perlahan, perlu tempat penyimpanan, jadi menggunakan cold storage di Baoshan Wusong Wharf, yang dulunya membekukan makanan laut. Sekarang tidak ada makanan laut beku, lalu menggunakannya untuk membekukan jenazah.”

Hu Liren, menambahkan bahwa ia memiliki seorang teman yang ibunya meninggal dunia dan butuh waktu hampir dua setengah minggu dari kremasi hingga mengumpulkan abunya. Proses ini biasanya hanya memakan waktu empat hari, yang berarti empat kali lebih banyak kremasi, ditambah lagi dengan fakta bahwa rumah duka sekarang membakar mayat 24 jam sehari, bukannya delapan jam sehari, yang juga berarti jumlah kremasi meningkat tiga kali lipat. Dari sini, diperkirakan jumlah kematian di Shanghai dalam sehari adalah 12 kali lipat dari sebelum wabah, yaitu lebih dari 4.000 orang.

Namun demikian, Shanghai hanyalah sebuah mikrokosmos dari keseluruhan negara. Hu Li Ren mengatakan bahwa jika kita mengalikan jumlah rata-rata kematian dalam sehari sebanyak 12 kali, yaitu sekitar 8 juta dalam setahun di Tiongkok, maka hampir 4 juta orang telah meninggal dunia dalam dua minggu terakhir, dibandingkan dengan 60.000 kematian dalam sebulan yang diklaim oleh Partai Komunis Tiongkok, yang jauh lebih kecil.

Hu Liren berkata : “Karena setiap rumah ada orang yang meninggal dunia. Di beberapa rumah tangga, seperti di antara teman-teman saya, ada beberapa keluarga di mana orang tua telah meninggal dunia, ada 2- 3 orang, ini adalah bencana besar.”

Pada 15 Januari, Master Li Hongzhi, pencipta Falun Gong, mengungkapkan bahwa selama lebih dari tiga tahun,  Partai Komunis Tiongkok telah menutup-nutupi epidemi, yang telah menewaskan 400 juta orang di Tiongkok, dan  500 juta orang akan meninggal dunia di Tiongkok pada saat gelombang epidemi ini berakhir. Master Li mengatakan bahwa ketika SARS terakhir kali muncul, 200 juta orang meninggal dunia di Tiongkok. Beberapa tahun kemudian, ketika Partai Komunis Tiongkok mendapati bahwa jumlah penduduknya menurun, mereka segera memperkenalkan sistem dua anak dan tiga anak.

Dr. Lin Xiaoxu, seorang ahli virologi Amerika Serikat berkata bahwa partai Komunis Tiongkok memiliki banyak penipuan dalam proses ini. Sama seperti ketika epidemi pertama kali merebak di Wuhan,  orang-orang tidak mempercayai angka-angka resmi. Anda harus merilis data dari guci resmi, yang masih merupakan data resmi di dalamnya, artinya setidaknya data Wuhan juga sejauh ini diremehkan.

Lin Xiaoxu percaya pengungkapan Master Li tentang skala kematian di Tiongkok, yang jauh melebihi beberapa pandemi dalam sejarah manusia, sangat mengejutkan. Beliau menginspirasi orang-orang untuk mencari kebenaran daripada tertipu oleh kebohongan Partai Komunis Tiongkok. (hui)