Peringatan 3 Tahun Penutupan Wuhan, Daratan Tiongkok Bekerja Lembur untuk Memproduksi Tungku Kremasi

Ruili dan koresponden khusus Xia Dunhou dari New York – NTD

23 Januari adalah ulang tahun ketiga penutupan Wuhan, warga dengan bunga mengenang orang-orang yang mereka cintai meninggal dunia akibat COVID-19. Pada saat yang sama, tungku krematorium sedang diproduksi di berbagai wilayah di Tiongkok.  

Seorang Warga Wuhan berkata : “Ini semua bunga krisan!”

Pada hari pertama tahun baru di Wuhan, jalanan dan gang penuh dengan bunga krisan. Ini adalah Tahun Baru Imlek pertama setelah pembukaan blokir oleh pemerintah. Warga meratapi orang-orang yang mereka cintai yang meninggal dunia dalam wabah dengan bunga dan persembahan.

Bertapan tiga tahun lalu 23 Januari 2020, otoritas secara resmi mengumumkan blokade Wuhan, kota berpenduduk puluhan juta yang menyebabkan kegemparan di seluruh dunia.

Saat itu, hanya sedikit yang diketahui tentang virus baru tersebut. Meski demikian, otoritas Tiongkok sudah mulai menekan jurnalis independen yang mengungkapkan fakta kebenaran.

Jurnalis warga Li Zehua: “Saya merasakan ada virus di depan saya dan rasa takut kalau-kalau saya akan ditangkap dari belakang.

Li Zehua telah mendokumentasikan apa yang ia lihat dan dengar di “distrik pengabuan mayat”, “krematorium”, dan “stasiun” di Wuhan. Akhirnya, sebelum mengunjungi laboratorium virus, dia secara tidak sengaja dibawa pergi dengan cara yang “dramatis” oleh pejabat keamanan publik Partai Komunis Tiongkok karena dicurigai “mengganggu ketertiban umum” selama siaran langsung.

Kini, tiga tahun kemudian, Li Ze Hua kembali menjadi perhatian publik untuk pertama kalinya. Dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia, Li, yang sekarang belajar di New York. Ia mengatakan b sejak meninggalkan Tiongkok, ia telah menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan “Apa itu Tiongkok? Tiongkok bisa jadi apa?

Ia berkata : “Saya pikir hal yang paling menarik adalah kami tidak melakukan apa-apa, dan semua orang tak melakukan apa-apa. Misalnya, apa yang salah dengan semua orang memegang selembar kertas kosong ? Mereka, atau pembuat peraturan, apa yang kalian takuti?”

Pada Sabtu 21 januari, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengumumkan bahwa dari 13 hingga 19 Januari, total 12.658 kasus kematian  di rumah sakit secara nasional. Jumlah kematian dalam 36 hari sebelumnya hanya mendekati 60.000 kasus.

Namun demikian, jika menurut data Kementerian Urusan Sipil tahun 2020, terdapat 6.619 kremator di seluruh negeri, jika kurang dari 13.000 orang meninggal dunia akibat wabah tersebut dalam waktu seminggu, maka setiap kremator di negara tersebut akan mengkremasi rata-rata kurang dari dua jenazah per minggu.

Angka ini tak diragukan lagi merupakan lelucon bagi orang-orang Tiongkok yang menyaksikan beban krematorium yang mengalami kewalahan luar biasa. 

Li, seorang dokter di Shanxi berkata : “Kami memiliki lebih dari 300.000 orang di kabupaten ini. Lebih dari 4.000 orang  meninggal dunia. Puluhan orang di satu desa meninggal dunia. Jika tidak dapat menyelesaikan kremasi,  akan mengantre selama setengah bulan.

Mr Fan, warga Xianyang, Provinsi Shaanxi berkata : “Banyak orang meninggal dunia dalam epidemi, hanya 700.000 penduduk di kota kami, saya dengar 5.000 orang meninggal, termasuk jutaan orang di daerah pedesaan dan  kabupaten.”

Orang dalam krematorium mengungkapkan di Internet bahwa 6.117 orang meninggal dalam sebulan di Kabupaten Pengze, Jiujiang, Jiangxi, sementara pada tahun-tahun sebelumnya jumlah kematian tidak melebihi 100 orang dan jumlah kematian meningkat 60 kali lipat. Direktur pemakaman setempat mengatakan bahwa sekarang untuk mengambil jenazah dan kremasi perlu mengantri. Sementara itu, produsen tungku kremasi di daratan Tiongkok juga bekerja lembur 24 jam sehari untuk mengejar produksi.

Menurut statistik yang tidak lengkap, sejak Januari, setidaknya ada 37 proyek tender publik terkait produksi tungku kremasi di seluruh negeri. Salah satu pengumuman penawaran menunjukkan bahwa Perusahaan Shandong Hongtai mengalahkan delapan pesaing pada 29 Desember tahun lalu untuk memasok delapan tungku kremasi  rumah duka di Guangzhou.

Rumah duka di Kota Shantou, Provinsi Guangdong bahkan dengan jelas menyatakan dalam tender bahwa “pengiriman dalam waktu 3 hari setelah kontrak ditandatangani, dan instalasi selesai dan dinyalakan untuk digunakan dalam waktu 10 hari” yang menunjukkan tingkat urgensinya.

Wang He, kolumnis Epoch Times, mengatakan: “Proyek Pengadaan secara besar-besaran ini terus bergulir dan tersebar di banyak tempat. Kita bisa berspekulasi bahwa ada kematian berskala besar di Tiongkok.

Kolumnis Epoch Times Wang He mengatakan bahwa setelah banyak media luar negeri merilis berita bahwa “epidemi telah membunuh 400 juta orang dalam tiga tahun”. Sejauh ini, Partai Komunis Tiongkok belum memberikan pembenaran resmi apapun.

Wang He: “Apa artinya semua ini, dia (Partai Komunis Tiongkok) tidak memiliki pikirannya sendiri. Bahkan, ia sudah mendapatkan data ini. Hanya saja, di tingkat atas dikontrol dengan ketat.” (hui)