3 Hari 3 Objek Tak Dikenal Ditembak Jatuh oleh Pesawat Tempur AS, Pentagon Bersikap Tegas

 oleh Xia Yu

Dari Jumat hingga Minggu (10 – 12 Februari), pesawat tempur AS telah menembak jatuh 3 objek tak dikenal yang dua di antaranya berada di wilayah udara AS dan satunya di wilayah udara Kanada. Pentagon mengatakan pada Minggu bahwa AS telah mengamati langit Amerika Utara lebih dekat dan mengambil sikap yang lebih hati-hati terhadap objek yang mengganggu sejak menembak jatuh balon mata-mata PKT pada 4 Februari lalu.

Pentagon mengatakan bahwa  Minggu sore, jet tempur AS kembali menembak jatuh objek keempat yang terbang pada ketinggian 20.000 kaki di atas Danau Huron. Hal ini menggarisbawahi kekhawatiran yang meningkat tentang keamanan wilayah udara Amerika Utara setelah insiden balon mata-mata PKT terlihat terbang melalui udara Amerika Serikat.

Pentagon mengatakan bahwa pada hari Minggu pukul 14:42 ET, sebuah jet tempur F-16 berhasil menembak jatuh objek tersebut dengan menggunakan rudal Sidewinder AIM-9X yang sama digunakan dalam tiga serangan sebelumnya atas perintah Presiden Joe Biden.

Insiden balon mata-mata PKT mendorong AS memperketat pengawasan terhadap wilayah udara AS

Melissa Dalton, Asisten Menteri Pertahanan untuk Pertahanan Tanah Air dan Urusan Keamanan AS mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu, bahwa penembakan objek tak dikenal baru-baru ini di wilayah udara Amerika Utara sejak Jumat (10 Februari) terkait adanya “peningkatan kewaspadaan.”

“Mengingat balon Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang kami tembak jatuh pada Sabtu lalu (4 Februari), kami telah melakukan pengawasan lebih dekat terhadap wilayah udara di ketinggian ini, termasuk meningkatkan kinerja radar kami, ini setidaknya dapat menjelaskan soal peningkatan jumlah objek yang kami deteksi selama seminggu terakhir”.

Melissa Dalton mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan AS tidak mengetahui apa objek tambahan itu, tetapi mereka terbang dekat dengan situs militer yang sensitif dan menimbulkan potensi ancaman bagi penerbangan komersial.

Empat benda telah ditembak jatuh dari wilayah udara Amerika Utara antara Sabtu hingga Minggu. Melissa Dalton juga mengatakan bahwa banyak perusahaan, negara, dan organisasi penelitian dapat menggunakan objek ketinggian tinggi untuk tujuan yang tidak berbahaya, termasuk penelitian yang sah.

Namun, tidak demikian halnya dengan balon mata-mata PKT yang ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari.

“Karena kami belum dapat menilai secara pasti objek-objek (yang tertembak jatuh) baru-baru ini, sehingga kami perlu bertindak dengan sangat hati-hati untuk melindungi keselamatan dan kepentingan kami”, kata Dalton.

“Balon mata-mata PKT tentu saja berbeda karena kita tahu persis apa itu. Tetapi objek-objek (yang tertembak jatuh) baru-baru ini tidak menimbulkan ancaman militer yang dinamis, kecuali hanya karena kedekatannya dengan situs militer yang sensitif, dan ketinggian di mana mereka terbang mungkin Ini menimbulkan ancaman bagi penerbangan sipil, jadi itu memprihatinkan,” katanya.

Mengapa NORAD Mendeteksi Lebih Banyak Objek Terbang ?

Dua dari tiga objek terbang yang ditembak jatuh dalam tiga hari terakhir terbang di dekat Alaska dan di atas Kanada utara pada ketinggian sekitar 40.000 kaki, menimbulkan potensi ancaman bagi pesawat sipil, demikian kata pejabat AS dan Kanada. Para pejabat menyatakan, Kedua objek tersebut tampaknya memiliki balon dengan silinder logam kecil di bawahnya. 

Setelah objek-objek itu ditembak jatuh pada Jumat dan Sabtu, pejabat AS telah menghubungi lembaga penelitian untuk menentukan apakah mungkin balon ketinggian tinggi itu terkait dengan pekerjaan mereka. Namun para pejabat itu juga mengatakan Amerika Serikat tidak mengesampingkan kemungkinan benda-benda itu berasal dari negara asing.

Para pejabat mengatakan bahwa dengan ditemukannya balon mata-mata PKT yang terbang di atas wilayah udara AS telah mendorong NORAD untuk memeriksa lebih dekat terhadap data mentah radar, sehingga mampu mengungkap tanda tanda yang sebelumnya tak terlihat. Data radar tersebut mengarah ke serangkaian objek yang baru ditemukan. Kini Amerika Serikat sedang memutuskan apa yang harus dilakukan dengan benda-benda ini secara real time.

“Apa yang kami lakukan adalah mengubah cara kami memvisualisasikan data radar mentah,” kata salah satu pejabat.

Salah satu alasan NORAD telah mendeteksi lebih banyak objek dalam beberapa hari terakhir mungkin karena NORAD baru-baru ini menyetel ulang filternya untuk lebih mengenali objek yang bergerak lambat yang beroperasi di atas ketinggian tertentu, kata seorang sumber kepada CNN.

Filter tersebut hanya disetel ulang dan diperbesar dalam seminggu terakhir, kata sumber tersebut. Sebuah balon mata-mata PKT terbang di atas Amerika Serikat, memicu perdebatan tentang kemampuan Amerika Serikat dalam mendeteksi dan mempertahankan diri dari kemungkinan objek memasuki udara AS.

AS dapat melacak jalur balon mata-mata sebelum memasuki wilayah udara AS dan akhirnya menembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan, sebagian besar karena dalam setahun terakhir komunitas intelijen AS telah berhasil mengembangkan metode pelacakan balon.

Komandan NORAD : Tidak Mengesampingkan Asal Kedatangannya 

Jenderal Glen VanHerck, komandan Komando Utara AS dan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD), mengatakan pada konferensi pers hari Minggu bahwa mengenai 3 objek tak dikenal yang ditembak jatuh baru-baru ini, dirinya tidak mengesampingkan apakah penjelasan terkait alien atau lainnya, tetapi ia akan mendengarkan pendapat pakar intelijen Amerika Serikat.

Ketika ditanya soal apakah dirinya mengesampingkan asal usul makhluk luar angkasa, Jenderal Glen VanHerck mengatakan : “Saya akan membiarkan komunitas intelijen dan komunitas kontraintelijen untuk mengklarifikasi adanya. Saya belum mengesampingkan apa pun kemungkinannya”.

“Saat ini, kami akan terus menilai setiap ancaman yang tidak diketahui atau potensi ancaman yang mendekati Amerika Utara dan kami terus mencoba untuk mengidentifikasinya”, katanya.

Pejabat pertahanan AS lainnya yang tidak bersedia diungkapkan namanya mengatakan setelah konferensi pers, bahwa militer tidak melihat bukti bahwa objek tak dikenal itu berasal dari luar angkasa.

Glen VanHerck mengatakan kepada wartawan bahwa militer tidak dapat segera menentukan bagaimana ketiga benda terakhir (yang ditembak jatuh) itu bisa tetap berada di ketinggian udara, dan dari mana asal daya pendorong gerak mereka.

“Tentu ada alasannya mengapa kami menyebutnya objek tetapi bukan balon”, kata Jenderal Glen VanHerck. (hui)