Militer AS Menemukan Sensor Vital Pada Balon Mata-Mata PKT Saat Mengangkat Reruntuhan

oleh Luo Tingting

Militer AS menegaskan bahwa pihaknya telah berhasil mengangkat reruntuhan balon mata-mata PKT berikut sensor vital yang mungkin digunakan untuk pengumpulan intelijen di lepas pantai Carolina Selatan yang ditembak jatuh pada 4 Februari lalu.

Pada 13 Februari, Komando Utara AS dalam pernyataannya menyebutkan : Tim penyelamat reruntuhan balon telah berhasil mengangkat beberapa puing penting dari lokasi kecelakaan sejumlah perlengkapan balon seperti sensor utama, elektronik lainnya dan potongan besar dari keseluruhan struktur balon, yang keseluruhannya telah diidentifikasi sebagai bagian dari balon tersebut.

Balon mata-mata PKT berukuran sebesar 3 bus sekolah yang ditembak jatuh oleh jet tempur AS membawa peralatan seberat sekitar 907 kilogram. Balon itu telah terbang di atas udara wilayah Amerika Serikat dan Kanada selama 8 hari sebelum ditembak jatuh saat terbang di lepas pantai Carolina Selatan, Amerika Serikat pada 4 Februari.

CNN melaporkan bahwa pada 10 Februari, sebuah kapal penyelamat yang dilengkapi dengan derek tiba di wilayah laut tempat jatuhnya balon dan mulai melakukan pengangkatan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada 13 Februari bahwa para kru telah  menemukan sejumlah besar puing balon.

Bagian sensitif akan dikirim ke FBI untuk penyelidikan lebih lanjut, kata pejabat pertahanan AS.

Setelah balon mata-mata PKT tertembak jatuh, Amerika Serikat kembali menemukan dan menembak jatuh tiga objek terbang lainnya. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan bahwa setelah insiden balon mata-mata PKT tersebut, Amerika Serikat telah mendeteksi lebih banyak objek terbang setelah mengkalibrasi ulang seluruh radar pemantau yang digunakan.

Amerika Serikat belum mengumumkan asal usul ketiga objek terbang tersebut, namun Menhan Lloyd Austin mengatakan ketika dirinya dalam perjalanan menuju Brussel untuk berpartisipasi dalam pertemuan NATO, “Saya ingin meyakinkan kepada rakyat Amerika Serikat bahwa benda-benda ini tidak menimbulkan ancaman militer bagi mereka yang berada di darat”.

Namun dia mengatakan bahwa objek terbang itu menimbulkan risiko bagi penerbangan sipil dan dapat menimbulkan ancaman pengumpulan-intelijen.

Perdana Menteri Kanada Trudeau mengatakan pada konferensi pers hari itu bahwa dirinya percaya ada hubungan tertentu antara keempat objek terbang yang ditembak jatuh.

Dia mengatakan bahwa keberadaan objek-objek terbang di wilayah udara Amerika Utara adalah “situasi yang sangat serius yang harus kami tangani dengan sangat serius”.

PKT tetap menyangkal bahwa balon yang memasuki wilayah udara AS digunakan untuk pengumpulan intelijen, dan menyatakan ketidakpuasan terhadap AS yang menembak jatuh balon tersebut.

Wall Street Journal yang mengutip ucapan dari pejabat Tiongkok yang mengetahui situasi tersebut memberitakan, bahwa insiden balon mata-mata PKT terjadi tepat saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berencana mengunjungi Tiongkok. Ini adalah kunjungan pejabat tingkat tinggi AS ke Tiongkok dalam 5 tahun terakhir, dan Beijing tidak ingin melihat peristiwa internasional yang membahayakan kunjungan tersebut terjadi saat ini.

Pejabat Tiongkok tersebut mengatakan, Xi awalnya mencoba untuk berdamai dengan AS, melalui Kemenlu Tiongkok dengan memberikan pernyataan yang ditandatangani oleh Xi Jinping yang isinya menyebutkan bahwa balon itu digunakan untuk penelitian cuaca yang keluar jalur, dan  pihak Tiongkok sangat menyesali insiden tersebut.

Laporan itu menyebutkan bahwa pernyataan yang menurut standar Beijing cukup mendamaikan itu ternyata masih gagal mencegah Blinken untuk tidak menunda atau membatalkan perjalanan kunjungannya ke Tiongkok. Situasi kacau dan tindakan balasan di puncak PKT dipandang oleh Amerika Serikat sebagai provokasi yang menyebabkan kegagalan upaya Tiongkok untuk memulai kembali hubungan Tiongkok – AS. (sin)